Malam menjelang.
Mobil mewah Mercedes Benz berhenti tepat di depan gerbang rumah Jennie yang sudah tertutup rapat.
Taehyung menghela nafas lega, menatap lamat-lamat wajah gadis yang baru terbangun dari tidurnya itu.
"Tolong jangan beritahu Jimin dan Jungkook tentang kita."
Jennie mengernyit. "Tentang kita.... Maksudnya?"
"Tentang kamu yang ikut saya dinas luar kota, tentang kita yang sekamar di Busan, dan..." Taehyung menelan ludah. "Tentang saya yang memeluk kamu."
Jennie tersenyum. "Iya.."
Ia melirik tangan pria yang masih menggenggam tangannya itu. "Kalau yang ini, boleh?"
Taehyung buru-buru melepas tangan gadis itu dan membuang muka.
Jennie terkekeh gemas. "Jennie masuk ya, nanti Daddy chat Jennie kalau sudah di rumah."
Pria itu mengangguk. "Ya."
"Selamat malam, Kesayangannya Jennie.."
Gadis itu membuka pintu dan berdiri sambil melambaikan tangan.
Taehyung tersenyum tipis, menekan pedal gas dan mulai meninggalkan distrik Hannam-dong.
Ketika melewati gerbang perbatasan distrik, mendadak sebuah mobil putih dengan kecepatan tinggi berpapasan dengannya.
Ia mengernyit, melirik spion untuk melihat plat nomor mobil itu, dan terbelalak.
"Jimin?"
Taehyung menekan rem mendadak, dan terjebak macet.
"Sialan.."
Ia mendengus, berfikir banyak hal.
"Apa yang dilakukan Jimin di sana? Rumah Tzuyu bukanlah di Hannam-dong."
Taehyung meraih ponselnya di saku dan segera menghubungi Jimin.
3x panggilan, tidak ada jawaban.
"Sialan, kemana kau ha?"
Ia beralih menelfon Jungkook, yang syukurlah kali ini si bungsu menerima cepat panggilannya.
"Ya, Dad?"
"Jung lagi di mana?"
"Di rumah, makan."
"Kakak di sana?"
"Kakak belum pulang, Dad. Kenapa?"
Taehyung menghela nafas panjang, memutus panggilan dan melempar ponselnya ke sembarang arah.
Ada banyak restoran di distrik Hannam-dong, yang menjadi alasan untuk dia berpikir positif.
"Mungkin dia ada meeting klien di sana. Ya sudahlah."
Taehyung masih memaki kemacetan lalu lintas yang membuatnya pulang terlambat.
Jungkook sedang membereskan meja makan ketika ayahnya berjalan memasuki rumah.
Ia buru-buru mengambil alih koper Taehyung.
"Kamu beli makan?" Tanya ayahnya.
"Iya. Kakak belum pulang, nggak ada makanan. Jung beli seharian."
Taehyung menghela nafas. "Ya sudah, Daddy beres-beres dulu."
Jungkook mengangguk, membiarkan ayahnya menaiki tangga menuju ke kamar utama.
Begitu sosok Taehyung menghilang dari pandangan, ia buru-buru meraih ponsel dan menelepon Jimin.
"Kak, gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY
RomansaJennie harus berjuang untuk mendapatkan cinta dari seorang Kim Taehyung yang terpaut usia 30 tahun dengannya. Berbagai macam ujian harus ia lalui, mulai dari status keluarga, masa lalu, dan sikap dari seorang Kim Taehyung itu sendiri. Meski begitu...