Cerita Baru

1.2K 30 15
                                    

"Happy Reading"

°°°°°

"Mama, besok Nasya wisuda!" pekik gadis berkemeja kotak-kotak itu ketika memasuki rumahnya. Tias yang baru saja selesai sholat ashar langsung terlonjak saat tiba-tiba dipeluk dari belakang.

"Astagfirullah, Sya. Mama kaget," ucapnya sambil mengelus dada, namun tidak menghalangi anaknya untuk tetap memeluk tubuhnya.

"Nasya seneng banget, Ma."

"Alhamdulillah, Mama juga ikut senang, Nak. Akhirnya perjuangan kamu enggak sia-sia, selamat ya. Mama bangga banget punya anak kayak kamu," ujar Tias sambil menangkup wajah anaknya yang pipinya begitu tembam.

"Makasih juga ya Ma, karena selalu dukung apapun keputusan aku. Nasya sayang banget sama, Mama," balas Nasya, ia kini memeluk tubuh wanita yang telah melahirkannya. Meskipun umurnya sudah tidak muda lagi, namun aura kecantikan Tias tidak luntur sama sekali. Wanita itu tetap cantik walau kerutan di wajahnya mulai muncul.

"Iyah, Nak. Sama-sama." Keduanya berpelukan lama, Nasya tidak pernah menyangka bisa sampai di titik saat ini. Jika dipikir-pikir sudah banyak sekali ujian dan cobaan yang datang silih berganti, namun Nasya kuat menjalani satu persatu hingga akhirnya ia menikmati hasil yang tidak sia-sia.

Tidak terasa sudah hampir enam tahun kejadian itu berlalu, semua masalah yang menimpanya kini sudah berhasil ia singkirkan. Nasya memang tidak benar-benar sembuh dari penyakitnya namun ia sudah bisa mengontrol emosi dan mentalnya. Ia sudah banyak berubah dan kini ia benar-benar menjadi gadis yang kuat.

Pertemanannya dengan keempat teman dekatnya masih terjalin hingga sekarang, meskipun Aura berbeda universitas dengan sahabat-sahabatnya namun mereka masih sering berkumpul bersama. Walau hanya sekedar bergosip ria, membahas cowok-cowok ganteng tiap fakultas.

Diantara keempat temannya, Aura lah yang paling heboh ketika membahas bujang-bujang di fakultasnya. Apalagi ketika ia berhasil menggaet cowok fakultas kedokteran yang kini menjadi kekasihnya, gadis itu bahkan menghabiskan satu hari kumpulan mereka untuk menjelaskan detail pertemuannya dengan lelaki itu. Gevano namanya, teman satu fakultasnya yang berhasil membuat gadis itu tergila-gila.

Sedangkan Bila dan Zahra memilih untuk memacari si kembar kakak beradik incaran fakultas ekonomi. Deta dan Deka namanya, anak kembar itu berhasil meluluhkan hati dua gadis yang dulunya sangat anti dengan laki-laki.

Nasya kadang berpikir, apa Bila dan Zahra tidak takut pacar mereka tertukar? Pasalnya wajah keduanya itu benar-benar sangat mirip. Namun Zahra menjawab pertanyaan itu dengan santai, "Ya justru itu serunya, Sya. Kalau aku atau Bila bosen sama pacar masing-masing, kan kita bisa saling tukar." Mendengar itu, Nasya sempat geleng-geleng kepala. Bisa-bisanya sahabatnya itu berpikir hal demikian.

Dan soal Dita, Minggu depan ia akan bertunangan dengan Geva. Gadis itu akhirnya memantapkan pilihan pada lelaki yang dua tahun lalu resmi masuk Islam. Geva akhirnya memilih untuk menjadi mualaf, bukan karena ia mengejar cinta Dita tetapi lelaki itu sudah tertarik dengan Islam sejak lama.

Nasya pun sudah mengetahui semuanya, ia memilih untuk memaafkan Geva. Setelah semua penjelasan yang ia dengar, gadis itu mulai paham jika Geva juga melakukan hal tersebut dalam keadaan tidak sadarkan diri karena dibawah pengaruh alkohol.

Walaupun berat rasanya, ia mencoba untuk berdamai dengan masa lalu. Ia memilih untuk memaafkan semuanya dan hidup lebih tenang, Nasya sudah tidak ingin lagi menambah beban pikirannya dengan dendam yang tidak berkesudahan. Gadis itu ingin menjalani hari-hari baru dengan damai tanpa ada pikiran masa lalu yang terus membayang-bayanginya.

Dan kini Nasya sudah sampai di sini, di titik di mana ia merasa perjuangan yang telah ia lewati membuahkan hasil yang manis. Ia lulus dengan predikat tertinggi dan Tias benar-benar bangga dengan pencapaian itu.

"Nasya!" panggil Aura dengan buket bunga di tangannya, tampak di belakang sana ketiga temannya berjalan dengan hadiah di tangan masing-masing. "Selamat ya bestiku," lanjutnya memeluk haru pada Nasya.

"Makasih loh, Ra. Udah mau datang ke sini," balas Nasya, hari ini adalah kelulusannya. Ia benar-benar dibuat senam jantung apalagi Tias yang tidak bisa hadir menemani momen bahagianya. Wanita itu mendadak pergi ke Surabaya karena sesuatu hal, meskipun begitu Nasya senang karena sahabat-sahabatnya tetap ada di sampingnya dan siap untuk menemaninya.

"Selamat ya, Sya. Semoga ilmunya makin berkah untuk ke depannya." Kini giliran Bila yang bersuara, gadis itu menyerahkan paper bag yang ia bawa sejak tadi.

"Aamiin, makasih ya, Bil." Nasya dengan senang hati menerima hadiah dari sahabatnya itu.

"Selamat ya, Sya," ucap Zahra dan Dita bergantian, mereka juga membawa paper bag dengan hadiah yang telah mereka siapkan sejak jauh-jauh hari.

"Ya ampun makasih banget, kalian jadi repot-repot." Nasya jadi tidak enak hati karena temannya yang begitu niat membelikannya hadiah, sebenarnya Nasya tidak butuh hal tersebut. Mereka bahkan sudah menjadi hadiah paling indah dalam hidup Nasya, teman-teman yang baik dan mendukungnya dalam setiap hal merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

"Enggak, Sya. Kita tuh mengapresiasi perjuangan lo selama ini." Suara Dita terdengar, Nasya lagi-lagi tersenyum lebar mendengar itu.

"Waduh, ada bau-bau calon manten, nih," sindir Aura, ia melirik ke arah Dita yang tampak malu-malu.

"Apaan, sih! Malu tahu," balas Dita, ia menutup wajahnya yang memerah.

Mereka tertawa melihat tingkah Dita tersebut, mereka semua tidak menyangka diantara kelimanya Dita lah yang paling duluan menikah. Siapa sangka gadis tomboi itulah yang sebentar lagi menjadi istri orang. Benar-benar jodoh tidak ada yang tahu, mereka pikir Aura lah yang paling duluan menikah. Karena gadis itu kalau lihat cowok manis sedikit langsung salting brutal.

"Party gak, nih?" tanya Zahra yang langsung diangguki Aura dan Bila dengan cepat.

"Kuy! Buat ngerayain kelulusan Nasya dan Dita yang bentar lagi jadi istri orang," seru Aura dengan semangatnya.

"Kuy. Hari ini gue yang traktir, deh," celetuk Dita yang disambut suka cita oleh teman-temannya.

"Aduh, kok baik banget sih calon istri orang." Nasya ikut-ikut nimbrung obrolan mereka dan berhasil mengundang tawa dari mereka.

"Let's go!" Kelimanya kemudian langsung menuju mobil Zahrah yang terparkir tidak jauh dari mereka. Dalam hati Nasya sangat senang di kelilingi orang baik yang respect padanya.

"Makasih ya Allah udah kasih kesempatan Nasya buat ketemu sama orang-orang baik kayak mereka. Nasya bersyukur banget bisa bareng-bareng mereka."

*****
Tamat ....
Endingnya sengaja aku bikin begini karena rencana mau bikin extra part yang banyak atau kalau sempat aku mau bikin cerita lagi tapi ini dari sudut pandang Alana

See you next time gais

Have a nice day ❣️

Triple date Bila, Zahra, sama Aura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Triple date Bila, Zahra, sama Aura

Note : Nasya gak diajak soalnya jomblo, kalau Dita lagi sibuk persiapan untuk lamaran

Agliophobia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang