First (1)

15.8K 684 7
                                    

"Mama....Echan mau ikut mama..." Ucap bocah laki laki itu lirih sambil menggenggam erat ujung baju Mama nya.

Bocah umur 13 tahun yang masih duduk di kelas 6 SD itu, harus melihat kejadian yang seharusnya tidak ia lihat sekarang ini.

Mama dan Daddy nya cerai dan ia tidak akan ikut siapa siapa. Kedua orangtuanya tidak ingin mengurus bocah itu.

Hati Echan sakit melihat kedua orang tuanya begitu tidak menginginkannya di kehidupan mereka. Echan masih butuh Mama dan Daddy.

Orang yang dipanggil Echan Mama tengah menghela nafas kasar mendengar rengekan putra kecilnya.

Bukannya merasa iba, orang itu menghempaskan tangan kecil Echan begitu saja, membuat Echan semakin menunduk menangis.

"Gue gak mau ya ngurus bocah kek lo. Pembunuh!!"

"Echan bukan pembunuh"

Echan semakin menangis mendengarnya. Ia tetap mengatakan "Echan bukan pembunuh" sampai orang itu tidak lagi berada di hadapan Echan.

"Ya Tuhan....Echan salah apa sampai Mama dan Daddy seperti ini? Echan salah apa Tuhan....Echan bukan pembunuh. Echan masih butuh Mama sama Daddy buat biaya sekolah Echan." lirihnya menatap langit langit rumah besarnya.

Seorang anak kecil berumur 13 tahun itu memohon kepada Tuhannya. 5 bulan yang lalu kehidupannya baik baik saja. Namun, kenapa semuanya menjadi seperti ini?

Echan tidak tau lagi harus berbuat apa. Ia tak punya siapa siapa lagi selain orang tuanya. Di rumah sebesar ini hanya dirinya yang kecil tinggal.

"Echan harus gimana? Echan gabisa lanjut sekolah." Echan menangis.

Ia berdiri dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Ia mengunci pintu dan langsung merebahkan tubuhnya tertutupi selimut.

Ia tetap menangis sesenggukan dan akhirnya terlelap.

__________","__________

"Om om.." panggil Echan pada pria disampingnya.

Orang itu menoleh ke bawah menjajarkan pandangannya dengan pandangan Echan.

"Eumm...om bisa minta tolong ambilin itu ndak?" pinta Echan.

Pria itu mendongak pada barang yang ditunjuk Echan. Susu Ultram*lk full cream berukuran besar yang dipinta Echan.

"Kamu mau ini?" tanya pria itu. Echan mengangguk.

Pria itu menjulurkan tangannya untuk mengambil permintaan bocah itu.

"Ini. Ada lagi? Biar om bantu." tawarnya.

Echan menggeleng pelan sambil menerima pemberian pria itu. "Terima kasih om"

"Sama sama" pria itu tersenyum mengusap pucuk kepala Echan lembut.

Echan kaget dan mematung merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Daddy, Echan mau mainan itu, Dad."

"Yang ini?" Echan mengangguk semangat.

"Baiklah pangeran kecil. Ayo kita beli. Ada lagi?" ucapnya sambil mengusap puncak kepala putranya.

"Hei!! Kau kenapa?"

Echan tersentak saat bahunya tergoyang. Tanpa sadar air matanya sudah menetes sejak tadi.

"Hei kau kenapa? Dimana ibumu? Kau kesini dengan siapa?" tanya pria itu.

Echan menggeleng pelan.

"Astaga. Ayo ikut om dulu."

Jung Haechan in Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang