12 - Dianthus Caryophyllus

292 34 3
                                    

Suatu hari putera mahkota di kerajaan Claneus yang damai dan tentram, sakit di usianya yang berumur 10 tahun.

Dirinya yang masih anak kecil, dan tubuh yang masih lemah, menderita demam tinggi, melebihi suhu demam pada umumnya.

Orang-orang mengira bahwa putera mahkota itu hanya terkena demam tinggi biasa yang bisa di sembuhkan dengan obat-obatan.

Tapi, setelah berminggu-minggu lamanya ia tak kunjung sembuh, gejala lain mulai terlihat. Pangeran tersebut mengeluh bahwa penglihatannya buram, tidak jelas.

Sang ayah yang khawatir memanggil seluruh tabib, para penyihir, dan juga pendeta suci.

Tapi.. tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Berselang beberapa hari warna matanya berubah menjadi hitam kemerahan, dari yang sebelumnya berwarna hitam gelap, Yang tadinya matanya cerah berkilauan, menjadi hitam kemerahan yang menakutkan dan kosong.

Hingga membuat matanya tidak bisa melihat apapun, sehingga sejak saat itu Zerilios mengandalkan pendengaran, penciuman, dan indera peraba untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang berat.

Rambutnya yang tadinya berwarna hitam yang indah menjadi warna putih kusam, itulah yang orang-orang takuti mereka takut menjadi orang tua berambut putih dan tidak bisa melihat.

Kenyataan nya dia tetap masih muda dan terus bertumbuh tapi agak lambat, hanya mata dan rambutnya yang berubah.

Dan kejadian itu membuat posisi putera mahkota tergeser dan terisi oleh adiknya yang berbeda 2 tahun Zereniel. Dan pangeran Zerilios hidup menyendiri di istana yang jauh dari istana utama.

Dengan rasa sakit yang ia tahan selama beberapa bulan sekali, rasa sakit yang kambuh lagi saat mendapatkan gejala pertama kalinya, badan yang panas kulit yang terasa terbakar, rasa sakit hebat di kepala dan tubuh yang rasanya ingin remuk.

Ia mengerang kesakitan dengan keras tapi tidak ada seseorang yang menemani di sisinya. Para pelayan pun enggan untuk menemui nya karena takut tertular.

~

Finchia POV on

Yah kira-kira begitu deskripsi ku tentang Zerilios, ugh setelah ku ingat lagi ternyata aku orang yang sangat kejam..

"Huh aku jadi merasa bersalah" batin ku

(Padahal takdir🗿)

"Ia terkutuk dan buta... Hm dan mimpi barusan?" Batinku lagi, dan tiba-tiba kepalaku sakit.

Seolah ingatanku tentang mimpi itu di tutupi. Aku sama sekali tidak bisa mengingat nya sekeras apapun aku mencoba.

"Ugh mimpi apa? Kenapa aku tidak bisa mengingat nya?" Gumamku dan memegangi kepalaku yang pusing.

"Ya? Ada apa yang mulia?" Ah aku lupa masih ada Vivian disini.

"Tolong siapkan air hangat untuk mandi.."

"Baik yang mulia, tapi maafkan hamba pelayan baru yang akan membantu anda mandi, saya hendak mempersiapkan obat anda yang mulia juga makan malam anda" ucapnya dengan menunduk.

"Baiklah.."

"Terimakasih hamba pamit undur diri.." ia pun meninggalkan kamar dan pelayan baru masuk ke dalam kamar.

"Huh aku jadi penasaran, bagaimana wajahnya saat sudah dewasa?"

Huh lebih baik sekarang aku mandi dan bersiap untuk membuat rencana.

"Oh kau..siapa namamu?" Tanyaku pada pelayan yang baru saja menyiapkan air.

"S-saya Lise yang mulia" jawabnya sembari menunduk.

The Blind Side Of This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang