bab 42

44 6 1
                                    

Dan tidak butuh waktu lama mereka berempat pun tiba dirumah sakit, Ara dan yang lainnya pun berlari menuju ruang UGD, setibanya disana mereka telah melihat semua sahabatnya mondar mandir.

"Lang gimana?" tanya Farhan penasaran.

"Tadi dokter bilang keadaannya kritis, untung kita cepat bawa kesini telat dikit saja nyawa Fenly melayang." ucap Shandy hawatir lelaki itu sudah menganggap Fenly adiknya.

"Puas Ra? Sudah puas kamu buat abang aku gini?" tanya Alya dengan amarahnya membuat Ara bungkam.

"Maaf," cicit Ara.

"Maaf lo itu percuma, lo hampir aja bikin sahabat gue pergi untuk selamanya, tanpa lo sadar Ra? Kita semua itu juga sudah mikirin hubungan lo ini Ra, kita lagi cari jalan keluarnya asal lo jangan keras kepala mutusin Fenly gitu aja, dan lo lihat dia lagi berjuang disana ini semua karena lo." bentak Fajri menujuk kedalam UGD karena tidak tega melihat sahabatnya yang lagi berjuang hidup dibrankar tersebut.

"Sayang, sabar jangan marah kita masih dirumah sakit." ucap Aya mengelus bahu kekasihnya.

"Gue ga mau Fenly pergi ninggalin kita." ucap Fajri lirih.

"Gue tau gue salah, tapi gue ga mau Fenly jadi anak yang ga patuh bertengkar sama orang tuanya gue ga mau karena gue Fenly dibenci orang tuanya." isak Ara membuat Sri memeluk sahabatnya itu.

"Tanpa lo sadar ya selama ini Fenly memendam masalahnya sendiri, karena sejak kematian ayahnya yang melibatkan kecelakaan hingga Fenly hilang ingatan itu ibunya sudah membencinya Ra bahkan ibunya sudah menikah tetap saja membenci Fenly," ucap Farhan membuat Ara mencerna perkataan abangnya.

"Papanya?" tanya Ara.

"Papanya itu aslinya papa gue kak, mama Fenly nikah sama papa gue, gue adik tiri bang Fen tapi dia buat gue jadi adik kandungnya, cuma papa yang sayang sama bang Fen mamanya? Wanita itu selalu menyiksa abang." jelas Alya membuat Ara meringis.

"Gue kira selama ini kehidupannya baik-baik saja." gumam Ara namun masih bisa didengar.

"Masih mau keras kepala lagi? Fenly ga sama dengan covernya lelaki itu rapuh, sejak ada lo dia merasa lebih hidup." ucap Aya membuat Ara menunduk, hingga sang dokter pun keluar.

"Gimana dok keadaan adik saya?" tanya Farhan hawatir.

"Dia sudah keluar dari masa kritisnya dan sekarang lagi pengaruh bius." jelas sang Dokter tersebut.

"Apa boleh kita menjenguknya dok?" tanya Ara yang diangguki dokter tersebut.

"Boleh tapi harus satu satu dulu, karena dia masih dalam pantauan team dokter." ungkap Dokter tersebut.

"Bang izinkan gue temani Fenly didalam boleh?" tanya Ara membuat semuanya mengangguk.

"Gue harap, dengan kehadiran lo dia bisa cepat sehat dan tolong jangan biarkan dia banyak pikiran Ra, karena itu bisa mempengaruhi kesehatannya ngerti!" ucap Fajri tegas membuat Ara mengangguk patuh Ara pun langsung memasuki ruangan tersebut.

"Sudah kek anak kucing aja adek lo Han patuh sama majikan." ucap Gilang membuat Sri terkekeh.

"Awas lo ya Lang!" gerutu Farhan kesal membuat semuanya tertawa.

Didalam ruangan Ara melihat Fenly tengah menatap kosong kearah kaca yang menampakkan pemandangan kota, membuat senyum Ara muncul.

"Katanya pengaruh bius, sejak kapan bangun?" tanya Ara memperhatikan wajah Fenly.

"Barusan, ngapain lo kesini bukannya lo mau kita putus, jangan kasihani gue." ucap Fenly lirih tanpa mau menatap Ara membuat hati gadis itu sakit tapi dirinya sadar ini semua salahnya.

precious love ( cinta yang berharga ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang