4 - Portulaca Grandiflora

608 78 1
                                    

"Siapa yang kau maksud jahat huh?"

"H-hah?" Bengong Finchia melihat pangeran mahkota di belakangnya.

"Ah umm i-itu m-maksudku--" ucap Finchia terpotong

"FINCHIA!" Teriak kakak keduanya Fexior yang sudah mencari nya sedari tadi.

"Ah salam yang mulia pangeran mahkota dan pangeran kedua Fexior" salam Joan bersamaan dengan Zef dan Ax.

"Yah baiklah, aku minta kalian bertiga untuk meninggalkan kami" ucap pangeran mahkota.

"Baik, salam kepada yang mulia pangeran mahkota, pangeran kedua dan yang mulia putri, kami pamit undur diri" jawab Joan dan pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Finch apa yang kau lakukan di sini? Kau masih perlu istirahat!" Khawatir Fexior dan mencoba mendekati Finchia.
Tapi Finchia segera mengangkat tangannya

"Aku baik-baik saja seperti yang kakak lihat"
Jawab Finchia dingin dan bergegas pergi dari taman.

"Tapi kau kemarin kehilangan banyak darah, kau perlu istirahat agar darahmu bertambah!" Ucap nya dan sama sekali tidak di gubris oleh Finchia dan malah di tinggal pergi.

"Tunggu! Kenapa kau pergi begitu saja?" Tanya nya dan menatap punggung Finchia yang agak menjauh.

"Apa perlu ku bagikan waktu ku untuk para pangeran yang tak pernah memperdulikan ku?" Tanya Finchia dengan senyum dingin di bibirnya.

Mereka berdua yang mendengarnya seakan tersambar petir di siang hari. Benar mereka tidak pernah sekalipun menghiraukan Finchia.

"Kalau begitu aku permisi" salam Finchia dan baru satu langkah ia bergerak pangeran mahkota berbicara.

"Tunggu.. Kau belum menjawab ku" ucapnya dengan dingin.

"Huh? Tanpa ku jawab yang mulia pangeran pasti sudah tahu bukan?" Jawab Finchia dan melenggang pergi meninggalkan mereka berdua dengan rasa kesal.

"Ahahaha aku penasaran bagaimana ekspresi mu" batin Finchia tertawa jahat.

***

"Huh memang tidak ada baju pendek?" Tanya Finchia dengan kesal, yah pasalnya ia habis saja selesai mandi dan ingin mengenakan pakaian pendek setelahnya, tapi anggota keluarga kerajaan tidak di perbolehkan mengenakan celana pendek yang melebihi lutut.

"Hiiks aku rindu dengan celana pendekku" batin Finchia dan terus mengomel.

"Maaf yang mulia tapi tuan putri tidak di izin-" ucapnya terpotong oleh sebuah suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Permisi yang mulia" ucap seseorang di depan pintu.

"Ya? Ada apa?" Tanya Finchia dan menyuruh Vivian keluar setelah orang itu masuk.

"Boleh saya masuk?" Tanya nya.

"Ya kau boleh masuk" jawab Finchia senatural mungkin.

"Huh? Siapa kamu?" Tanya Finchia saat melihat orang asing yang mengenakan pakaian pelayan.

"Perkenalkan saya ajudan pangeran Zereniel" jawabnya dengan senyum yang terlihat sangat terpaksa.

"Lalu?" Tanya Finchia tanpa basa-basi, karena mendengar nama Zereniel sudah membuatnya cukup mual.

"Pangeran Zereniel ingin anda menemuinya di kamarnya" jawabnya dengan takut saat melihat tatapan dingin Finchia.

"Ck merepotkan saja" Gumamnya yang masih bisa di dengar kan oleh orang di depannya.

"Sampaikan padanya aku sibuk jadi tidak bisa menemui nya" jawab Finchia dan menggerakkan tangannya yang mengisyaratkan menyuruhnya keluar dari kamarnya.

The Blind Side Of This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang