Bab 10

77 4 0
                                    

Hari Kamis yang cerah ini Arthur sudah menunggu Syira diruang tamu.shaka hari ini sudah berangkat duluan karena ada yang harus dia urus untuk ke berangkatannya keluar negeri hari minggu. dia sengaja mengurusnya sekarang agar hari Jum'at dan Sabtu bisa mengajak adiknya itu menghabiskan waktu berdua.

"Udh makan tur?"tanya klarisa yang baru saja dari dapur menyiapkan sarapan pagi ,segera duduk dikursi disamping Arthur.

Arthur yang awalnya sedang memainkan handphone nya langsung kembali memasukkan handphone  di saku celananya.

"Udh Tante"jawab Arthur dengan senyum yang terhias diwajahnya itu.

"Gimana sama sekolah nya lancar?"tanya klarisa untuk menghilangkan keheningan diruang tamu ini.

"Alhamdulillah Tante lancar kok ".Syira yang baru sampai berdiri dihadapan mommynya itu .

"My Rara langsung berangkat ya , Daddy mana my?"tanya Syira karena tidak melihat Rakha .

"Kamu ga sarapan dulu nantik Perutnya sakit sayang ,Daddy kamu tadi ada meeting jadi harus pergi pagi"jawab klarisa segera berdiri dan mengelus rambut anaknya itu .

"Rara nantik sarapan disekolah aja"jawabnya melihat jam arloji yang ada ditangannya.

"Beneran ya nantik kamu sakit,atau ga makan dirumah aja deh"tawar klarisa dia takut anaknya itu tidak sarapan.

Arthur yang awalnya diam kembali bersuara"ga papa Tante nantik biar Arthur yang suruh Syira sarapan disekolah jadi aman tan"

"Yaudah deh hati hati ya tur jagain tu anak cantiknya Tante"ucap klarisa dan menyalami mereka berdua.

Arthur dan Syira langsung berjalan kearah pintu luar dan diikuti klarisa di belakangnya.

"Kalau gitu kami berangkat ya Tan"Arthur segera menyalami klarisa dan diikuti oleh Syira.

"Hati hati ya kalian berdua"Arthur langsung menancap gas motor nya itu meninggalkan perkarangan rumah Syira.

Setelah beberapa menit perjalanan Arthur melihat penjual bubur ayam"Lo sarapan dulu ya nantik Lo pingsan ".

"Ga ah gue ga mau lagi ga nafsu kak"ucap Syira entah kenapa hari ini selera makannya memburuk.

"Ga Lo harus makan "tanpa menunggu jawaban Syira Arthur langsung memberhentikan motor dan turun dari motornya itu .

"Ayok Ra turun "ucap Arthur melihat Syira yang tidak turun turun.

"Ga mau "
"Harus mau"
"Ah..Jangan paksa gue ga mauu"
"Syiraaa Antavvika Mahantara "Arthur menyebutkan nama lengkap Syira bertanda dia sudah kesal dan sedikit meninggalkan suaranya.

"Ih..Jangan paksa nantik gue nagis loh,mau Lo tanggung jawab"ucap Syira dramatis.

"Turun ga kalau Lo ga turun gue tinggal ya Lo disini,mau nangis batu pun gue tetap paksa Lo sarapan "Arthur menatap Syira dengan tajam. Syira yang awalnya bersikeras tidak mau turun terpaksa turun dengan kepala yang ditundukkan.

"Gue diatas ngapain Lo liat kebawah sana "Arthur yang melihat sudah pasti tau Syira sedang menangis.

Syira kemudian menaikkan kepala nya menatap Arthur yang lebih tinggi darinya.dan benar apa tebakan Arthur,pipi Syira sudah penuh dengan air mata yang membanjiri pipi putihnya itu.

"Ini demi kebaikan Lo Ra jangan nagis , gue kasar ya?"tanya Arthur kepada Syira yang anaknya cengeng bgt.

Syira mengangguk kepalanya perlahan. Arthur yang melihat nya mengelus dadanya agar dia sabar menghadapi ciptaan tuhan yang cengeng minta ampun bukan itu aja tapi manja juga apalagi tuh mulutnya yang cerewet.

Antara Benci & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang