6 : Menginap

959 125 54
                                    

"Lagi lagi kamu diantar oleh pria tua keladi itu!" Bentak Mr.Bill, membuat Jennie semakin melotot.

"Apa-apaan sih, Pa!"

"Dengar, Jennie! Papa nggak suka kamu berhubungan dengan dia!"

"Tapi Jennie mencintainya!" Bentak Jennie.

Nyonya Bill terkejut setengah mati. Ini pertama kalinya si anak tunggal berani menentang mereka.

"Dasar anak tak tau diuntung!" Bentak Mr.Bill.

"Jennie... Sadarlah, Nak. Pria itu seumuran dengan Papamu sendiri." Lirih Sang Mama.

Jennie menggeleng tegas. "Dia masih berumur 48 tahun, Ma. Papa sudah menginjak umur 55 tahun, seumuran dari mana sih!"

"Astaga....! Dia itu duda dua anak, Jennie!" Bentak Mr.Bill lagi.

"Jennie tau, dan Jennie bisa menerima itu!"

"Dia sudah sudah dua kali menikah dan dua-duanya gagal!"

Jennie menggeleng tegas. Pipinya sudah banjir oleh air mata.

"Tidak... Istrinya meninggal karena kecelakaan."

Mr.Bill tertawa meremehkan. "Kau itu tidak tau apa-apa!"

Gadis itu terdiam cukup lama, hanya menangis sesenggukan. "Menikah dua kali? Apa itu benar?"

"Papa tidak mau tau! Jauhi pria itu!"

"Jennie tidak bisa, Pa..."

"Jangan bodoh, Jennie! Pria masih banyak di luar sana."

Nyonya Bill mengusap pundak suaminya. "Sabar, Pa..."

"Sekarang kamu pilih, Jennie! Papa, atau Taehyung! Kalau kamu masih tetap memaksa untuk bertemu pria itu, pergi dari sini!"

Jennie menatap tak percaya, sementara Mamanya sudah terkejut mendengar itu.

"Tolong kendalikan diri, Pa. Jennie anak kita satu-satunya.." Lirih wanita itu.

"Anak yang tak tau diri!"

Jennie menangis kencang, berlari masuk ke kamar dengan penuh amarah.

Tubuhnya gemetar. Dengan cepat, ia memasukkan beberapa baju, make up, skincare, dan beberapa perlengkapan lainnya.

Sambil gemetar mengusap air mata di pipi, Jennie memesan taksi online lalu berjalan keluar kamar.

Nyonya Bill terkejut, segera menyusul anaknya.

"Jennie? Apa ini, koper? Kau mau kemana?"

"Jennie pergi saja."

"Kumohon, selesaikan ini baik-baik dengan Papa. Jangan begini, apa kamu tega meninggalkan Mama?"

Nyonya Bill berusaha menahan gadis itu, tapi sia-sia.

Jennie menepis tangan Ibunya dan segera pergi keluar dari rumah.

Melihat hal itu, Mr.Bill hanya mendengus, melirik tajam.

Tak ada Maid dan Bodyguard yang berani menahan gadis itu tanpa adanya perintah.

Sebuah mobil taksi sudah menunggu di depan gerbang.

Sang Sopir membantu meletakkan koper Jennie di bagasi, sementara gadis itu sudah duduk di seat penumpang bagian belakang.

Ia masih menangis, gemetar penuh emosi.

"Sudah siap, Non?" Tanya sopir taksi yang baru saja masuk mobil.

Gadis itu mengangguk patah-patah.

"Kita ke mana, Non?"

Jennie menarik nafas panjang. "Seoul National University."

DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang