Ini adalah pengakuanku atas nistamu
Rasa iba tak lagi sempat terlintas sejauh mata memandang
Mulutmu busuk dan hatimu kotor,
yang keluar tak lain dari dusta dan omong kosong
Aku tidak ingin mengakuimu.
Tiap kali ku pandangi cermin untuk melihat pantulan caramu hidup,
kau takkan pernah menyadari tatapan jijik yang ku lempar
Aku membencimu, darah dagingku sendiri
—Dan itu hampir sama dengan membenci diri sendiri
Ini bukan tuntutan agar kau berubah,
Ini adalah pengakuanku atas nistamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 FEBRUARI
PoetrySetiap kata yang kau lontarkan dan perbuatanmu yang menghunus dada. Darimu setiap penolakan, sebanyak napas yang ku hembuskan.