17 - Malva Sylvestris

106 15 0
                                    

Ia tiba-tiba mendekati ku, mengendus dan mencium leherku.

"Hiekhh Lerion hentikan!! Ada apa dengan mu? Aku ini kakak mu! Sadarlah!!" Aku memberontak dari pelukannya, dan mundur sampai terjatuh ke lantai dari tempat tidur ku. Walaupun sakit aku mengabaikan pantat ku yang sepertinya bengkak?

Aku lebih takut pada tatapan Lerion untuk saat itu dan berpikir keras bagaimana membuat Lerion normal kembali.

"Chain cage!" Aku mengurungnya dengan rantai sihir dan berdiri dari jatuh ku.

melihat dirinya yang tak berdaya dan mencoba melepaskan rantai yang mengikat tubuhnya, mau seberapa keras ia mencoba itu tak akan lepas kecuali aku yang melepaskannya.

Akupun menatap matanya ia seperti bukan Lerion! ia benar-benar bukan Lerion seperti biasanya. Apalagi dengan senyuman itu padahal Lerion akan tersenyum hangat padaku.

Matanya yang biasanya cerah begitu gelap dan kosong, seperti ada sosok lain pada Lerion.

"Aku bukan adikmu Finchia.."

"Apa?!"

"Iya selama ini aku menahannya, supaya aku bisa selalu bersama denganmu hnggh" sekali lagi dia bertingkah aneh mengerang dan mengendus-endus, membuatku merinding.

"Apa? Apa-apaan alasan tidak masuk akal itu? Jelas sekali kau memiliki mata merah ciri khas kerajaan Erthyra!"

"Memang benar, tapi Finchia apa kau lupa kejadian perebutan tahta? Putra mahkota terdahulu juga memiliki warna mata yang sama?"

"Eh?"

"Aku adalah anak haram di kerajaan Erthyra, tapi itu masih menjadi rahasia. Hanya Yang mulia Raja yang tau. Dan jika sampai orang tau hal ini aku bisa saja di bunuh atau di asingkan"

"Apa? Bagaimana bisa begitu? Aku sudah menganggap mu adikku yang paling kusayangi mau kau apa, aku akan selalu menyangimu apapun itu! jadi... jadi.. JADI JANGAN LAKUKAN ITU! Tetaplah menjadi adikku! Aku akan selalu bersamamu!"

"Terimakasih sudah menyayangiku Finchia tapi aku tidak bisa melakukan itu, menjadi adik kesayanganmu"

"Tidak jangan panggil namaku! panggil aku kakak seperti kau memanggilku dulu! Lerion! Aku mohon! Kenapa kau begini?!"

"Kalau begitu baiklah Kak, semenjak pertama kali aku mengetahui fakta itu aku sungguh sangat lega dan senang kak"

"Le-lega? Tapi apa yang? Bukannya kita akan berpisah jika orang-orang tau hal ini?! Kau bisa-bisa di bunuh ataupun di asingkan!"

Aku membentaknya dan memegang kedua pundaknya menatap matanya lekat. Aku akan sangat sedih jika tinggal disini sendiri tanpa ada orang yang aku sayangi dan aku kenal akrab.

Tapi wajah Lerion seperti biasa saja dengan itu, dan tidak terlihat ekspresi cemas sedikit pun, dan tersenyum kecil. Aku cukup terkejut dan perlahan mundur merasa ada yang tidak aman.

"Haa.. akan ku jelaskan semua berawal dari ibuku yang menjadi calon selir ke-3, ibuku sudah melakukannya dengan yang mulia putra mahkota, yang orang kira sudah mati akibat perebutan tahta."

"Tapi ternyata ia bersembunyi di kediaman ibuku Viscount Cleriavy, tepat beberapa hari sebelum upacara pernikahan ibuku, putra mahkota memaksa ibuku untuk melakukan malam yang tidak suci itu dan ibuku di ketahui hamil setelah pernikahannya. Semua yang orang tau itu adalah anak Rallidiol karena mereka melakukan malam pertama."

"Tapi setelah lahir ia tahu itu bukan anaknya. Rallidiol bisa merasakan energi ayahku sang putra mahkota terdahulu"

"Saat Rallidiol tahu itu ia marah besar dan hendak membunuhku tapi ibuku mengingat perjanjian mereka yaitu membayar hutang satu sama lain. Sejak saat itu Rallidiol menutup mulutnya dan merawat ku sampai sekarang dan tidak akan macam-macam denganku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blind Side Of This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang