Dulu, aku pernah berfikir. "Jangan sampai lelah, karena lengah sedikit, kita berakhir" semenakutkan itu kehilanganmu. Sialnya, saat kau pergi, aku masih saja menanti.
Maaf jika terus menanyakan "sedang apa kamu? Dengan siapa?" Padahal jelas-jelas bukan aku yang kamu mau. Padahal jelas-jelas kamu ingin kita berakhir.
Sekuat apapun aku mencoba, pada akhirnya melupakanmu memang aku tidak mampu.
Jangan khawatir, aku mungkin gagal membuatmu mencintaiku lagi, tidak apa, aku tetap berjanji untuk tidak menganggumu lagi.Kamu selalu tahu isi doaku. Doa yang selalu aku langitkan. Dan aku percaya setiap doa yang aku langitkan, tidak akan kembali dengan keadaan kosong. Maka hari ini, ijinkan aku untuk tidak lagi menyebut namamu. Aku menyerah. Untuk pertama kalinya aku meminta Tuhan untuk melupakan dan mengikhlaskanmu. Sisanya, terserah semesta saja.
Aku menyerah padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prosa tanpa judul
Teen FictionSemoga mewakili keresahan kalian. Inspirasi datang bukan hanya dari pengalaman tetapi bisa melalui pendengaran dan penglihatan. Aku tahu, pembacaku adalah orang-orang yang hebat.