Note: Puisi ini dibuat tanggal 27-28 November 2022 tengah malam untuk disubmit ke pameran kampus tanggal 1-2 Desember 2022.
AKU SUDAH MATI
Kamu tidak bisa membunuhku, aku sudah mati
sudah mati ketika kakiku menginjak kubangan pasir
terjebak sejak dua belas tahun lalu di tempat serat air
sudah mati ketika meminta tolong dengan suara tenggelam
sambil dirundung pasung atas nama bekerja siang hingga malam
sudah mati ketika orang-orang tertawa di depan kotak, ramai-ramai bersulang
namun mereka tidak tahu dan tidak sadar siapa saja yang sudah berpulang
sudah mati ketika mereka hamburkan uang menang judi
sementara aku bersemayam di dalam kegelapan abadi
sudah mati ketika gegap gempita stadion rayakan kemenanganaku diam,
bahkan keluargaku tidak lagi punya angan-angan
Kamu tidak bisa membunuhku, aku sudah mati
Deskripsi
Pekerja migran adalah salah satu yang termasuk ke dalam kelompok rentan. Seringkali merekadieksploitasi, disuruh bekerja dengan waktu yang tidak manusiawi dan juga upah yang rendah. Kita semua tahu saat ini sedang ada euforia Piala Dunia 2022. Kurang lebih sekitar sepuluh hingga dua belas tahun lamanya orang-orang membanting tulang dan menyiapkan stadium untuk piala dunia di Qatar. Ditemukan ribuan orang meninggal, kebanyakan adalah pekerja migran dari Asia Selatan. Puisi ini dibuat untuk memberi penghormatan pada pekerja migran yang meninggal, sekaligus pengingat bagi kita bahwa di balik riuh rendah Piala Dunia 2022, ada banyak orang yang harus merenggang nyawa dalam mempersiapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 FEBRUARI
PoetrySetiap kata yang kau lontarkan dan perbuatanmu yang menghunus dada. Darimu setiap penolakan, sebanyak napas yang ku hembuskan.