14

6.3K 797 34
                                    

us, each other : nomin
chapter empat belas

Pesta pernikahan Lucas dan Jungwoo akhirnya berakhir sudah. Acara sakral tersebut berjalan lancar tanpa kendala. Namun belum genap 24 jam usai pernikahan mereka, kedua pengantin itu lantas memutuskan untuk terbang langsung menuju Hong Kong. Sesuai rencana awal katanya akan mengunjungi keluarga besar sekaligus menghabiskan sisa cuti untuk bulan madu di sana.

Usai mengantarkan kedua pengantin itu ke bandara, Jeno dan juga Jaemin kemudian ikut melanjutkan perjalanan pulang ke ibu kota.

Perjalanan panjang yang pastinya akan menempuh sekitar beberapa jam itu membuat Jaemin enggan memejamkan mata bahkan ketika Jeno sudah mempersilahkan nya untuk tidur saja sementara dirinya yang akan mengemudi.

Walau saling bungkam, Jaemin paksa matanya untuk tetap terjaga. Kepala nya kini bersandar pada topangan tangan nya. Sayup lagu yang diputar kecil malah kian berhasil undang kantuknya. Menatap keluar, Jaemin sempat-sempatnya berpikir tentang betapa dingin nya udara malam di luar sana. Dia tersentak kecil, saat tiba-tiba saja ponsel nya berdering nyaring mengejutkan.

Satu panggilan tak terjawab dari Haechan tertera pada layar ponsel nya. Kedua alis Jaemin lantas berkerut bingung.

"Siapa?" Jeno menoleh sejenak kearahnya.

"Haechan."

"Tiba-tiba?"

Jaemin tidak menjawab. Dia segera membuat panggilan balik, namun sampai beberapa saat itu samasekali tidak diangkat.

"Mungkin tidak sengaja." tandas Jeno, berusaha untuk tetap membuat Jaemin berpikir positif.

"Ya. . mungkin." Jaemin mengangguki, pun demikian ia masih saja menatap sangsi pada layar ponsel nya sendiri.

ꊥꊥ — us, each other.

Rasanya melegakan, bisa menghirup kembali aroma rangkaian mawar putih di tangan nya. Melepas penat setelah perjalanan panjang kemarin malam, Jaemin memutuskan untuk bertandang ke toko bunga milik sang kakak hari ini. Selain senang mengasuh anak-anak, Jaemin nyatanya juga menyenangi pekerjaan nya sebagai florist separuh waktu.

Teringat sesuatu, Jaemin lalu merogoh saku celana nya. Membuka kamera ponsel nya, dia segera mengambil satu tangkapan untuk dikirim kan kepada Haechan.

Jaemin :
Aku sedang berada di toko bunga Joohyun noona.
Apa kau mau kubawakan beberapa tangkai lavender?

Senyum yang tertarik pada bibir Jaemin perlahan memudar tatkala tak dapati balasan apapun bahkan setelah beberapa saat menunggu. Ini tidak biasa nya. Jaemin tahu, sahabat nya itu adalah seorang yang fast respon tapi setelah panggilan tadi malam—ini benar-benar mengganggu nya.

"Ada apa?"

Jaemin menoleh, menemukan Joohyun—sang kakak yang tiba-tiba saja sudah berada di samping nya.

"Aku mengirim pesan pada Haechan, tapi itu tidak dibalas."

"Mungkin dia tidak sedang memegang ponsel nya?"

"Iya, tapi ini sungguh tidak biasanya. Tadi malam dia sempat meneleponku namun setelah aku menelepon nya kembali dia malah tidak mengangkat nya."

Us, Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang