1. Atharka

33 5 1
                                    

Akhirnya update bab 1❤️. Happy reading semua...

****

Lalu, sebenarnya apa yang terjadi di kantin dekat abang siomay? Kenapa mereka tertawa menyeringai? Di tengah gerombolan cowok itu, terduduk seorang siswa kelas 11 bernama Arka. Cowok pendiam, pintar, tampan, dan jadi korban bullying. Seperti yang sekarang ini.

“Lo jadi siswa pindahan jangan belagu.” Hardik teman sekelasnya, Rendi.

“Gara-gara lo nilai gue jadi hancur tau nggak?” Ucap Rendi menarik kerah baju Arka lalu bughh.
Bughh.
Bughh.

Kepalan tangan Rendi melayang ke kedua sisi kepala dan diperut Arka. Arka hanya diam tak mampu melawan, karena kedua tangannya dicengkeram lalu ditarik ke masing-masing sisi kanan dan kiri oleh teman Rendi.

“Kalau lo tadi kasih contekan ke gue waktu ulangan harian, mungkin aja nasib lo nggak akan kayak gini.” Ucap Rendi tertawa menyeringai lalu tangannya beralih mencengkeram leher Arka. Cengkeraman di tangan Arka dilepas namun tiba-tiba tubuhnya diangkat ke atas oleh Rendi. Cengkeraman di leher Arka semakin kencang, bahkan beberapa kuku panjang Rendi mencakar hingga berbekas merah disana.

“Le...le...pa...pas...lepasin Ren!” Ucap Arka akhirnya membuka suara. Tangannya masih berusaha melepas cengkeraman Rendi dan memegang lehernya menahan rasa sakit.

“Lepasin!?? Mudah banget lo bilang, kalau gue nggak mau gimana?” Jawab Rendi tertawa. Setelah berusaha melepaskan cengkeraman di lehernya, namun hasinya nihil, Arka kemudian mencoba melayangkan satu pukulan ke kepala Rendi. Namun Rendi berhasil menghalaunya.

“Sebagai ganti rugi karena nilai jelek gue hari ini, dan itu semua gara-gara lo, jadi gue ambil uang jajan lo.” Ucap Rendi mengambil uang di saku dan melepas cengkeraman di leher Arka. Rendi dan 3 temannya pergi meninggalkan Arka yang kini terduduk lemas. Beruntung kakinya masih kuat berdiri, hanya saja kepalanya yang sedikit pusing dan lehernya panas.

Ia berjalan menunduk menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi ia berdiri di depan wastafel sambil memandangi wajahnya dikaca. Ia membasuh wajah dan sedikit rambut bagian depan dengan air. Ia mengusap leher bekas cengkeraman Rendi agar tidak terlihat luka merah. Arka masih berlama-lama memandangi wajahnya dikaca, sembari mengatur nafas sebelum ia masuk ke kelas lagi. Lalu seseorang masuk ke area kamar mandi, menghampiri Arka.

“Lo gapapa Ar?” Tanya Dimas. Ia teman Arka ketika SMP, namun kini mereka berbeda kelas. Dimas juga tipe cowok pendiam, kalem, tampan dengan khasnya yang manis, namun tak sepintar Arka.

“Gapapa Dim, cuma pusing aja.”

“Mau gue antar ke UKS atau ijin pulang?”

“Gausah deh, gue mau beli minum aja di kantin.”

“Gue ikut ya, tadi Rivan nunggu di kantin juga.” Rivan, Dimas, dan Arka, cowok dengan kepribadian yang hampir sama, pendiam dikeramaian, namun tetap akan menjadi cowok pada umumnya saat hanya bertiga.

“Lah lo tadi ngapain ke kamar mandi?””Tanya Arka.

“Nyusul lo, soalnya tadi gue liat lo di kroyok sama Rendi, tapi gue diam, biar nggak makin ribet masalahnya, sorry Ar.” Jelas Dimas.

“Hmm, it's okay, don't your job.”” Arka lalu melangkah keluar, disusul Dimas, namun Arka malah berhenti di pintu masuk-keluar. “Ngapain berhenti?” Tanya Dimas terkejut.

“Gue lupa, uang jajan gue dipalak Rendi, gue pinjem uang lo dulu, ntar sepulang sekolah gue traktir makan siang.” Jelas Arka sedikit nyengir merasa bersalah.

 “Okay, tapi saat ini lo sama aja malak gue.”

“Beda, kalo gue ada janji buat balikin uangnya, lha kalo mereka kan main ambil aja nggak akan dibalikin.” Jelas Arka. “Hmm, okay.”” Mereka melanjutkan melangkah menuju kantin.

Apa alasan Arka nggak berani lawan Rendi? Sedangkan saat berbicara ia begitu cool. Udah pintar, tampan, tapi nggak berani lawan, lalu apa kabar dengan Fasha yang nggak begitu pintar dan gaya fashion yang apa adanya, pantas saja ia jadi bahan bullying dan tak berani melawan, karena ia tau posisinya yang tak pernah dianggap berarti oleh teman-temannya.

****
Terimakasih udah baca sampai sini. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. See you next  chapter❤️.

8 Agustus 2022

FASHARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang