93. MAHA

2 0 0
                                    

Ditulis 3 Juni 2021, namun ditolak publikasi karena dianggap membawa tema sensitif. 


MAHA

Tuhan, Dewa-Dewi, dan Alam Semesta

Mengapa Kalian menelantarkan umat Kalian?

Kami meminta, mencari, dan mengetuk

Tapi kami tidak diberi, tidak mendapat, dan tidak dibukakan

Tunjukkanlah kami jalan yang lurus

tapi di depan kami cuma ruang hampa yang seolah mengejek

Damaikan dan berkahilah hari serta hati kami

tapi dibalas dengan berpura-pura tidak dengar

(Lalu Kalian marah dan cemburu,

di dalam kesunyian)

Kemudian saat kami berbalik badan,

kami disambut tatapan cemooh orang-orang yang beranggapan

suara kami kurang lantang, mata kami kurang teliti, dan kami kurang sabar menunggu

kami tidak akan pernah dicukupkan!

Oh, kepada Tuhan, Dewa-Dewi, dan Alam Semesta yang Maha Segalanya,

apakah Kalian juga berarti

indah dan buruk rupa,

adil dan pelit,

terang dan gelap,

sempurna dan cacat?

(Lalu kami kecewa,

di dalam kesunyian)

Seiring langkah kami, definisi-definisi yang terjukstaposisi

Tidak lagi mengganggu sama sekali

Kami tidak sedih, tidak juga marah,

Menyadari, semata-mata yang terpenting bagi kami adalah

pemahaman akan waktu dan kedewasaan diri

Hingga akhirnya jiwa-raga-benak ini memutuskan untuk berhenti sejenak

mengambil waktu istirahat, bersama dengan datangnya kesimpulan

bahwa sungguh pun, tidaklah seharusnya menjadi masalah,

apakah Kalian baik atau jahat

tidaklah juga pernah penting,

Kalian ada atau tiada

karena itu semua hanyalah sebatas konsepsi yang dibangun

sesuai dengan moral manusia.

3 FEBRUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang