11 - PULPEN BIANG MASALAH

281 22 8
                                    

HAPPY READING!💖
Tekan bintang di pojok biar bacanya lebih nyaman🤑💓

***

Gewanta dan teman-temannya berencana akan membuat beberapa brosur untuk merekrut anggota baru. Ada banyak alasan kenapa mereka harus menambah orang baru. Yang pasti lebih penting untuk membuat sebuah kelompok besar dengan penuh solidaritas. Apalagi sudah ada Johan, Alka, dan Bratama. Mereka akan lebih mudah untuk mengetahui siapa-siapa yang akan diterima.

"Udah siap Val?" tanya Gewanta pada Eval karena Eval yang menyelesaikan desain brosur itu.

Eval menekan salah satu tombol di komputer, "SIAP! Gue yakin lo pada bakalan bangga sama gue. Ini desain-nya kece parah brader,"

"Iyain dulu aja." ujar Varko.

Hari sudah malam. Tapi aman karena mereka ada di rumah Alex. Tepatnya di dalam kamar. Rumahnya besar dan nyaman. Kedua orangtua Alex sedang pergi ke luar kota. Maka dari itu mereka memanfaatkan rumah tersebut agar tidak sepi. Alex tidak memiliki saudara. Dia anak tunggal. Jadi saat orangtuanya tidak ada, Alex hanya tinggal bersama ART.

Satu kertas berwarna keluar dari sebuah mesin. Gewanta berdiri dari kursi lalu mendekat pada Eval yang berada di meja belajar Alex. Laki-laki itu mengambil sebuah brosur untuk diamati.

"Keren juga ide lo," puji Gewanta.

"Eval diraguin!" kata Eval berbangga diri.

Teman-teman Gewanta langsung melihat apa yang dipegang olehnya.

"Busettt! Ini mah kece binggo!" ucap Varko. "Ikut seni lukis aja Val sana,"

"Males," jawab Eval asal.

"Terus nanti gimana Wa?" tanya Alex pada Gewanta.

Gewanta berpikir sejenak. "Jadi gini, nanti kalian semua sebar brosur ini ke siapa pun. Entah itu cowok atau cewek. Tapi jangan sampe guru tau. Bahaya! Terus juga, kita bisa manfaatin rooftop buat markas baru. Lebih tepatnya markas di sekolah. Sebelum tempat itu dikuasai oleh Vostar,"

"Gue setuju sih kalo mau pake rooftop. Karena udah beberapa bulan ini tempat itu gak dipakai sama sekali," ujar Johan menimpali.

"SABI-SABI,"

"Boleh lah. Mantap itu,"

"Setuju gue!"

"Ayolahh!"

"Artinya kalian setuju semua?" ujar Gewanta.

"SETUJU!" jawab mereka serempak.

"Bagus. Kalo bisa besok sore kita udah mulai rekrut anggota baru. Gue, Alex, Varko, Alka, sama Bratama bakalan beresin rooftop. Eval, Leo, Johan, sama Endang bagiin brosur ke semua siswa. Cewek apa cowok terserah asalkan kalian tau kalo mereka bukan anggota Vastor. Dan kemungkinan kita bakalan di sekolah sampai malam. Karena ada banyak hal lagi yang harus kita urus. Kalo ada yang gak mau ikut sampai malam, gak masalah. Kalian bisa ngomong.  Mengerti?"

Semua mengangguk patuh. Bahkan Eval sudah menyelesaikan semua brosur. Artinya rencana mereka mulai berjalan dengan baik.

"Selalu ingat buat jaga diri masing-masing. Ada apa-apa langsung saling ngabarin! PAHAM?!"

"PAHAM!"

"Paham banget!"

"Mantap! Paham banget gue!"

"Gak sabarrr!!"

Gewanta tersenyum miring. Yang ada dipikirannya sekarang adalah mengalahkan Banar dalam hal apapun. Banar yang memulai, maka laki-laki itu juga yang harus mengakhiri. Ingat, Gewanta bukan seorang jagoan. Tapi tak pernah mau harga dirinya diinjak.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang