13. Maaf

8 3 0
                                    

Mett baca❤️ jangan lupa tersenyum dan bersyukur.

YUHUUU SILAHKAN DINIKMATI🌻

****

"Yaudah ayo makan!"

Fasha kikuk, tapi akhirnya bersuara, "Tapi aku nggak mau makan disini."

"Loh?! Kenapa."

"Gapapa, tapi kalau kamu mau makan disini yaudah, makan aja, aku lanjut pulang jalan kaki, tinggal deket juga kok. Makasih udah antar sampai sini ya kak!" Pamit Fasha kemudian melangkah menyusuri trotoar. Sebenarnya rumahnya masih agak lumayan jauh. Tapi dari pada harus berhenti di restoran mamanya dengan Arka, lebih baik ia kelelahan jalan kaki. Meskipun trauma kejadian kala itu masih menghantui, tapi ia berusaha tidak peduli.

Sedangkan Arka yang melihat Fasha mulai menjauh, ia mematung. Kenapa dengan gadis itu? Apa ada yang salah dengan restoran ini? Tanpa pikir panjang, Arka segera menaiki motor dan menyusul Fasha yang sudah melangkah 200 meter di depan.

Arka menaiki motor dengan perlahan hingga menyamai langkah Fasha. Arka ingin menarik tangan gadis itu untuk berhenti, tapi khawatir Fasha takut dan mengira ia berniat jahat, jadi ia urungkan saja.

"Sha, berhenti!"

"Ayo gue antar pulang."

Fasha berhenti, "Katanya kamu mau makan?" Tanya Fasha.

"Nggak jadi."

"Lah? Kenapa? Nggak jadi lapar?"

"Lah lo-nya nggak mau, eh malah pergi, ya udah gue antar lo pulang dulu."

"Ntar malah dikira gue ngapain anak orang, bawa sampe sini terus gue turunin gitu aja." Lanjut Arka.

"Ohh."

"Naik, gue antar sampe depan rumah, udah sore juga." Akhirnya Fasha menurut, ia naik kembali ke motor Arka, dengan tas yang ia letakkan di tengah.

****


Motor Arka berhenti tepat di depan gerbang rumah Fasha yang menjulang tinggi bercat coklat. Fasha turun kemudian membenarkan letak tasnya dipundak.

"Makasih kak, udah di antar sampai rumah." Ucap Fasha tulus dengan senyuman.

Arka mengangguk, "Dengan begini setidaknya lo tau, kalau gue nggak punya niat jahat." Fasha hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum.

"Iya, maaf Kak, Fasha berprasangka buruk, karena Kak Arka yang tiba-tiba ngekor sampai belakang GOR."

"Sekali lagi makasih, maaf repotin." Lanjut Fasha.

"Hmm, gue pulang." Setelah menutup kaca helmnya, Arka langsung tancap gas meninggalkan Fasha di depan gerbang dengan bibir yang masih tersenyum.

****


Fasha tiba di depan pintu masuk, ia merogoh kunci cadangan, kemudian membuka pintu. Hari ini rumah Fasha memang kosong, Ayahnya di kantor, dan Mamanya pasti di restoran, sedangkan Ardel rapat OSIS.

Begitu sampai di rumah, Fasha langsung menuju kamarnya, meletakkan tas kemudian bersiap mandi. Fasha mandi agak lama, karena ia begitu gerah sehingga enggan untuk jauh dari air yang menyegarkan. Sekitar 30 menitan Fasha di kamar mandi, padahal ponselnya sudah bergetar sejak tadi, dengan banyak pesan masuk.

Fasha keluar kamar mandi dengan wajah yang lebih cerah dan segar. Ia memakai celana selutut dan kaos biru untuk sehari-hari di rumah. Dengah badannya yang kelelahan ia langsung berbaring di kasur sambil memeluk guling.

FASHARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang