"Huft... capek juga nemenin Gyu belajar. Berasa mau tawuran satu angkatan." keluh Haechan saat Gyu sudah keluar dari kamar Mark setelah mengerjakan PR nya tadi. Mark terkekeh.
"Ya emang gitu si bocil. Dia selain selalu heboh dengan apa yang pertama kali dilihatnya, dia cerewet dan suka ngeles kalo di kasih tahu, apalagi pas dimarahin Bubu. Bubu udah naik darah pas marahin dia, udah panjang lebar ngomong, eh Gyu malah cuma meringis kek gak ada dosa sambil bilang 'Iya Bubu maaf yaa' ."ucap Mark sambil meniru suara Beomgyu dengan nada mengejek.
Mark terus berbicara tentang adik bungsunya sambil berjalan jalan menyusun kembali buku bukunya bekas menemani Gyu belajar, di rak buku.
Haechan hanya terus memandangi Mark yang terus berbicara dengan senyuman di bibirnya.
Jarang jarang juga melihat Mark berbicara panjang lebar. Ternyata Mark kalo lagi ngomong sambil jalan tuh ganteng banget.
Apalagi kalo cuma terlihat dari punggungnya. Masih SMP, postur tubuh Mark sudah mulai terlihat. Bahunya senderable wkwk.
"Kak!"
"Terus tuh- hah? Iya kenapa?" sahut Mark.
"Tumben ngomongnya panjang banget. Kakak daritadi ngomong terus loh. Kenapa kalo ada banyak orang, kakak jadi irit ngomong? Emang klo ngomong harus beli kuota dulu ya?"
Jujur Haechan senang sekali mendengar Mark berbicara panjang dengannya.
Mark duduk disebelah Haechan di lantai lalu melipat kedua tangannya diatas meja kecil di hadapannya.
Ia memandangi wajah Haechan sedikit lama. Hal itu membuat pipi Haechan memanas.
Ia mencoba memalingkan wajahnya dengan susah payah.
"Ahahahahaha.... malu ya?" ledek Mark mencolek pipi gembul Haechan.
Mark semakin menggodanya dan Haechan segera menutupi kedua sisi pipinya yang memerah.
"Chan dengerin kakak deh. Kakak bakal cerewet kalo orang itu bisa bikin kakak nyaman. Ngerti yang kakak maksud?" jelas Mark.
"Lah? Berarti?" Mark mengangguk.
"Udah ah sana tidur. Naik ke kasur sekarang, besok Senin harus bangun pagi kamu. Ayo cepet." ujar Mark sambil menarik lengan Haechan agar segera berdiri dan menuruti perintahnya.
Haechan memasang raut wajah bingung. "Loh kak, tapi kamar Echan ada disebelah. Ken-"
"Udah sana tidur dikasur kakak aja. Udah malem juga loh jam 11 emang kamu berani jalan di lorong sendiri?" ucap Mark berusaha menakut nakuti Haechan agar tidak kembali ke kamarnya.
"Ih kakak, yaudah aku tidur sini. Kakak sih nakut nakutin segala."
Haechan melengos dan langsung berbaring ke tempat tidur King Size milik Mark dan menutupi dirinya dengan selimut biru tua milik Mark.
Mark tersenyum singkat melihat gerak gerik Haechan yang menggemaskan dimatanya.
Entah terkena angin mana, Mark bisa berubah seperti ini.
Apakah pengaruh kedatangan Haechan? Atau apa? Sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. Ah sudahlah sudah malam waktunya untuk tidur.
__________","__________
Keesokan paginya, pertama yang ia lihat saat membuka adalah wajah damai Mark dalam tidurnya.
Setelah ia bersiap siap dengan keperluan sekolahnya untuk hari ini, sekarang Haechan tengah duduk di kursi meja makannya.
Disana sudah ada Daddy, Jeno, Sungchan, Beomgyu dan Bubu yang tengah sibuk menata menu sarapan mereka.
"Gimana sekolahnya, Chan? Nyaman?" tanya Daddy tiba tiba membuat Haechan sedikit tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Haechan in Jung Family
Acak"Mulai sekarang, namamu menjadi Jung Haechan. Mengerti?" Tidak semua orang tua angkat itu jahat dan orang tua kandung itu baik.