Aku berniat untuk mengakhiri cerita ini sendirian dengan versi yang aku punya.
Aku sama sekali tidak butuh bantuanmu, silahkan pergi jauh lagi
Jangan kembaliLalu
Kau lagi-lagi hanya tersenyum, alam rayaku kembali porak poranda
Katamu "ambil kertas yang baru, kita tulis semuanya, kali ini bersama"Pertama-tama selalu, hal yang kau pikir paling menyenangkan 'meraih jari-jari kecilku dan mengigitnya' meskipun sakit, aku selalu suka. Iya, itu menyakitkan
Lalu kau mengajaku bermalam berdua, dingin karna sehabis hujan.
Jam 7 malam lewat 10, kita melaju dengan kecepatan sedang, membelah gelapnya lembang kala itu. Tidak banyak kendaraan lain yang berlalu lalang. Kau, dengan lamanya meraih tanganku dan mengenggamnya "masih dingin?" Tentu tidak, kau tau memelukmu adalah hal yang paling aku suka. Tak peduli itu dingin atau tidak.Obrolan-obrolan aneh yang kita bahas, cipratan dari genangan jalan yang berlubang, atau sepotong gorengan yang kita makan saat itu, sederhana tapi akan aku ingat selalu. Karna semua tentangmu selalu indah.
Mari melanjutkan cerita kita berdua, janji kali ini tidak akan pergi lagi, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Prosa tanpa judul
Teen FictionSemoga mewakili keresahan kalian. Inspirasi datang bukan hanya dari pengalaman tetapi bisa melalui pendengaran dan penglihatan. Aku tahu, pembacaku adalah orang-orang yang hebat.