18

705 66 9
                                    

Monmaap telatnya kebangetan 😭

- - -

Sampai di rumah, Lucky menjatuhkan tubuhnya ke ranjang tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Dia tengah dilema; harus datang tidak?

Teman sekelasnya merayunya berjuta kali untuk hadir, begitu pula dengan Shane yang merengek ingin pergi bersama. Lucky pusing. Jika saja hubungan mereka masih sebatas rival tanpa melibatkan perasaan, mungkin Lucky akan datang kesana dan membuat kerusuhan. Akan menggoda calon tunangan Jake dan mencibirnya sepanjang pesta. Tapi keadaannya sekarang Jake adalah orang yang menyukainya, Lucky sungkan menyakitinya, dan kalaupun Lucky menawarkan pertemanan untuknya, Jake malah menjauhinya, astaga Lucky harus apa?!

Tanpa sadar Lucky terlelap. Tubuhnya terasa ringan dan damai, dia merasa berada di jalan setapak yang gelap dengan bintang bertaburan di langit serta bulan purnama yang bersinar terang. Terdengar sayup sayup memanggil namanya, Lucky mencarinya kesana kemari hingga dia bertemu hujan lebat. Seluruh tubuhnya basah kuyup, begitu pula seorang pemuda yang berdiri di tepi jalan raya yang bising, dari kejauhan Lucky dapat mengenalinya, itu Jake tengah menangis entah karena apa.

Suara itu memanggil namanya lagi dari belakang, begitu Lucky melihat ke belakang. Dia mendapati replika dirinya berdiri dengan senyum termanis miliknya. Penampilan mereka benar-benar mirip hingga ke pakaian yang dia pakai, hanya saja matanya berwarna merah cerah agak kecoklatan.

"Siapa lo?"

"Gue?" Replika Lucky itu terkekeh. "Gue adalah lo, dan lo adalah gue. Kita ini satu."

"Apa maksud Lo?!"

"Gue adalah serigala dalam diri lo. Gue bicara karena ini sudah terlalu lama Lo ngebohongin diri lo sendiri, juga ngebohongin gue. Di sini.." serigala Lucky menyentuh dada kiri Lucky.

"Sejak awal lo udah nempatin Jake di sini, cuma ketutupan sama gengsi. Sebelum terlambat temui dia, jangan sampai lu nyesel."

Serigala Lucky menyodorkan payung pada Lucky lalu menunduk Jake lagi sebelum hilang entah kemana. Lucky menatap Jake lagi, dia berjalan mendekat.

"Sekarang atau tidak selamanya." gumam Lucky dan berlari ke arah Jake.

Lucky memayungi Jake, saat itu juga Jake menolehnya dengan senyum paling tampan yang pernah Lucky temui. Sejenak Lucky tertegun, ini seperti sudah pernah terjadi.

Tangan Jake bergerak kemudian, dia membekap pipi Lucky, lalu menarik dagunya untuk menciumnya tetap di bibir. Lucky terpaku, Jake kembali tersenyum, hingga tiba-tiba Jake berlari ke tengah jalan raya dan tertabrak kendaraan besar.

Lucky berteriak dan terbangun. Dia menatap sekitar. Dia masih di dalam kamarnya.

"Anjir! Cuma mimpi!" pekik Lucky mengusap wajahnya kasar.

Keringatnya bercucuran, mimpi barusan terasa amat nyata, dia merasa seperti deja vu ketika mengingat itu kembali. Walau Lucky tidak ingat jelas tapi melihat Jake diguyur hujan di tepi jalan raya pernah terjadi sebelumnya, saat awal mereka mendaftar di sekolah yang sama.

Ya, itu kejadian nyata yang terbawa ke mimpi! Tapi kronologinya tidak sama, Jake tidak berniat bunuh diri, dia hanya melarikan diri, dia mengaku sedang hancur dan tidak tahu harus apa. Kedua orang tuanya bercerai di hari itu, kekecewaan yang paling besar dalam hidupnya. Lalu Lucky datang berniat menghibur walau mereka tidak cukup mengenal satu sama lain dengan kalimat-kalimat klise menurutnya.

"Papa gue bilang, God's plans always Good. Mungkin sekarang keluarga lo berantakan, tapi lihat dari sisi lain, Tuhan ingin menjadikan lo orang yang kuat, biar ga seperti bokap lu, okey?"

The Submissive AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang