12

6.8K 833 35
                                    

us, each other ; nomin
chapter dua belas

Lima hari sebelum pesta pernikahan Lucas dan sang tunangan, Jeno dan Jaemin memutuskan untuk berangkat lebih awal ke Daegu, membantu segala persiapan yang sedang dilakukan menjelang hari H pernikahan kedua pasangan kekasih itu.

Hyunjin bahkan berada di sana satu hari lebih dulu dari kedua nya.

Pagi ini, Jungwoo—si calon pengantin yang tak lain adalah kekasih Lucas itu, meminta Jaemin untuk menemani nya pergi ke salah satu salon kecantikan di Daegu—mengingat pesta lajang yang baru sempat mereka rayakan nanti malam.

Awal nya, Jaemin murni hanya ingin menemani, tapi Jungwoo tiba-tiba saja menyarankan kepada nya untuk mengganti warna rambut.

Itu memakan waktu yang tidak sebentar. Karena itu, segala sesuatu kemudian dengan nyaman dibagi keduanya, termasuk masalah hati.

"Sejauh aku mengenal Jeno, aku pikir itu bukan tentang bagaimana dia tidak bisa mencintai mu sebab sudah habis rasanya di gadis itu. Dari apa yang aku lihat, Jeno hanya masih simpan rasa takut yang begitu besar di hati nya."

"Takut bilamana ketika ia mencintai mu, resikonya adalah untuk kehilangan lagi."

"Jaemin aku masih ingat, hubungan ku dan Lucas masih di seumur jagung saat gadis itu akhirnya memilih untuk menutup mata selamanya. Kau tahu, saat itu Jeno seperti. . " kalimat Jungwoo tertahan di ujung lidah, pikir nya melayang ke masa lampau, lelaki kelahiran bulan februari itu kemudian menghela berat,"Manusia yang hidup tanpa hasrat. Jika diingat kembali, itu mungkin masa-masa paling sulit untuk nya. Kematian gadis itu bahkan sempat berpengaruh untuk hubungan ku dan Lucas."

Jungwoo tersenyum tipis, tangan nya bergerak memegangi tangan Jaemin. Memberi usapan pelan di sana."Karena itu, bersabar lah untuk sedikit lagi. Percaya padaku, suatu hari nanti kau pasti berhasil memenangkan hatinya."

ꊥꊥ — us, each other.

Electronic Dance Music terdengar bergema mengisi taman belakang villa milik Lucas yang sudah dihias sedemikian rupa malam ini—tempat dimana pesta lajang tengah berlangsung.

Jeno, pemuda pemilik hidung mancung itu tampak duduk menempati salah satu kursi bar untuk menghilangkan kerisauan yang berkecamuk di hatinya. Menghiraukan hiruk pikuk para kenalan tuan rumah yang sudah berdatangan memenuhi tempat acara.

Jeno kembali menenggak isi dari gelas nya, matanya kerap kali melirik layar ponsel nya yang mati—menunggu jika saja ada satu pesan masuk dari seseorang yang sedari tadi memenuhi pikiran nya.

"Astaga, bukankah masih terlalu awal untuk mabuk?" Hyunjin tiba-tiba saja datang, menepuk pundak Jeno agak kuat lantas mendudukkan pantatnya pada kursi kosong tepat di sebelah sang sahabat. Dia kemudian memberi isyarat kepada barista yang bertugas untuk mengisi anggur pada gelas nya juga.

Hyunjin menyeringai, tawa kecil nya mengudara mendapati mimik masam yang masih terpatri apik menghiasi wajah Jeno.

"Apakah itu sungguh memakan waktu sampai setengah hari?" Jeno akhirnya mengeluarkan asa yang terbesit di hati nya.

Hyunjin lagi tertawa, kali ini lebih keras.

Lima menit terakhir dihabiskan lelaki bersurai mullet itu untuk memperhatikan aktivitas orang-orang yang sedang berkumpul. Hyunjin balas mengangkat tangan begitu seseorang yang ia kenal melambai ke arah nya. Bertepatan setelah itu, seringai nya lagi tertarik lebar. Hyunjin bersiul ringan sementara tangan nya menepuk nepuk pundak Jeno dengan heboh.

"Apa?"

Dagu Hyunjin terangkat menunjuk pada seseorang yang baru saja masuk dari pintu utama. Jeno lantas mengikuti arah pandang teman sipit nya itu.

"Bukankah ini pesta lajang? jadi apakah boleh jika aku—" belum habis Hyunjin berkata, Jeno sudah lebih dulu beranjak dari kursi nya, meninggalkan Hyunjin yang terkekeh geli mendapati reaksi sahabat itu.

Jeno berjalan mendekat ke arah laki-laki yang terlihat mencolok karena rambut merah muda nya.

Dia lalu menepuk pundak lelaki itu sebanyak dua kali, membuat laki-laki yang tidak lain adalah suaminya itu kaget dan lantas menoleh ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia lalu menepuk pundak lelaki itu sebanyak dua kali, membuat laki-laki yang tidak lain adalah suaminya itu kaget dan lantas menoleh ke arahnya.

"Rambut mu—"

"Ah. ." Jaemin refleks memegangi kepalanya,"Apakah tampak aneh?"

Jeno menggeleng, menempatkan tangan nya pada pinggul Jaemin untuk membuat lelaki itu kembali pada posisi awal; membelakangi nya.

Kedatangan Jungwoo tak lantas menunda dimulai nya party. Maka, di tengah keramaian orang-orang yang mulai menggerakkan tubuh, penerangan yang minim, ditambah lagi musik yang semakin terdengar nyaring; membisingkan. Jeno lantas menarik Jaemin untuk berada lebih dekat dengan nya.

Kedua tangan nya kini bertengger apik di masing-masing sisi pinggul Jaemin; mencengkeram nya erat. Wangi tubuh lelaki yang lebih muda tampak nya berhasil menarik hidung nya untuk menempel pada belakang telinga Jaemin, menghirup aroma manis yang berasal dari perpotongan leher lelaki itu sebanyak yang ia bisa.

"Cantik." Jeno berbisik pelan.

Jaemin berdiri canggung, antara merasa geli juga salah tingkah sebab apa yang sedang Jeno lakukan saat ini. Hangat nafas Jeno yang menerpa kulit lehernya, menjadikan pipinya yang bersemu semakin memerah padam.

Jeno kemudian bawa tubuh Jaemin kembali berbalik menghadap nya. Menarik lembut pergelangan tangan lelaki Agustus itu untuk melingkar pada lehernya.

Mata bertemu mata, seolah saling berbicara. Ruang gerak yang terbatas akibat heboh nya orang-orang yang asyik berjoget ria menjadikan posisi kedua nya semakin terdesak. Wajah Jeno kian maju perlahan, sampai dengan dahi keduanya menyatu dengan hidung yang saling bersentuhan.

Hiruk pikuk yang kelilingi mereka tak lagi jadi hirauan. Jeno dan Jaemin larut terbuai dalam ketegangan yang keduanya bangun sendiri.

Sedikit lagi.

Benteng itu—sungguh sedikit lagi terlewati.

ꊥꊥ — us, each other.
tbc

dikit lagi bakalan sama2 fall in love, terus end deh hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dikit lagi bakalan sama2 fall in love, terus end deh hehehe . .

Us, Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang