Awali hal baru dgn yg manis, haluin wonie misalnya hshs
Requested by: orlinchells_yl
Requestnya kapan lalu, publishnya baru skrg. Huhu maafkan aku ಥ‿ಥWarning: i'm not sure, but yaa let's put '18+' here
•
•
•
"Posisi?""Missionary," jawab Yubi asal pada suara di seberang sana melalui sambungan telepon.
Laki-laki yang berkutat dengan laptop di depan Yubi otomatis mengerutkan kening, kepalanya celingukan memastikan tidak ada pengunjung lain yang mendengar celetukan ngawur dari bibir Yubi.
"Gue lebih suka doggy, sih ... yuk, kapan?"
"Dih?!" Senjata makan tuan, seharusnya Yubi paham kalau si mesum pasti melahap candaan kotor yang dilontarkan. Yubi seratus persen yakin kalau orang di sana sedang mempraktekkan gaya yang dimaksud di dalam otaknya.
"Haha, kicep lo!" Nada jenaka berangsur hilang. "Heh, serius lo di mana?"
"Di kafe sama Jungwon."
Merasa terpanggil, si pemilik nama bertanya tanpa suara. "Siapa?"
Yubi menunjukkan layar ponselnya pada Jungwon. Kontak dengan nama Jayjay tertera di sana bersama detik panggilan yang terus berjalan.
"Kafe mana?"
Yubi kembali menempelkan ponselnya ke telinga dan menyebut nama kafe yang terletak di roof top salah satu pusat perbelanjaan tersebut.
"Pasti nungguin dia nugas. Lo betah amat jadi pajangan."
Penelepon bernama Jay itu tidak salah juga, sih. Sejak tadi Jungwon memang sibuk dengan laptop, sementara Yubi hanya duduk termakan bosan ditemani segelas latte dan sepotong cheese cake.
"Ke sini aja buruan!" Tiba-tiba Jay mengeraskan suaranya. Bisa Yubi dengar raungan motor bersautan dengan sorakan orang-orang di sana.
"Gak dulu."
"Hah?!"
"Gak dulu!"
"Apa, Bi?!"
"Skip, skip!"
"Gak denger--"
Pip.
Yubi memutus panggilan secara sepihak, beralih mengirim pesan pada Jay. Percuma dilanjut, yang ada Jay cuma hah hoh hah hoh terus.
"Won, bosen banget sumpah!" keluh Yubi setelah meletakkan ponsel di meja.
"Mau nyusul Kak Jay?" Meski tidak jelas, tapi Jungwon bisa mendengar samar-samar soal ajakan Jay.
"Enggak, isinya maksiat mulu."
"Emang Kak Jay lagi ngapain?"
"Balapan."
Jungwon mengangguk dengan mulut membeo. Paham kenapa Yubi menyebutnya maksiat, karena tidak mungkin balapan yang dihadiri kakak sepupunya berlangsung tanpa taruhan. Uang, perhiasan, bahkan wanita---katanya---pernah dijadikan tropi kemenangan di sana.
"Baru jam delapan padahal," gumam Jungwon sedikit heran karena biasanya Jay pergi balapan tengah malam.
Yubi reflek melirik jam di ponsel. Bibirnya tersenyum miring sambil menggeleng pelan. Dengan lantang dia deklarasikan bahwa J bersaudara sangat kontradiktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
EN- Universe
FanficImagine: You x Enhypen Mau Enhypen sebagai pacar, kakak, adik, selingkuhan, teman, suami, musuh, atau apa? ⚠️ Warning: adult content on some chapters.