13

6.3K 807 30
                                    

us, each other : nomin
chapter tiga belas

Suasana villa pagi ini tampak lebih tenang dibandingkan tadi malam. Pun begitu, sisa pesta lajang tak dipungkiri masih terasa menyisa di beberapa sudut ruangan.

Jaemin yang baru saja keluar dari salah satu kamar tidur tersenyum hangat, membalas senyum sapa yang dilontarkan beberapa petugas kebersihan yang disewa pagi ini. Dirinya saat ini hendak menuju ke arah dapur untuk membasahi tenggorokan nya yang terasa kering.

"Pagi Hyung." sapanya kala mendapati Jungwoo yang tengah duduk di kursi pantry. Lelaki yang akan menikah esok lusa itu terlihat sedang menikmati semangkuk sereal paginya.

"Ah Jaemin? Selamat pagi. Kau mau pergi?"

Jaemin mengangguk. Tangan nya bergerak menuangkan air kedalam gelas kaca yang tadi diambilnya,"Aku ingin pergi melihat beberapa kain di pasar Seomun." katanya.

"Sendirian? tidak menunggu Jeno bangun?"

Jaemin menggeleng."Tadi malam dia sangat mabuk, aku tidak tega membangunkan nya."

Jungwoo mengangguk paham."Kalau begitu pulang lah sebelum nanti siang. Ramalan cuaca sepertinya akan turun hujan di sertai angin kencang hari ini."

"Hum? baiklah."

ꊥꊥ — us, each other.

Derit jendela yang lupa dikunci membangunkan Jeno. Suhu udara kamar yang memang dingin ditambah lagi angin dari luar yang melipir masuk membuat udara di dalam kamar kian terasa dingin.

Mata sipit Jeno berkedip perlahan. Gelap ia dapati di luar sana. Tangan nya bergerak meraih ponsel nya yang berada di atas nakas. Pukul dua siang lewat dua puluh menit tertera di layar ponsel nya.

Jeno sekali lagi melihat ke arah Jendela sebelum kemudian beranjak bangun. Usai mengembalikan seluruh kesadaran nya, dia lalu menoleh ke bagian kasur di samping nya yang telah kosong.

Mengernyit sesaat sebab denyut sekilas di kepala nya, Jeno kemudian beranjak turun dari kasur untuk menjernihkan pikiran nya.

Hampir sekitar setengah jam lelaki pemilik hidung mancung itu habiskan untuk membersihkan diri. Begitu keluar, matanya otomatis terarah memperhatikan jendela yang semakin kuat berderit sebab angin luar yang kian bertiup kencang.

Setelah memastikan jendela sudah benar-benar tertutup, Jeno lalu meraih ponsel nya dan lantas bergegas keluar dari dalam kamar.

Lucas dan Hyunjin terlihat sedang berdiri di ruang tengah saat Jeno turun. Dia lalu mendekati kedua sahabat nya itu yang juga sama sedang memperhatikan pemandangan luar villa yang kurang mengenakkan.

"Dimana Jaemin?" tanyanya.

"Nah, putri tidur kita akhirnya bangun!"

Jeno hiraukan perkataan Lucas barusan. Matanya beralih memperhatikan Jungwoo yang baru saja datang membawa dua cangkir teh hangat ditangan nya.

"Jaemin pamit pergi pagi tadi. Katanya ingin melihat kain di pasar Seomun. Aku sudah bilang padanya untuk pulang sebelum hujan turun. Tunggu lah sebentar, mungkin sebentar lagi dia akan sampai."

Us, Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang