Twelve

177 26 7
                                    

cw // alkohol

Warning ini untuk jaga-jaga kalo emang nggak suka ya.. Nggak banyak kok, dikit doang 😁

Mari kita lanjut...




Setelah pertanyaannya ke Brian tadi siang, Hyunjin langsung bergegas pergi, kembali ke villa mereka tinggal. Meninggalkan Brian, Yeji, dan Lia yang memanggilnya tanpa henti.

Salah.

Hyunjin merasa kalau perasaannya itu salah. Tidak boleh ada rasa cinta melebihi rasa sayang ke adiknya, ia sudah berjanji pada Yeji waktu itu. Namun, mengapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia takut kalau hal itu akan sampai ke ayah dan ibunya.

"Jin." Pintu terketuk, terdengar suara pelan Yeji memanggil dirinya.

Diam. Ia masih menggelung dirinya dengan selimut.

"Gue masuk ya!"

Yeji akhirnya membuka pintu yang memang sengaja tidak Hyunjin kunci, karena bagaimana pun juga, ia sekamar dengan Brian kali ini. Melihat Hyunjin menyelimuti semua tubuhnya, ia hanya khawatir laki-laki itu akan pingsan karena kepanasan.

"Jin!"

Hyunjin merasakan ranjangnya di duduki, tubuhnya juga diguncang pelan oleh adiknya itu.

"Lo kenapa sih? Sakit?"

Masih tidak ada pergerakan dari Hyunjin, gundukan selimut itu masih terdiam. Yeji akhirnya mulai mengguncang tubuh Hyunjin agak lebih kencang dari sebelumnya.

Terdengar helaan napas kasar, perlahan kain yang menyelimuti Hyunjin tersibak, memperlihatkan laki-laki dengan peluh yang membanjiri wajah dan juga baju tangan buntungnya.

"Gue butuh sendiri," katanya singkat, menatap penuh manik cantik di hadapannya.

"Lo nggak mau bagi sama gue?"

Hyunjin menggeleng pelan, bagaimana bisa membagi kalau masalah utamanya adalah Yeji dan juga perasaannya.

"Jin," panggil Yeji pelan, meraih tangan Hyunjin dan menggenggamnya. Namun, Hyunjin langsung buru-buru melepaskan tautan mereka, membuat Yeji menyerngit kebingungan dengan perubahan Hyunjin tiba-tiba.

"Please, leave me alone!" Hyunjin kembali menyelimuti dirinya dan memunggungi Yeji.

Dengan linangan air mata, Yeji keluar dari kamar Hyunjin dan kembali ke kamarnya yang memang sudah ada Lia dan Brian sedari tadi. Hanya mereka yang mengetahui perubahan Hyunjin ini, mereka juga tidak ingin orang tua mereka mengetahui masalah ini.

"Kenapa?" tanya Lia bingung ketika Yeji masuk dengan tangis tertahan dan langsung memeluk Lia yang sedang rebahan di tempat tidur dengan Brian di sebelahnya.

"Kok nangis, Ji?" Brian buru-buru meletakkan ponselnya di nakas kecil ketika melihat Yeji menangis.

Isakan tangis masih terdengar pelan, teredam oleh pelukan Lia. Kakak beradik itu juga sebenarnya bingung dengan Hyunjin dan lebih bingung ketika Yeji datang sambil menangis.

"Lo diapain?" tanya Brian sambil mengusap punggung adik sepupunya itu, mensejajarkan kepalanya ke arah Yeji.

Yeji hanya menggeleng pelan. "Gue ada salah apa, Oppa? Kenapa Hyunjin tiba-tiba jauhin gue?"

Brian terdiam sambil masih membelai rambut Yeji, menatap gadis itu. Brian sebenarnya menyangka kalau ini ada kaitannya dengan pernyataan Hyunjin sewaktu di pantai tadi, tapi sejujurnya, Hyunjin juga tidak tahu pasti apakah omongan Hyunjin tadi itu benar.

Tangan besarnya kini menghapus jejak-jejak air mata yang ada di pipi Yeji, berusaha untuk memasang senyuman di bibirnya.

"Biar gue yang ngobrol ya sama Hyunjin. Lo tenang aja, mungkin Hyunjin lagi ada masalah. Nanti gue tanyain, mungkin dia mau cerita ke gue, sesama cowok."

Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang