14. Ojek Online

7 2 0
                                    

Mett baca yaa...❤️❤️

Tunggu!

Senyum dulu dong! Jangan lupa tersenyum yaa :)

****

Siang hari istirahat kedua, Arka dan Fasha bertemu di perpustakaan. Mereka duduk di bangku paling ujung dekat rak paling lebar. Arka membawa buku anatomi sedangkan Fasha meminjam novel di perpustakaan.

"Jadi, apa yang bisa lo jelasin ke gue?" Tanya Arka.

"Aku....pikir Kak Arka biang onar di sekolah, meskipun aku nggak pernah lihat kasus Kak Arka." Arka hanya bisa menganga dengan spekulasi pertama Fasha.

"Aku juga takut Kak Arka akan ngebully aku, meskipun Kak Arka udah mau ajarin aku belajar."

"Aku pikir Kak Arka mau manfaatin aku, entah itu uang jajan aku atau apapun. Tapi disini, malah aku yang terlihat seperti manfaatin Kak Arka, tapi aku juga nggak ada niatan mau manfaatin kakak."

"Aku juga takut ketemu Kak Arka gara-gara Kak Arka bilang rindu. Kak arka cowok, aku sebagai cewek hanya berusaha menjaga diri dari orang lain, apalagi kita kenal baru 4 hari."

"Kak Arka terlalu tiba-tiba, yang ngikutin aku ke belakang GOR, tiba-tiba dapat nomer ponselku, ngajak belajar bareng, terus bilang rindu."

"Hanya keluarga dan beberapa guru yang punya nomer ponselku, dan aku selalu belajar sendiri, boro-boro aku di ajak, ajakan ku aja selalu ditolak sampai aku milih sendiri dan nggak peduli sama sekitar."

"Sedangkan rindu? Nggak ada yang pernah rindu sama aku, aku bahkan terlalu asing dengan kata rindu, karena semua anggota keluarga ada di sampingku, aku selalu melihat mereka."

"Dan......setelah sore itu Kak Arka antar aku sampai rumah, aku rasa kayak manfaatin Kak Arka. Aku merasa bersalah, karena hari sebelumnya Kak Arka sabar ajari aku belajar, dan hari itu aku nggak kasih kabar, tapi pulangnya, Kak Arka mau antar aku sampai rumah."

"Jadi kesimpulannya, lo kira gue orang dengan niatan jahat gitu?" Tanya Arka.

"Iya, maaf. Tapi setelah Kak Arka antar aku sampai rumah, terus nanyain makan atau tidur, aku rasa Kak Arka udah nggak pantas dapat predikat jahat dari aku."

"Kak Arka paham maksut aku?" Tanya Fasha kemudian.

"Iya, intinya lo yang banyak ngira gue itu jahat sampe takut, kemudian ngejauh gara-gara gue bilang rindu, akhirnya nyatain kalau gue emang baik karena udah bantu belajar sama antar lo pulang, gitu kan?" Jelas Arka mengambil semua inti dari perkata yang diucapkan Fasha.

"Iya, maaf!"

"Udah lo nggak usah minta maaf gitu, biasa aja, udah sepatutnya juga lo takut sama cowok yang baru kenal, emang bener, lo harus bisa jaga diri sendiri." Fasha hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Dan sekarang lo percaya sama gue kan?" Tanya Arka.

"Iya!"

"Yaudah, nanti lo pulang bareng gue aja mau nggak? Irit uang ojek juga kan!"

"Eumm, nggak bisa."

"Ya, kalau kali ini ga bisa gapapa sih, lain kali aja."

Fasha mengangguk, "Maaf ya."

"It's okay."

****


Pukul 14.45 Fasha masih duduk di hall sekolah. Ia sedang menunggu Ardel, biasanya Ardel akan menghampiri dengan motor yang siap tancap gas. Tapi sudah 15 menit Fasha menunggu, Ardel tak kunjung terlihat. Sekolah memang belum terlalu sepi, beberapa diantara mereka juga masih menunggu jemputan. Sesekali Fasha mengecek ponsel, siapa tau ada pesan masuk dari Ardel. Tepat pukul 14.50, ponselnya bergetar, menandakan ada notifikasi yang masuk.
6 Pesan Masuk dari Arfita

FASHARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang