bab 41

38 7 0
                                    

Fenly baru saja tiba di UKS, lelaki itu langsung membenturkan kepalanya kedinding, jujur kepalanya terasa sangat sakit saat inu begitu pun dengan hatinya.

"Gue benci keadaan ini!" teriak Fenly semakin kuat membenturkan kepalanya itu hingga Farhan pun menjadi kaget.

"Fen jangan!" bentak Farhan dengan melindungi kepala Fenly membuat lelaki itu terduduk dilantai marmer.

"Pasti ada jalan keluarnya Fen, jangan gini gue ga suka lihat lo serapuh ini, gimana pun juga lo itu udah jadi adik gue," ucap Farhan memeluk Fenly.

"Hati gue sakit bang, kenapa hubungan yang gue kira akan tenteram kenapa berujung tragis, apa gue memang ga pantas untuk bahagia." ucap Fenly lirih Alya yang baru datang bersama Sri dan Aya langsung berlari menghampiri Fenly.

"Abang gue yakin abang kuat hadapi ini." ucap Alya mengambil alih tubuh Fenly Membuat Sri ingin menangis.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Farhan dengan merangkul kekasihnya itu.

"Aku cuma ga habis pikir sama jalan pikiran Ara, aku ikut rapuh melihat kedua sahabatku gini gimana pun juga mereka sahabat aku bantu pujuk Ara Han," ucap Sri lirih, Farhan langsung memeluk tubuh Sri dengan sayang.

"Percayalah semuanya akan baik-baik saja." ucap Farhan menenangkan.

"Aji gue cariin lo kemana taunya disini," ucap Aisyah memeluk lengan Fajri membuat Aya yang sedari tadi ada disitu cemburu.

"Lo bisa lepasin tangan gue ga? Hargai pacar gue tolong Syah!" bentak Fajri melepaskan tangannya dari Aisyah namun gadis itu menggeleng.

"Ya, lo jangan cemburu dong gue lebih dulu kenal sama Fajri dan Fenly dari pada lo." ucap Aisyah kesal membuat Fajri menepis tangan Aisyah, Aya pun memilih pergi dari pada keadaannya semakin panas.

"Jangan pernah sentuh gue, gue itu kekasih Aya walau lo lebih kenal sama gue dari dulu!" bentak Fajri menyusul Aya.

"Kalian semua bisa pergi? Tinggalkan gue sendiri disini!" bentak Fenly membuat mereka terkejut.

"Tapi Fen~"

"Tolong kalian semua pergi!" teriak Fenly memotong perkataan Farhan membuat mereka mau tidak mau meninggalkan Fenly diUKS sendiri.

Ceklek!

Setelah pintu ditutup Fenly pun kembali terisak. "Ra, gue butuh lo jangan pergi."

Hingga tanpa sadar matanya pun melihat sebuah pisau buah yang terletak dimeja samping brankarnya, tangan lelaki itu pun dengan cepat mengambil pisau itu dengan senyum miringnya.

Fajri masih terus mengejar Aya yang berjalan dengan tergesa gesa.

"Sayang tunggu! Aya dengerin dulu." ucap Fajri mencekal tangan Aya.

"Apa lagi? Tidak cukup kamu buat aku cemburu  itu Aisyah butuh kamu dia kenal kamu lebih dulu harusnya kamu pacaran sama dia bukan denganku." ucap Aya kesal membuat Fajri tersenyum.

"Dia memang kenal aku lebih dulu, tapi aku maunya kamu bukan dia Aya, aku cinta sama kamu bukan dia, sayang percaya, hm." ucap Fajri tulus dan lembut, Aya pun menatap manik mata lelaki itu mencari letak kebenarannya.

"Maaf, aku tadi cemburu." cicit Aya Fajri pun memeluk kekasihnya.

"Kamu berhak cemburu, tapi percayalah hati aku cuma ada kamu, kita harus bantu Ara dan Fenly baikan dulu, hm?" ucap Fajri membuat Aya memgangguk.

"Nah gitu dong kalian dua baikan, sekarang masalah di Ara susah banget tu anak keras kepala kek Farhan." celetuk Gilang yang baru datang bersama yang lainnya.

"Apaan lo bawa nama gue?" tanya Farhan mengenggam tangan Sri.

"Waktu hubungan lo hampir hancur lo keras kepala buat Sri nangis terus, eh adek lo juga keras kepala buat Fenly jadi drop." sindir Gilang membuat Sri menatap tajam abangnya itu.

"Sudah sekarang ayo kita bersatu membantu Fenly dan Ara bersama lagi jangan ribut dulu." ucap Sri dengan mengulurkan kedepan tangan kanannya dan yang lain pun mengikutinya, mereka akan bersatu untuk para sahabatnya.

Didalam ruangan Fenly telah tersenyum miring dengan tangan yang sejak tadi mengenggam pisau buah tersebut.

Prang!

"Itu apaan Lang, kaget gue didalam ada siapa?" tanya Shandy mengelus dadanya.

"Didalam ada Fenly!" ucap Farhan panik, mereka semua langsung berlari memasuki ruang UKS.

Dan setibanya disana mereka semua terkejut, karena lantai telah banjir oleh darah Fenly karena lelaki itu menyayati tangannya bahkan Fenly hampir setengah sadar.

"Abang!" teriak Alya.

"Ayo kita bawa Fenly kerumah sakit takutnya telat kalau nunggu lama." ucap Farhan yang diangguki oleh beberapa lelaki.

"Kalian semua pergi nyusul Fenly Alya kamu juga ikuti abang ya, Farhan, gue dan Aya mau beri Ara sedikit pelajaran biar tu anak ga keras kepala lagi." ucap Sri lembut diangguki oleh mereka semua.

Akhirnya Ara kembali ke kelasnya Sri dan Aya hanya terdiam melihat Ara sudah di kelasnya, Sri dan Aya hanya kecewa kepada Ara, kenapa dia keras kepala dan Farhan mengerti dengan sikap kekasihnya kepada sang adiknya lalu Farhan mengobrol dengan Ara.

"Ra abang mau tanya apa kamu masih sayang sama Fenly?" tanya Farhan lembut.

"Han sudah lah jangan di tanya kayak gitu dia hanya keras kepala," ucap Sri kepada Farhan.

"Jujur Ra sama abang, apa kamu masih sayang sama Fenly, kalau kamu masih sayang, kamu perjuangin jangan keras kepala gini dong dek," kata Farhan sambil mengelus rambut milik Ara.

"Ra kita gak mau lo sedih kayak gini Ra, kenapa sih lo susah banget di bilangin kenapa Ra?" tanya Sri penuh penekanan.

"Gue cuman gak mau Fenly berantem sama orangtuanya itu gue gak mau," kata Ara berbicara.

"Iya Ra kita tahu, tapi ini semua ada jalan keluarnya apa lo mau Fenly drop lagi apa lo mau, Fenly meninggal kan kita semua hah pikir dong Ra, gue tahu lo gak mau melihat Fenly berantem sama orangtuanya, tapi kenapa lo langsung menyerah gini aja Ra kenapa?" tanya Sri sambil membentak Ara.

Farhan hanya terdiam Sri membentak  Ara, emang benar di katakan Sri, Ara hanya memikirkan dengan keras kepalanya itu, sahabat sahabatnya tak bisa habis pikir dengan Ara.

"Iya Ra bener kata Sri seharusnya lo gak mutusin Fenly begitu saja Ra, kenapa sih lo harus mentingin ego lo sendiri kenapa, kalau Fenly ngedrop kembali gimana hah Ra," ujar Aya kepada Ara gak habis pikir sama sahabatnya itu.

Hari ini jam kosong jadi para siswa dan siswi bebas membuat kening Ara mengerut karena dirinya tidak melihat keberadaan Fenly sejak tadi.

"Fenly mana bang kok ga ada ya?" tanya Ara tiba-tiba membuat Sri menatapnya sinis.

"Lo ga berhak tau, bukannya lo ga cinta sama Fenly? Lo ga perduli sama dia kenapa kepo harusnya kan lo bahagia." ucap Sri ketus dan tersenyum miring membuat Ara bungkam namun tidak bisa dipungkiri hatinya hawatir.

"Fenly dirumah sakit masih ditangani sama dokter." ucap Farhan tenang dia juga tidak tega melihat tatapan adiknya itu masih terlihat jelas hawatir dimata mereka bertiga.

"Gue tau lo cinta tapi lo keras kepala, sekarang kita memberikan lo 1 kesempatan lagi, kejar cinta lo atau lo jangan pernah dekati Fenly lagi, simple." ucap Sri ketus.

"Karena perbuatan lo ini hampir membuat nyawa Fenly melayang." ucap Aya datar.

"Pilihan ada ditanganmu dek, jangan menyesal aja." ucap Farhan mengelus kepala adiknya itu.

"Rumah sakit mana?" tanya Ara panik, membuat Sri tersenyum manis.

"Ayo, ikut kita." ajak Farhan.

Btc

precious love ( cinta yang berharga ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang