99. Aku Sudah Mati

3 0 0
                                    

Note: Puisi ini dibuat tanggal 27-28 November 2022 tengah malam untuk disubmit ke pameran kampus tanggal 1-2 Desember 2022.


AKU SUDAH MATI 

Kamu tidak bisa membunuhku, aku sudah mati 

sudah mati ketika kakiku menginjak kubangan pasir 

terjebak sejak dua belas tahun lalu di tempat serat air 

sudah mati ketika meminta tolong dengan suara tenggelam 

sambil dirundung pasung atas nama bekerja siang hingga malam 

sudah mati ketika orang-orang tertawa di depan kotak, ramai-ramai bersulang 

namun mereka tidak tahu dan tidak sadar siapa saja yang sudah berpulang 

sudah mati ketika mereka hamburkan uang menang judi 

sementara aku bersemayam di dalam kegelapan abadi 

sudah mati ketika gegap gempita stadion rayakan kemenanganaku diam, 

bahkan keluargaku tidak lagi punya angan-angan 

Kamu tidak bisa membunuhku, aku sudah mati 


Deskripsi 

Pekerja migran adalah salah satu yang termasuk ke dalam kelompok rentan. Seringkali merekadieksploitasi, disuruh bekerja dengan waktu yang tidak manusiawi dan juga upah yang rendah. Kita semua tahu saat ini sedang ada euforia Piala Dunia 2022. Kurang lebih sekitar sepuluh hingga dua belas tahun lamanya orang-orang membanting tulang dan menyiapkan stadium untuk piala dunia di Qatar. Ditemukan ribuan orang meninggal, kebanyakan adalah pekerja migran dari Asia Selatan. Puisi ini dibuat untuk memberi penghormatan pada pekerja migran yang meninggal, sekaligus pengingat bagi kita bahwa di balik riuh rendah Piala Dunia 2022, ada banyak orang yang harus merenggang nyawa dalam mempersiapkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 FEBRUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang