17. Terlihat Rapuh

5 3 0
                                    

Hello all. Happy new years.
Tahun sudah berganti, kini kalian juga harus ganti kebiasaan yang kurang baik. Salah satunya ga vote cerita orang yang kalian baca.

Yokk mulai sekarang, tiap mulai baca, pastikan kalian udah vote untuk menghargai penulis. Urusan comment nanti deh, kalo kalian udah suka aja.

AYO MULAI HARGAI HAL SEKECIL APAPUN....

SYARAT BACA FASHARKA :
a. Senyum dulu
b. Bersyukur
c. Vote
d. Comment "MULAI BACA"

Okee, silahkan baca!

****

6 remaja memberhentikan motor di depan rumah megah dengan gerbang tinggi. Rumah itu luas, bahkan dilihat dari luar pun terlihat sangat indah dengan taman asri di halamannya. Lalu seorang satpam menghampiri salah satu dari 6 remaja tersebut.

"Kalian cari siapa dan mau apa?" Tanya satpam itu.

"Iya pak, permisi, kami cari Anggi." Jawab Dimas.

"Kalian siapanya?" Tanya satpam itu lagi.

"Kami temannya." Jawab Dimas.

"Ohh, sebentar ya, biar non Anggi yang jemput kalian masuk." Ucap satpam itu pamit kemudian masuk, sepertinya memanggil Anggi. 5 menit menunggu, barulah Anggi keluar.

"Kalian mau apa?" Tanya Anggi begitu menampakkan batang hidung dari balik gerbang.

"Nengok keadaan lo!" Jawab Rivan.

"Ada keuntungannya buat kalian?" Tanya Anggi tajam.

"Lo nggak usah marah-marah dulu deh, ikut kita ke warung depan yok, kita ngobrol dulu kali." Jawab Dimas ikut menyahut.

"Nggak bisa! Kedalam aja, duduk di taman." Ucap Anggi kemudian berbalik masuk. 6 remaja tersebut saling pandang sesaat, kemudian mengangguk beraamaan.

Kini mereka, ARDIERS yang lengkap berada di taman halaman rumah Anggi. Selama beberapa menit, hanya diam dan dengan muka saling tajam yang ada diantara mereka.

"Lo kenapa ngejauh waktu di sekolah?" Tanya Dava.

"Gapapa, lagi pengen sendiri." Jawab Anggi. Reno membuka mulut ingin menyampaikan unek-uneknya tentang Anggi, tapi buru-buru Rivan mencegahnya. Sikonnya sedang tidak tepat, apalagi mulut Reno beradu dengan Anggi, perang dunia ke 3 akan terjadi.

"Lo bisa nggak sih? Anggap kita tuh keluarga lo! Kita semua udah saling kenal. Kita memang bukan teman yang udah kenal sampai bertahun-tahun. Tapi, waktu 1,5 tahun udah cukup buat kita ngerasa dekat." Jelas Arka

"Lo bisa cerita apa aja ke kita. Minta solusi, pendapat, kalau kita bisa, kita akan bantu. Tapi, kalau lo cuma diam, kita nggak akan tau. Kita disini bukan dukun, bukan cenayang." Lanjut Dimas. Mereka sama-sama berusaha meredam emosi karena perginya Anggi yang tanpa pamit. Mereka merasa bukan hal yang berarti dan bermanfaat untuk Anggi.

"Kalaupun gue cerita, kalian cuma akan bilang 'ohh' dan ngasih usul yang nggak masuk akal, ngebuat gue tambah pusing, tambah mikir." Jawab Anggi

"Habis itu kalian pulang dengan senyum, seolah kalian sudah bantu gue dengan saran non-akal yang kalian lontarin. Dan gue? Gue tetep akan kelarin masalah itu sendiri toh? Jadi percuma gue cerita panjang lebar. Dari ujung ke ujung, hasilnya tetep gue sendiri,"lanjut Anggi dengan parau.

"Jadi, selama ini lo anggap saran kita nggak pernah masuk akal?" Tanya Rivan dingin.

"Kalian menanggapinya terlalu humoris, sedangkan gue bener-bener lagi pengen serius,"

FASHARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang