25 - KEMATIAN

131 6 0
                                    

Selamat membacaa semuanya!🤍✨
Hati-hati ya, disini ada sedikit adegan 🔞!!!
Kalo gak suka bisa langsung skip!⚠️

***

Gewanta sudah sampai di apartemen milik Alex. Tentunya bersama Viola. Sebelum masuk ke dalam, Gewanta membuka jaket yang melekat pada tubuhnya. Laki-laki itu menyisakan kaos hitam dan jeans hitam yang berada di tubuhnya.

Ia menyampirkan benda berwarna hitam itu pada punggung Viola. Pakaian yang dikenakan Viola malam ini cukup membuat Gewanta kesal. Karena di dalam bangunan besar ini berisi banyak laki-laki. Gewanta tidak ingin membagi sesuatu yang sangat berharga ini pada mereka.

-Viola's appearance-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Viola's appearance-

"Gewa ini cuacanya panas, aku gak mau pake-pake jaket kaya gini!" Viola mencoba melepas jaket itu tapi ditahan oleh Gewanta. Laki-laki itu menatap Viola tajam.

"Mau jadi bahan tontonan?"

Viola menghela napas tak suka, "Tapi ini biasa Gewanta. Aku bukannya pake baju yang terbuka, seksi atau apa!"

"Viola," Gewanta menatapnya dingin dan datar. "Pakai jaket ini atau kita pulang?"

"CK!" Viola mengeratkan jaket itu pada tubuhnya. Berjalan mendahului Gewanta dengan menghentakkan kakinya di lantai. Sedangkan Gewanta hanya tersenyum dan memperhatikan perempuan itu dari belakang.

"Emang tahu tempatnya?" ucap Gewanta ketika mereja tiba di depan 6 pintu lift.

Viola memutar pandangannya kesana-kemari. Memilih lift mana yang menurutnya benar walaupun sebenarnya Viola tidak tahu. Ingin bertanya pada Gewanta tapi untuk sekarang dia memiliki gengsi yang tinggi. Mood-nya bahkan sudah hancur dalam sekejap karena Gewanta.

Gewanta hanya tersenyum tipis. Laki-laki itu menekan tombol lift pintu ketiga. Menoleh kearah Viola yang masih diam di sampingnya.

"Apart ini angker, loh. Alex pernah kesurupan di sini," Gewanta masuk ke dalam lift seolah ingin meninggalkan Viola. Tidak lupa dia memberikan cerita horor kepada perempuan itu walaupun sebenarnya hanya penipuan semata.

Viola memejamkan matanya takut. Ia langsung berlari ikut masuk ke dalam lift yang dipilih oleh Gewanta. Benar atau tidaknya apa yang dikatakan Gewanta, Viola tetap merasa takut sebab apartement itu sangat sepi. Seolah tidak ada kehidupan di sana.

"Takut?" Gewanta berbisik.

"Nggak! Aku cuma gak mau ketinggalan lift-nya aja tadi!" ucap Viola ketus.

"Mangkanya jangan jauh-jauh dari aku. Diculik hantu nanti,"

Apartemen Alex berada di lantai sepuluh. Masih lama untuk sampai di sana. Apalagi ada banyak orang yang masuk ke dalam lift itu. Gewanta dan Viola mundur saat ada lima laki-laki yang masuk di hadapan mereka. Awalnya kelima orang itu hanya diam. Namun, ada salah satu yang diam-diam melirik Viola. Tanpa sadar bahwa Gewanta ada di sana. Mereka mungkin mengira Viola hanya sendiri.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang