12

834 81 9
                                    

Lucky terbangun dalam kamar yang telah dia tempati sejak pernikahan pamannya Fiki. Rasa sakit di sekujur tubuhnya menyambut pertama kali, kepalanya juga terasa amat pusing, dia pasti terlalu banyak minum kemarin. Potongan demi potongan ingatan semalam terulang di kepalanya, Lucky ingin menjerit rasanya, dia ingat membawa seseorang ke kamarnya, dan orang itu masih berada di sebelah tubuhnya, terbungkus selimut yang sama dengannya, dan wah! Mereka sama-sama telanjang.

Segera Lucky merogoh ponselnya, mencoba melihat jam berapa ini atau mungkin orang tuanya sempat menghubungi. Namun begitu ponsel itu terbuka, yang pertama terlihat adalah foto selfie Lucky dengan kejantanan Jake.

"Sial, sial, Lucky lo bego banget anjir!" Lucky meremas rambutnya sendiri. Kenapa bisa-bisanya dia melakukan seks dengan rivalnya sendiri?!

 Kenapa bisa-bisanya dia melakukan seks dengan rivalnya sendiri?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eunghh— Jake!"

"Don't worry, i'll be gentel."

"Aagh, sesak Jake, jangan dipaksa."

"Hampir masuk semua, dikit lagi."

"Aaah, Jake.."

Lucky mengumpat keras begitu ingatan  kejadian semalam terulang begitu saja ke dalam kepalanya, mereka bahkan tidak melakukan sekali, tapi berkali-kali. Mereka sama-sama berkabut nafsu, sepasang alpha yang memuaskan diri satu sama lain.

"Damn! Anjir! Bangsat, babi! Gilaaa! Gue di tusbol sama si Jaka anjing!"

Lucky ingin beranjak ke kamar mandi, namun sakit luar biasa menjalar dari lubangnya, tubuhnya terpaku di ranjang. Jake yang sejak tadi terbangun karena teriakan panik Lucky menegakan tubuhnya. Dia memasang senyum miring yang menyebalkan.

"Morning, babe."

Jika saja Lucky lupa dia lah yang memulai semua ini, mungkin Lucky telah membogem wajah pemuda Sergevy itu.

"Bab beb bab beb, kenapa lo masih di sini?! Pergi gak?"

Jake mendengus geli, dia memeluk tubu Lucky dari belakang. "Padahal lo sendiri yang manggil gue babe kemarin, lo bahkan jerit-jerit minta gue lebih cepet. Babe, lebih dalam, lebih cepat please. Lo lupa secepat itu?"

Lucky mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia seperti jalang saja kemarin malam?!

"Lupain! Rival tetaplah rival! Lo tetep musuh gue, lupain yang terjadi, anggap kita ga pernah ngelakuin itu."

"Hei, gimana gue bisa lupa. You're so amazing last night." Jake mengusap dagu Lucky sensual.

Lucky mendadak salah tingkah, dia mendorong paksa tubuh Jake ketika terdengar suara ketukan pintu dari luar. Lucky memaksakan dirinya untuk berdiri, memakai jubah mandi yang tergeletak di nakas sebelah, lalu mengintip dari ujung pintu sebelum membuka lebar begitu menyadari Shane yang berdiri di sana.

The Submissive AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang