part 15

25 1 0
                                    

"wajah Lo kenapa fii.."Syira terkejut baru saja dia menginjakkan kaki didepan kelas sudah melihat Kahfi dengan wajah lebam dan sedikit pucat.

Syira berlari kecil kearah meja Kahfi dan menarik wajah nya. Memerengkan kekiri ke kanan melihat wajah Kahfi dengan teliti setiap sudut.

"Sakitt..fii?"Syira kembali bertanya namun Kahfi tetap diam enggan untuk menjawab pertanyaan Syira.

"Jawab pertanyaan gue.. fii, Jangan diem aja gue khawatir sama loo"Syira menatap sendu wajah Kahfi satu tetes air mata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya dan air mata tersebut jatuh ke telapak tangan Kahfi.

Kahfi yang awalnya menatap lurus perlahan mengangkat kepala dan melihat kearah Syira yang berdiri dihadapannya."Jangan nangis cuman karena gue Ra,Lo orang pertama yang Khawatirin gue"Kahfi mengecilkan suara dikalimat akhirnya membuat Syira tidak mendengarnya.

"Lo.. ga ada jawab perkataan gue, padahal gue udh khawatir Banget sama Lo ,kemarin juga gue telfon ga Lo angkat, udh gue chat juga ga Lo bales , emangnya Lo dari mana bisa sampai kayak gini fi"setetes air mata perlahan kembali jatuh kepipi Syira.

"Maafin gue,kemarin gue ga ada pegang handphone karena lagi rusak ,gue nganter ke konter ,habis gue anter guenya malah di serang sama rampok untung gue jago bela diri mangkanya cuman sedikit ini "tunjuknya kearah lebam lebam diwajahnya padahal lebam tersebut sebenarnya dari papanya dan handphone juga tidak rusak.

"Maafin gue yang udh bohong sama Lo,gue ga mau buat Lo khawatir sama gue "monolok Kahfi didalam hatinya.

Syira menatap mata Kahfi dengan lekat "Lo ga bohongkan fi sama gue "tanya Syira yang mendapatkan gelengan dari Kahfi.

Syira memperhatikan lebam lebam yang ada diwajah Kahfi"Ini lukanya udh diobatin?"Syira kembali bertanya sambil menatap kearah Kahfi.

Kahfi menggeleng"gue kemarin belum sempat obatin lukanya"Kahfi menjawab jujur Art nya sudah membujuknya agar mengobati lukanya tapi Kahfi menolak dengan alasan lukanya tidak parah.

"Yaudah yok ke UKS biar gue obatin luka lukanya "Syira menarik tangan Kahfi dan mengajaknya untuk berdiri.

"Ga usah lukanya juga ga seberapa sampai sampai harus diobatin "Kahfi menolak dengan halus tawaran Syira .
"Ga luka lo harus gue obatin ga ada istilahnya Lo nolak"Kahfi hanya menurut ketika Syira menggandeng nya berjalan kearah UKS. Ada rasa senang dan hangat didalam hatinya mendapatkan perhatian dari orang yang dia cintai.

Syira membuka pintu UKS dan mendudukkan Kahfi diatas brangkar. Kemudian Syira mencari cari p3k . Sudah dicari ke meja tapi tidak juga ada,Syira melihat keatas lemari dan ada ,Syira berjalan dan menjinjit bersusah payah untuk mengambil tapi nihil.

"Ih.. susah banget sihhh"keluh Syira yang sudah capek berjinjit terus. Perlahan tangan kekar mengambil kotak p3k ,Syira berbalik badan dan kepalanya menghadap kearah dada Kahfi.

"Eh.. seharusnya Lo duduk aja"Syira menghilangkan kegugupan didalam dirinya karena baru kali ini dia begitu dekat dengan Kahfi.

Kahfi mengajak rambut Syira dengan gemas "Lo dari tadi ngambil ini ga siap siap , yaudah gue bantu bocilll"Diakhir kalimatnya Kahfi tertawa membuat kesan manis diwajahnya.

Syira hanya diam melihat wajah Kahfi yang begitu manis walaupun ada luka luka diwajahnya yang biasanya dia marah tapi sekarang berbeda.

"Ngapain ngelamun, ayok sini obatin gue "Kahfi sudah duduk kembali diatas brangkar ,Syira berjalan dan duduk disamping Kahfi membuka kotak p3k dan mencari obat salep.

"Maaf ya kalau sakit"Syira mengoleskan salep diwajah Kahfi dengan perlahan ketika dia tau Kahfi melihat wajahnya tidak sengaja dia menekan lukanya dengan sedikit keras.

Antara Benci & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang