Warning: NC-18, fingering
PLEASE BE WISE. Bagi yang minor dan yang gak suka ff mature, silahkan pilih bacaan yang sesuai untukmu. Happy reading y'all.
•
•
•
Waktu menunjukkan pukul delapan malam saat Seareen keluar dari tenda kesehatan yang ada di posko pengungsian. Baru saja dia melakukan hecting pada salah satu anggota tim SAR yang mendapat luka sobek saat memeriksa lokasi reruntuhan bangunan.
Seareen berniat kembali ke tendanya untuk istirahat, tapi langkah gadis itu terhenti saat pandangannya mendadak buram.
"Tahan, please." Seareen menunduk sambil berpegangan pada batang pohon, berharap rasa pening di kepalanya segera menghilang dan dia bisa melanjutkan perjalanan menuju tenda.
Namun bukannya membaik, telinga Seareen malah mulai berdenging. Ditambah lagi Seareen merasa mual sejak tadi karena menjahit luka dalam keadaan perut kosong. Memang salah Seareen, sih. Kurang perhatian dengan kelemahan tubuhnya.
Seareen terjatuh ke sebelah kiri. Dia sadar saat seseorang mengangkatnya, hanya saja semua terasa gelap dan dia sangat lemas. Sudah biasa bagi Seareen, dia cuma butuh beberapa saat untuk semua kembali normal. Dia mengerjap sampai akhirnya seluruh panca indera Seareen menangkap apa yang sedang terjadi.
"Dokter Sunghoon!" pekik Seareen saat menyadari siapa laki-laki yang tengah menggendongnya sambil menatap tajam itu.
Sunghoon berdecak lalu membawa Seareen kembali ke tenda kesehatan yang sudah sepi. Tanpa bicara Sunghoon ambil peralatan rawat luka setelah menurunkan Seareen di salah satu ranjang. Sunghoon tarik lengan kiri Seareen begitu tangannya sudah memakai handscoon.
"Aw!" Seareen baru sadar kalau sikunya terluka. Sunghoon membersihkan luka itu dengan cairan NaCl 0,9%.
"Dokter, maaf." Dia tahu Sunghoon kesal dan Seareen merasa harus meminta maaf untuk itu.
Sekali lagi Sunghoon berdecak. "Sudah tahu kamu bisa pingsan kalau telat makan, kenapa masih ceroboh?"
"Maaf.." Seareen menunduk. Dia tidak sempat makan sejak tadi siang karena banyak hal yang perlu dikerjakan.
"Kamu datang sebagai relawan, tahu prinsip utama penolong, 'kan? Keselamatan diri. Kalau kamu gak bisa jaga diri, yang ada malah bikin susah tim!" Sunghoon mengoleskan krim antibiotik dengan kasar, tidak peduli Seareen merasa perih. "Gitu aja gak paham. Baru jadi dokter kamu?!"
Masih banyak omelan lain yang diterima Seareen dari seniornya itu. Dia hanya diam dan baru bersuara untuk berterima kasih setelah Sunghoon selesai mengobatinya.
"Makan sekarang!" Sunghoon memberikan sebuah roti pada Seareen.
"Udah kenyang sama omelanmu, Park Sunghoon!" Tidak mungkin Seareen berani menjawab dengan lisan, jadi sambil membatin, Seareen terima pemberian Sunghoon.
Setelah merapikan alat, Sunghoon bersandar di meja untuk memerhatikan Seareen makan.
"Jangan dilihatin terus, Dok."
"Kenapa?"
"Saya grogi," ucap Seareen membuat Sunghoon membuang muka. Desiran aneh kembali Seareen rasakan, terlebih mereka hanya berdua.
"Dokter istirahat dulu aja, nanti selesai makan saya juga balik ke tenda."
"Nanti kalau tumbang lagi?"
"Enggak, kan udah makan."
"Kamu ngusir saya?"
Seareen menghela nafas. Berdebat dengan Sunghoon tidak akan ada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EN- Universe
FanficImagine: You x Enhypen Mau Enhypen sebagai pacar, kakak, adik, selingkuhan, teman, suami, musuh, atau apa? ⚠️ Warning: adult content on some chapters.