4 - OLIMPIADE UNTUK VIOLA

372 21 18
                                    

🦋 𝙃 𝘼 𝙋 𝙋 𝙔  𝙍 𝙀 𝘼 𝘿 𝙄 𝙉 𝙂 🦋
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐲𝐚!😬

***

"Lo udah siap buat olimpiade kan?" Jeni bertanya membuat Viola tersenyum.

"Doain gue ya? Biar nggak kecolongan jawaban!" kata Viola.

"Gue tahu La, jadi lo itu berat. Harus selalu mengutamakan nilai dari diri sendiri," Jeni memberikan sebuah kotak makan kecil berisikan potongan-potongan buah alpukat di dalamnya. "Biar jadi obat kuat buat lo,"

"Apaan sih Jen! Kok obat kuat?" Reina yang baru kembali dari toilet langsung tertawa mendengar ucapan Jeni.

"Masa obat lemah? Nggaklah! Viola harus kuat di medan perang nanti!" kilah jeni.

Viola terkekeh sembari mengambil salah satu potongan buah itu. "Lo emang sahabat paling pengertian Jen. Thanks ya ..."

Reina berdeham merasa terabaikan. "Kayaknya ada yang lupa sama gue,"

Viola kaget dan langsung berhambur pada tubuh Jeni dan Reina. "Kalian berdua terbaik! Makasih ya dukungannya,"

"SEMANGAT! Lo pasti bisa kalahin lawannya. Cabut aja bibir Jeni kalau lo nggak percaya omongan gue,"

Jeni langsung menoyor kepala Reina, "Kenapa nggak bibir lo aja Rein?"

"Kan ada bibir lo ngapain pake bibir gue segala?"

"Lo tadi yang mulai duluan!"

"Bercanda juga!"

"Bibir lo aja sana!"

Viola melepaskan rangkulannya. Mulai kan mereka berdua bertengkar lagi. Kalau tidak ditengahi, akan panjang urusannya. "Udah-udah cukup! Masa karena hal sepeleh jadi ribut gini?"

Jeni menatap Reina sebal. "Karena lo udah bikin gue kesel, jadinya lo harus traktir gue siang ini!"

"ENGGAK!" Reina melipat kedua tangannya di depan dada. "Lagian juga gue siang ini mau temenin Viola olimpiade,"

"Habis Vio olimpiade pokoknya!"

"STOP!" Viola menaruh jari-jari telunjuknya pada bibir Jeni dan Reina. "Cukup ya sahabatku. Biar fast nanti biar gue yang traktir kalian,"

"SERIUS?" ujar Jeni dan Reina berbarangan. Kedua perempuan itu menyatukan telapak tangan mereka pertanda 'tos'. Viola mengangguk semangat. Mereka berdiri dari duduk dan langsung berjalan keluar kelas menuju aula. Sepertinya sudah banyak teman-teman yang lain sudah berada di sana. Viola merasakan tangannya kembali dingin. Wali kelas Viola memberitahu bahwa lawannya nanti mungkin lebih berat. Viola hanya takut nanti tidak bisa memberikan yang terbaik. Tapi kembali lagi pada prinsip awalnya bahwa Viola akan berusaha sampai mendapatkan point tertinggi.

***

Viola sudah duduk di tempat yang telah disediakan. Olimpiade kali ini tidak dilaksanakan secara berkelompok namun perorangan. Satu orang setiap perwakilan kelasnya. Ada empat gelombang. Dalam setiap gelombangnya terdiri dari tiga siswa. Artinya di sini Viola harus mengalahkan tujuh orang sekaligus tanpa bantuan siapapun. Wajar saja jika Lewis menganjurkan agar Viola memperbanyak belajar semalam.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang