9. The Villain: Relationshit [JAY]

1.3K 60 9
                                    

Warning: toxic relationship, violence, harsh words

PLEASE BE WISE. Cerita ini berisi hal-hal yang mungkin bisa menjadi trigger untuk sebagian orang. Bagi yang kurang nyaman dengan isi warning di atas, silahkan pilih bacaan yang sesuai untukmu. Happy reading y'all.







Our relationship is the most beautiful hell.



Bagiku kesetiaan adalah landasan suatu hubungan, kepercayaan adalah pilarnya, dan ego menjadi penghancurnya. Jika dalam hubungan sudah tidak punya landasan dan pilar, bukankah saatnya si mesin penghancur yang bekerja?

Kalau begitu seharusnya aku dan Jay juga berakhir. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kami butuh ego untuk bertahan.

Sekarang aku meremas kuat sebuah garpu. Akun social media Jay yang terhubung ke ponselku berhasil membuat nafsu makanku hilang. Salah satu adik tingkat di kampus menandai akun Jay dalam sebuah story. Dalam foto itu Jay berada di studio dan yang membuatku meradang adalah caption-nya yang menunjukkan dia memakai bahu pacarku.

What a bitch! Beraninya menemani Jay latihan band and excuse me … sesenang itukah bersandar di bahu pacar orang? Dia hanya belum tahu nasib wanita yang terakhir kali mencoba bersandar pada Jay.

Aku langsung membanting garpu ke meja dan menyambar kunci mobil. Apa lagi? Aku harus menghampiri mereka.

Aku mengemudi seperti kesetanan, maka dari itu tidak butuh waktu lama untuk sampai di studio. Di pintu masuk aku melihat Jake—teman pacarku—sedang bermain ponsel.

"Hai, Aussie Boy."

Sekilas Jake sempat terkejut.

"H-hai, Seareen." Dia tersenyum canggung sambil menyimpan ponselnya.

"Kok, sendirian?"

"Lagi nunggu yang lain beli makan."

"Jay keluar juga?" Jake terlihat berpikir. "Atau di dalam sama cewek … maybe?" Aku bertanya biasa saja, tapi Jake malah terlihat kalang kabut.

"I swear … gue udah peringatin, tapi dia tetep ngeyel bawa Emily." Jake mengangkat jarinya membentuk huruf v.

Ah … so, her name is Emily.

Aku menyeringai. Bukannya menjawab, Jake malah memberiku penjelasan.

"Kalau gitu gue pinjam studionya, ya?" Lalu aku mengambil vas bunga yang ada di meja sebelah Jake. "Sama pinjam ini, nanti Jay yang ganti."

Tanpa menunggu jawaban Jake, aku langsung masuk. Omong-omong, Jake salah satu teman Jay yang sudah tahu bagaimana rusaknya hubungan kami sekarang.

"Babe, i'm here!" seruku.

Tebak apa yang kulihat begitu tiba di dalam?

Jay bermain gitar dan menyanyikan lagu untuk Emily yang bersandar di bahu kanannya. Ugh, romantis.

"Hai, guys!" Aku melambai saat mereka terdiam dan sama-sama menatapku.

Dengan senyum lebar aku mengangkat vas dan membidik ke sebelah kanan Jay–em, maksudku tepat pada kepala Emily.

"Kalau gak mau kena," seketika senyumku memudar, "you better get out!"

Emily gelagapan sendiri sedangkan Jay dengan santai bersandar pada sofa dan menopang kaki kaki kanannya pada kaki kiri.

EN- UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang