Biyyuuuuuh akhirnya bisa nulis juga loh gais. Ini author sekali nulis satu chapter ini langsung publish biar gk jadi draft.
Mau lanjut? Iyah sokk atuhh
Haechan berjalan santai menuju kelasnya setelah selesai dari kamar mandi barusan. Karna guru masih belum masuk, Haechan mengambil kesempatan untuk pergi ke toilet.
Jam pelajaran sudah menempati jam ke empat yang mana jam ini lah yang menjadi jam terakhir pelajaran di sekolah.
Haechan sesekali melihat lapangan yang masih dipakai untuk basket. Jeno dan Mark sedang bermain disana. Mungkin mengasah skill.
Ia berhenti di pagar pembatas lantai 3 itu dan melihat kedua kakak laki lakinya yang sedang berada disana.
Sorak sorai para kaum hawa di pinggir lapangan pun terdengar sangat jelas di telinga Haechan.
Ia tersenyum tipis melihat nya. Kedua kakak nya sangat populer ternyata. Bagaimana tidak, orang tuanya saja populer juga saat sekolah.
Pasti anak dari teman teman Daddy dan Bubu tentu mengenalnya. Bahagia ya kelihatannya.
Saat sedang santai memandang ke bawah, pundak Haechan ditepuk oleh seseorang. Ia menoleh lalu senyumnya pudar.
"Ada apa?" tanya Haechan.
Masih ingat gadis itu? Ya, dialah yang menghampiri Haechan. Kali ini gadis itu terlihat marah.
Haechan menatap bingung pada gadis itu.
"Ada apa?" tanyanya lagi.
"Berani lo ngadu ngadu ke kak Mark? IYA??!!"
Bentakan gadis itu sedikit membuat Haechan terkejut dan takut. Ia takut akan suara bentakan seseorang yang sedang marah.
Haechan menyatukan kedua telapak tangannya dan mulai meremasi jari jarinya tak tenang. Jantung Haechan berdegup sangat kencang seakan ia tak bisa bernafas.
"Apa maksud lo kayak gitu, HAH??!! Lo tuh gak pantes berada di lingkungan mereka, mereka tuh populer di yayasan ini. Dan dengan datangnya lo, lo bahkan bisa merusak ke populer an mereka, TAU NGGAKK??!!"
Gadis itu berbicara dengan tangannya yang mendorong dorong bahu Haechan keras hingga hampir terjatuh.
"Aku nggak ngadu." ucap Haechan lirih.
"Hallah alesan lo. Lo pasti ngadu kalo itu gue, dan lo nyuruh kak Mark buat datengin gue dan marahin gue. Ngaku aja deh lo. Gembel aja sok banget lo."
Tak dirasa, hampir seluruh siswa di koridor itu menonton nya. Mereka menyimak perkataan gadis di depan Haechan itu. Ada yang kaget, ada yang biasa aja, ada yang panik.
"Itu kalo guru BK dateng, pasti abis itu." Ucap salah satu siswa disana.
"Heh!! Jawab dong kok diem aja. Masa kalah sih sama cewek. Cowok kok lembek. Udah lembek, sok sok an, kampungan lagi. Lo tuh nggak pantes sekolah disini. Ini sekolah elit, bukan buat anak pungut kek lo!!"
"Siapa yang lo sebut anak pungut?"
Suara itu membuat semua siswa mengalihkan pandangan pada sumber suara tak terkecuali pada si gadis itu.
Gadis itu kaget melihat 2 cowok yang kini telah berdiri tepat di belakang tubuhnya. Ia langsung gagap tak tau harus apa.
"Siapa? Siapa yang lo sebut anak pungut?" Suara bariton Jeno seakan menusuk jantung siapa saja yang mendengarkan.
Readers bisa bayangin? Bayangin deh.
"Emang ngga salah kan dugaan gue. Ternyata lo ya yang ngusik ketenangan sekolah adek gue." ucap Mark sambil menatap lekat gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Haechan in Jung Family
Разное"Mulai sekarang, namamu menjadi Jung Haechan. Mengerti?" Tidak semua orang tua angkat itu jahat dan orang tua kandung itu baik.