Warning: 21+, violence, harshwords
•
•
•
Kamar bernuansa cyber yang dihiasi peralatan game tersebut penuh oleh kepulan asap saat sang pemilik memantik gulungan tembakau. Lee Heeseung dengan santai kembali duduk di depan layar komputer setelah melepas jaket dan kaos. Tangannya mengarahkan kursor untuk menutup PC game dan menonaktifkan gadget besar tersebut sebelum beralih pada gadget lain—ponsel.
"Kondomnya ada?" tanya Seareen begitu masuk kamar dan mendapati Heeseung sudah kembali. Beberapa waktu lalu—setelah bermain game—dia pamit keluar untuk membeli benda itu selagi Seareen sibuk berkutat di kamar mandi rumahnya.
Heeseung menunjuk dua plastik kotak kecil di atas meja menggunakan dagu, kedua tangannya masih mengetik sesuatu di ponsel, sementara bibirnya mengapit batang rokok. Kegiatan Heeseung baru berhenti setelah indera penciumannya terdistraksi oleh aroma manis yang menguar saat Seareen mendekat.
Gadis itu meraih satu bungkus kondom sambil bersandar di meja. "Jadi masuk belakang?" tanya Seareen mengingat Heeseung tadi memintanya bersiap yang mana termasuk membersihkan lubang anal.
"Kenapa?" Melihat keraguan di wajah Seareen, Heeseung balik bertanya sembari meletakkan ponsel dan menggeser beberapa barang agar Seareen bisa duduk di meja.
"Gak mau, ah, dulu sakit banget."
"Wajar, yang waktu itu pertama kali. Apa kita sering-sering anal sex biar kebiasaan?"
"Enak aja!" Seareen menendang pelan kaki Heeseung, mengundang tawa laki-laki itu. "Nanti kalau sakit, jangan maksa."
"Iya."
"Promise me?"
"I won't." Heeseung menggeleng.
"Hee!"
"It depends on how you behave later, so be a good girl." Heeseung sempat menghembuskan asap rokok sebelum mendekat. Kedua tangannya bertengger di pinggang Seareen sembari hidung bangir itu mulai mencari wangi vanila yang sejak tadi bertubrukan dengan bau nikotin. Mulai dari lengan hingga bahu Seareen tidak luput dari cumbuan Heeseung, terutama pada titik-titik nadi di mana gadis itu menyemprotkan body mist.
"Wangi," bisik Heeseung sambil berdiri untuk menghirup perpotongan leher Seareen. Afrodisiak dalam aroma vanila benar-benar membawa Heeseung menuju kabut nafsu, mampu membuatnya lupa sejenak dengan zat candu lain yang sedang dia gapit di jemari.
Saat Seareen mulai terpejam dalam buaian, Heeseung hentikan segala kontak fisik untuk mengambil sesuatu di laci sebelah ranjang. Seareen hanya diam di tempat karena sudah menduga benda yang akan Heeseung tunjukkan, sebuah handcuffs dan … sebentar–
"Blindfold?"
–benda itu tidak ada di perjanjian sebelumnya.
Setelah dari pesta Yunjin, Seareen dan Heeseung tidak lagi bertemu. Seks malam ini adalah yang pertama setelah masa magang selesai dan Heeseung berkata ingin mencoba sesuatu yang kinky. Seareen menyetujuinya, tapi tidak menyangka kalau harus melakukan dengan mata tertutup.
"Lo pasti suka karena jadi lebih sensitif."
Setelah berpikir sejenak, sepertinya tidak buruk untuk dicoba. Seareen biarkan Heeseung memborgol kedua tangannya di depan. Sempat Heeseung kecup kedua tangan Seareen sebelum mengambil remote guna mematikan lampu utama dan mengubah warna lampu LED di kamarnya—yang sebelumnya hijau—menjadi keunguan. Sial, Heeseung tahu cara meningkatkan gairah seksual.
KAMU SEDANG MEMBACA
EN- Universe
FanfictionImagine: You x Enhypen Mau Enhypen sebagai pacar, kakak, adik, selingkuhan, teman, suami, musuh, atau apa? ⚠️ Warning: adult content on some chapters.