12 - GEVALEN JACKET

228 23 12
                                    

HAPPY READING...
SEBELUM LANJUT BACA, TEKAN TOMBOL VOTE DIPOJOK KIRI DULU BIAR BACANYA NYAMAN OKEY😬💙

***


Gewanta, Alex, Varko, Eval, Leo, Endang, Johan, Alka, dan Bratama kini berkumpul di warung Bi Ratih. Hari sudah malam, sekolah juga sudah sepi jika mereka memutuskan untuk tetap berada di rooftop.

Sementara tugas untuk rooftop yang mereka kerjakan tadi sudah rapih dan bersih. Nyaman untuk berdiam di sana. Untuk perekrutan anggota baru, Gewanta sudah menerima nama-nama mereka dari Johan. Ada sekitar 40 orang atau lebih yang ingin ikut bergabung dengan mereka. Gewanta dengan senang hati menyetujui semuanya.

"Semuanya berjumlah empat puluh delapan orang Wa," Johan berjalan mendekat pada Gewanta yang sedang menghisap rokok batangnya. Membuat asap mengebul ke atas.

"Lo udah tau kan siapa mereka, asal kelas mereka, dan yang pasti mereka bukan anggota Vostar," kata Gewanta sembari menerima buku besar berwarna hitam yang diberikan Johan. Gewanta membukanya. Melihat satu persatu nama mereka dengan teliti.

"Gue jamin nggak ada," Johan melirik bungkus rokok Gewanta. "Bagi gue satu,"

"Ambil aja,"

"Sekalipun mereka bagian dari Vostar, sikat aja lah!" imbuh Alex.

"Lo sendirian nanti nyikatnya," kata Gewanta membalas.

Alex berdecak. "Ya bantuin lah. Mati gue sendirian,"

"Lo yang mau Lex. Gue sih mundur,"

Gewanta yang mendengar kata-kata Leo langsung melempar laki-laki itu dengan pulpen. "Nggak ada kata mundur dalam kamus gevalen."

Leo melirik Alex. "Dengerin tuh Lex,"

"Lo yang dengerin bego!" cetus Alex. Laki-laki itu mengeluarkan rokok elektriknya. Menghisap dengan sempurna sehingga menimbulkan wangi strawberry.

"Kalem, kalem," ujar Eval menengahi. Tak lama terdengar suara batuk dari mulut Eval. "Lo pada ngerokok semua, gue lagi batuk anjing!"

"Itu sih derita lo Val," ejek Varko pada Eval.

"Mendingan lo temenin gue menderita Var. Biar ngerasain sendiri nih,"

"Nggak minat. Thanks,"

"Asu!" Eval berdiri lalu berjalan menuju pondok milik Bi Ratih. Laki-laki itu memesan teh hangat. Sepertinya Eval sebentar lagi akan terkena demam. Kelihatan jelas dari mimik wajahnya kalau dia kelelahan. Setelah selesai, Eval kembali ikut duduk bersama teman-temannya.

"Lo kenapa Val?" tanya Gewanta pada Eval.

"Gue demam deh kayanya," Mendengar jawaban itu Varko melirik Eval curiga.

"Val, lo ada main-main sama cewek gitu?"

"Maksud lo?" Eval tidak paham akan pertanyaan Varko.

"Jangan-jangan lo ..." Varko menyentuh perut datarnya. "Bung?"

Eval yang langsung mengerti segera melempar topi hitam yang ia pakai kepada Varko. Memandang Varko dengan tatapan sengit. "Gue bikin babak belur juga lo lama-lama,"

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang