18. Makhluk Saturnus dan Mak Lampir

4 3 0
                                    

Okee, hari ini aku update lagi ya guyss.

Selamat membaca ❤️

****

Siang hari ini di SMA Ramayana, adalah siang sibuk bagi siswa ekstrakurikuler atau siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Seperti ekskul cherleader dan basket. Fasha tak mengikuti keduanya, tapi siang ini Fasha juga ada kesibukan. Ia baru saja memasuki ruang seni yang sudah ada beberapa siswa seleksi dan Pak Danang, guru seni budaya kelas 11 IPA sekaligus panitia dalam seleksi ini.

Fasha duduk di samping seorang siswi dari kelas 10 IPA 2, namanya Asna. Fasha memperhatikan arahan dari Pak Danang dengan tenang. Tapi, sebuah suara memecah fokus Fasha.

"Lo ikut seleksi lomba dan pemeran juga?" Tanya Asna.

"Iya." Jawab Fasha mengangguk.

"Kita sefrekuensi dong! Liat gambar lo!" kemudian Fasha mengambil buku khusus ia menggambar sembari mengingatkan Asna.

"Kamu nggak usah bilang ke siapapun kalau aku ikut peserta seleksi ini. Pak Danang, aku, tuhan dan kamu aja yang tau." Tutur Fasha.

"Beneran siapapun? Orangtua lo nggak tau?" Tanya Asna.

"Iyah. SIAPAPUN!" Lirih Fasha namun ditekankan.

"Ohh, okey! Tenang aja! Seorang Asna Thavira Deliana nggak pernah ingkar!" Ucap Asna kemudian menatap gambar hasil coretan tangan Fasha.

"Kerenn gambar lo. Gue terkesima anjir."

"Ahh, iyaa, gue tau." Lanjutnya.

"Nih, makasih yah, karena gambar lo, gue jadi dapat inspirasi dan pandangan baru buat mengimajinasikan tema."

"Sama-sama, makasih pujiannya, semangat kembangkan inovasi menggambar!" Jawab Fasha. Sedangkan Asna hanya mengangguk dan tersenyum, karena ia mendapat inspirasi dari sudut pandang lain.

****

Hari sudah pukul 4 sore, harusnya ekskul cherleader sudah selesai. Fasha sudah mencari Ardel ditempat latihan dan menyusuri tiap koridor, tapi ia tak menemukan Ardel. Hingga akhirnya ia memilih untuk ke parkiran, mengecek apakah motor Ardel masih disana. Sampai di parkiran, bukan hanya motor yang ada disana, tapi beserta pemiliknya juga yang sedang bersiap pulang. Sedangkan Ardel yang melihat Fasha berjalan kearahnya malah menganga.

"Lah, lo kok belum pulang sih? Lo nungguin gue? Nggak biasanya!" Tanya Ardel.

"Masih ada tugas yang belum selesai, jadi nyelesaiin tugas dulu." Bohong Fasha.

"Ohh, yaudah ayo pulang!" Ucap Ardel menyerahkan helm kepada Fasha.

"Gue mau ke gramedia dulu, mau beli novel idaman." Ucap Ardel tersenyum.

"Lo ikut nggak?" Lanjutnya bertanya.

"Yaudah, ayo aku ikut." Jawab Fasha naik ke boncengan motor. Motor keluar dari gerbang kemudian melaju diantara banyak kendaraan yang berlalu lalang.

****

Sampai di gramedia, Ardel langsung masuk begitu saja meninggalkan Fasha. Ardel menyambut novel idamannya itu dengan senyum cerah dibibirnya. Sedangkan Fasha hanya mengikuti di belakang sambil melihat buku-buku di sekitarnya. 15 menit mengelilingi tumpukan rak, akhirnya Ardel menghampiri Fasha dengan membawa sebuah buku tebal ditangan kirinya.

"Udah?" Tanya Fasha.

"Udah. Lo nggak beli?"

"Nggak!"

"Yaudah, lo tunggu luar aja, gue bayar dulu." Sementara Ardel pergi membayar, Fasha melangkah keluar. Tak lama kemudian Ardel keluar masih dengan senyum cerah karena novel idamannya berhasil ia beli.

FASHARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang