23 - SELAMAT JALAN..

135 4 0
                                    

🦋 𝙃 𝘼 𝙋 𝙋 𝙔 𝙍 𝙀 𝘼 𝘿 𝙄 𝙉 𝙂 🦋
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐲𝐚!😬

***

"BISA DIEM GAK SIH MA? AKU CAPEK HARUS SELALU NGERTIIN MAMA KAYA GINI!"

Laki-laki itu melempar majalah yang sebelumnya berada di tangannya. Kaki panjangnya sudah lurus berdiri. Wajahnya memerah menahan emosi. Semua urat nadinya terpampang jelas dimana ia mencoba menahan semua gejolak amarahnya agar tidak terluapkan.

Wanita paruh baya dengan pakaian berwarna biru yang begitu senada dengan celana hanya tertawa mendengar ucapan anak laki-lakinya itu. Ia tidak mengerti, apa yang dikatakan. Ia hanya menginginkan satu hal.

Kematian.

Banar Lonarda. Laki-laki dengan sejuta rahasia didalamnya. Dengan semua beban dan pikiran yang ditanggungnya sendiri. Tanpa ada satupun orang yang tahu kenapa dia bisa menjadi laki-laki yang menyeramkan.

Orang-orang di luar sana hanya tahu bahwa Banar adalah anak yang nakal, susah diatur dan tidak memiliki masa depan. Mereka tidak mengetahui, dibalik semuanya Banar hanya menyimpannya sendiri. Meratapi hidupnya yang semakin kelabu. Ada banyak hal yang tidak dunia ketahui mengenai siapa Banar, bagaimana kehidupannya, bagaimana nasibnya dan segala hal. Tidak ada yang mengetahuinya.

Banar mendekati wanita paruh baya yang sudah melahirkannya ke dunia. Mengizinkannya untuk bernapas sampai saat ini. Banar mendekat dan bersimpuh dengan melipat kedua kakinya dihadapan wanita itu.

"Banar minta maaf, udah kelewatan sama Mama. Banar cuma mau mama berhenti dan kembali sehat. Banar gak suka lihat Mama dengan keadaan seperti ini," lirih Banar.

Beberapa menit yang lalu, Renata-- Ibu Banar melemparkan gelas yang berisikan susu sehingga serpihan kaca berada dimana-mana. Renata mengatakan, "Mama berharap ada yang memberikan racun didalam minuman ini.."

Banar tidak menyukainya. Bagaimanapun keadaan wanita itu, Banar tidak mengharapkan sebuah kematian darinya. Banar tidak bisa. Membayangkannya saja sudah membuat amarahnya memuncak.

"Mama lelah..." Renata berucap dengan tatapan kosong. Tatapan yang tidak memiliki arti lagi.

Banar mengeratkan genggamannya pada tangan yang sudah mulai mengeriput itu. "Banar ngerti, Mama capek. Tapi tolong, bertahan... Banar gak mau Mama selalu membahas hal-hal seperti tadi. Mama boleh membuang apapun. Melempar gelas atau piring. Tapi Banar cuma minta satu, jangan mengatakan hal-hal yang membuat Banar takut, Ma..."

Banar menatap wanita itu dengan tulus. Walaupun tidak ada balasan. Banar hanya mendapatkan ketenangan saat menatap mata sendu itu.

"Banar janji, siapapun mereka yang sudah membuat Mama seperti ini akan mati dengan cepat. Banar gak bakal bebasin mereka. Banar janji! But, Mama harus sehat... Banar rindu Mama yang dulu..."

***

"La, aku ada tebak-tebakan. Kalo kamu bisa nebaknya bener, aku kasih kamu hadiah,"

Viola menatap tak percaya dengan lontaran laki-laki di depannya ini. Pada dasarnya Gewanta adalah manusia pintar dan cerdik. Bisa saja dia memberikan jebakan pada Viola.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang