7 : Pendekatan

902 123 72
                                    

"Halo, ya Jin?"

"Di mana kau?"

Taehyung menghela nafas, fokus memperhatikan jalanan kota. "Perjalanan pulang ke rumah."

Hari sudah sore, jam pulang kerja sudah lewat dua jam lalu.

Terdengar suara helaan nafas dari seberang.

"Ada apa?" Tanya Taehyung mendahului.

"Mr.Bill kemari dengan wajah merah padam, Tae. Dia mencarimu. Dia bilang, kau sudah membawa pergi anak gadis tunggalnya."

Mendengar itu, Taehyung menghela nafas panjang.

Ia sudah bisa menduga Mr.Bill pasti akan mencarinya, apalagi Jennie sudah 2 hari menginap di rumahnya.

"Ya, terimakasih atas informasinya, Jin."

"Astaga, Tae... Aku turut berduka cita atas musibah yang menimpamu ini."

Taehyung menyeringai, memutus panggilan dan menekan pedal gas mobil untuk menambah kecepatan.

10 menit perjalanan, Bugatti La Voiture Noire itu merapat mulus di garasi.

Taehyung berjalan memasuki rumah dan melihat gadis yang ia cari tengah asyik bercanda ria bersama Jungkook.

Sementara Jimin yang masih mengenakan kemeja kerjanya, sudah duduk di area bar samping dapur.

"Jennie."

Mendengar suara bariton itu, Jennie dan Jungkook sontak terpengarah.

"Ya?"

"Sudah dua hari kau menginap di sini. Kurasa ini sudah saatnya kau kembali ke rumah dan membicarakan masalahmu dengan Papamu."

"Loh, Dad." Jungkook melangkah maju, hendak protes.

Namun Taehyung segera mengangkat tangannya untuk menahan si bungsu, sementara tatapan dinginnya tetap tertuju ke Jennie.

"Baiklah.. Aku akan segera berkemas. Permisi."

Gadis itu melenggang pergi. Senyumnya hilang.

"Daddy apa-apaan sih, kenapa Jennie diusir?" Keluh Jungkook, menjatuhkan tubuhnya di sofa.

Taehyung menghela nafas panjang, mengambil duduk di hadapan putra bungsunya itu.

"Kalau kita membiarkan Jennie tinggal di sini terlalu lama, Dad khawatir rumah kita akan dikepung polisi besok."

"Kenapa Daddy tega ke Jennie!"

"Rumah kita bukan penampungan wanita hilang arah, Jung. Orang tuanya pasti khawatir. Biarkan dia pulang dan mengurus masalahnya sendiri."

"Tapi Jennie masih bersedih, Dad. Dia bertengkar hebat dengan Papanya. Kalau di rumah Jennie diperlakukan dengan kasar, bagaimana?"

Taehyung mengangkat bahu. "Itu bukan urusan Daddy."

"Daddy benar-benar tidak punya rasa simpati ya!" Seru Jungkook kesal, matanya sudah berkaca-kaca.

"Oh ya? Apakah mengizinkan gadis itu tinggal di rumah ini selama dua hari itu bukan bentuk dari rasa simpati?"

Suara langkah kaki membuat mereka menahan pertengkaran sejenak.

Jennie tengah menarik kopernya, tersenyum ke arah Taehyung yang sudah menatapnya tajam.

"Jennie pamit, ya. Terimakasih sudah mau menampung Jennie selama dua hari di sini."

Taehyung mengangguk santai, sementara Jungkook mengepalkan tangannya.

DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang