13.4 🔞 Secret Affair [HEE-HOON]

2.9K 78 45
                                    

Warning: 21+, threesome, harshwords







Meski tersulut api cemburu, Sunghoon tidak serta-merta percaya ucapan Heeseung, dia masih cukup sadar untuk mengingat bahwa manipulatif adalah salah satu sifat Heeseung. Alasan Sunghoon menyetujui tawarannya karena tidak rela membiarkan Heeseung menikmati tubuh Seareen seorang diri, Sunghoon harus memastikan Seareen tidak berpikir untuk meninggalkannya karena hasutan atau ancaman dari Heeseung.

"Ahh." Lenguhan mengalun indah dari bibir Seareen. Belum semenit sejak dia mendapat orgasme pertama berkat tangan dan lidah Heeseung, kini laki-laki itu menyatukan milik mereka, sedangkan Sunghoon makin intens menggoda payudaranya.

Ketiga manusia itu bergumul di atas ranjang dalam keadaan telanjang. Seareen bersandar pasrah pada Sunghoon sementara Heeseung menggagahinya dari depan. Meski sudah terbebas dari handcuffs, Seareen tetap kesulitan menolak karena kini lawannya ada dua. Belum lagi nikmat yang diterima membawanya pada ambang kewarasan, seolah momentum ini terlalu sayang untuk dilewatkan.

Heeseung pagut Seareen dalam ciuman, hanya sebentar karena bibir itu kian mendesah begitu Heeseung mulai bergerak. "Moan my name."

"Heeseung–ahh." Seketika pinggul Heeseung bergerak cepat. Vagina Seareen masih merah dan becek sehingga memudahkan kejantanannya yang besar dan panjang untuk mengoyak lubang itu. Tubuh Seareen terhentak dengan mata terpejam, rasanya sudah lama sekali sejak seks terakhir mereka. "Ah! Heeseunghh."

Tidak ingin pacarnya terus mengucap nama itu, tangan Sunghoon bergerak mengelus bibir Seareen lalu meloloskan satu jari ke sana, sementara tangan yang lain memijat payudaranya. Seareen otomatis menyesap ibu jari Sunghoon, gelenyar aneh menjalar di sekujur tubuh berkat rangsangan dari berbagai sisi.

Mulut panas Seareen sepertinya terlalu nikmat untuk dirasakan dengan jari, karena itu Sunghoon menggantinya dengan bibir. Mereka memulai ciuman, sementara Heeseung masih bergerak di bawah sana.

"Hmph!" pekik Seareen teredam oleh lumatan Sunghoon saat Heeseung menyentil klitorisnya. Laki-laki bertindik itu menepis tangan Seareen yang berniat menghentikannya, Heeseung usap benjolan penuh saraf berkali-kali hingga labia Seareen berkedut tidak karuan.

"Oh, fuck!" Heeseung menggeram saat penisnya dijepit kuat.

Bunyi kecapan beradu dengan tumbukan kulit, dua laki-laki itu seakan tidak mau kalah dalam membawa Seareen menjemput kenikmatan. Sunghoon membelit lidah Seareen, tapi sayang sedetik kemudian Seareen menjauh, menyisakan benang saliva mereka. Bukannya sengaja, Seareen hanya ingin protes karena Heeseung tiba-tiba berhenti di saat pelepasannya nyaris di ujung tanduk.

"Ah, Babe!" rengeknya tanpa sadar.

Heeseung mengelus paha Seareen naik-turun untuk menggoda. "Memohon!" titahnya.

"Heeseung, please." Seareen mengatakannya dengan sorot sayu dan bibir terengah.

"Say it properly." Heeseung mendekat lalu mengangkat dagu Seareen

Seareen menelan ludah, dirabanya wajah nakal Lee Heeseung. "Please, fuck me … a-ahh!" Gadis itu memekik di akhir lantaran Heeseung kembali memompa dan kali ini lebih cepat dari sebelumnya, terkesan kasar dan tidak terarah.

Heeseung menyeringai sembari ekor matanya tertuju pada Sunghoon. "She always liked it."

Sepasang kekasih itu sama-sama tahu bahwa Heeseung memprovokasi. Tapi Seareen tidak punya tenaga lebih untuk menjelaskan pada Sunghoon karena bibirnya sibuk mendesah keras, sementara tubuhnya meliuk ke segala arah, dia hanya bisa membiarkan Sunghoon memelintir kedua putingnya dan menggigit kulit bahunya sebagai pelampiasan kesal.

EN- UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang