Siang ini, Bulan dan Ayla sedang berada di kantin, di atas meja depan Bulan tersedia mie ayam, gorengan dan jangan lupakan minuman seribuan rasa coklat, tak beda dengan Bulan Ayla pun sama.
"Hahaha anjirr cok, beneran? Gila sih kalo kaya gitu," tawa Bulan memenuhi seisi kantin, karena sepi, hanya mereka berdua yang ada di sini, jadilah suara Bulan yang tak terlalu kuat terdengar sangat kuat dan menggema di sini.
"Ih iya loh, lo gak percaya? Besok kita liat," jawab Ayla dengan tatapan mata yang meyakinkan, ia berucap dengan nada yang serius agar Bulan percaya.
Masih asik tertawa dan bercerita sembari memakan mie ayam serta gorengan, mereka berdua di kejutkan oleh suara seseorang yang tiba-tiba saja terdengar.
"WOE," kejut orang itu, lalu tertawa karena melihat Bulan dan Ayla yang terkejut setelah mendengar teriakan nya, terlihat sangat lucu di mata nya. "Gitu doang kaget anjir, balik kelas sana, ntar gue yang kena marah sama Pak Dandut, gue mau lanjut patroli nih," sambung nya setelah selesai tertawa.
"Lo ya Zidan, nama nya juga orang kaget ya gak mandang gitu doang," Ayla kesal sendiri, siapa sih yang nggak marah lagi enak-enak ngobrol sama temen tiba-tiba di kagetin, kan jadi bad mood.
"Males ah, lagian kita udah ijin kok," jawab Bulan dengan enteng nya. Ia melanjutkan makan mie ayam nya yang tinggal setengah lagi.
"Ijin sama siapa? Bolos kok ijin, aneh lo berdua," ucap Zidan dengan sedikit ngegas.
"Kita ijin sama lo tadi, tapi lo cuman ngangguk-ngangguk aja, yaudah kita bolos deh jadi nya," kini gantian Ayla yang menjawab.
"Mana ada, gue gak denger tadi, lagian kalo gue denger gak bakal gue bolehin, gua ketua kelas nya" ucap Zidan.
"Halah, ketua kelas aja bangga, belum jadi kepala sekolah nya lo," kata Bulan nyolot.
"Belum jadi presiden aja pamer," sambung Ayla dengan malas.
☆☆☆
"Huft, cape juga, apa gue panggil Bulan aja ya? Buat bantu-bantu di sini, lagian dia kan wakil gue."
Kalian tau kan siapa yang bermonolog itu? Ya , tentu saja itu si Zidan atau ketua kelas XII MIPA2. Saat ini dia sedang berada di perpustakaan, mencari buku untuk di bagikan ke pada anak-anak kelas nya.
Tapi saat ingin melangkah tiba-tiba ia kepikiran. "Kalo gue panggil Bulan, pasti nanti ngajak Ayla nih, gak bisa berduaan gu-"
Kepala nya menggeleng menyingkirkan semua pikiran tak masuk akal yang ada di otak nya. "Apaan sih gue, kalo dia mau ngajak Ayla ya emang kenapa? Kalo dia mau ngajak satu kelas juga gak peduli gue," ucap nya masih menggeleng-gelengkan kepala nya.
"DENI, sini deh," panggil Zidan kepada Deni, anak kelas nya yang kebetulan lewat di depan perpustakaan.
"Ada apa ketua? Ada yang bisa Deni si ganteng ini bantu?" Tanya Deni ketika sudah sampai di depan Zidan.
"Panggilin wakil gue, lo tau kan siapa dia?" Pintah Zidan dengan tangan yang masuk ke dalam saku celana abu nya, sok cool, pikir Deni.
"Deni siap meluncur untuk memanggil neng Bulan yang cantik, imut, gemesin dan unyu-unyu, ketua tunggu sini aja, tinggal terima beres."
Saat Deni sudah berbalik badan dan berancang-ancang untuk berlari menjauh perpustakaan untuk mencari seseorang yang di sebutkan oleh ketua kelas nya, ketua nya itu sempat berbicara lagi membuat Deni tak jadi berlari.
"Langsung ke kelas, biasa nya Bulan di kelas, awas lo, kalo nanti gue udah balik ke kelas lo nya gada di sana, gue gencreng pala lo."
"Siap Pak ketua, saya akan berada di kelas terus, sampai anda datang, baru saya pergi membolos," Deni mengucapkan itu dengan sangat santai, bahkan tangan nya hormat, berniat menghargai perintah sang ketua.
"Udah sana, panggilin Bulan," Zidan jadi kesal sendiri dengan perkataan Deni yang kelewat sangat santai.
"Laksanakan!!" Ia sedikit membungkuk sebelum berbalik dan berlari meninggalkan perpustakaan untuk ke kelas memanggil Bulan.
Zidan kembali masuk ke dalam perpus, menumpuk buku yang sudah di ambil tadi.
☆☆☆
"Neng Bulan, kiw kiw," Deni yang baru saja memasuki kelas langsung menuju bangku Bulan.
"Apaan Den? Tumben lo nyariin gue," tanya Bulan menatap Deni.
"Di suruh ke perpus sama pak ketua Lan," jawab Deni memberitahu maksud kedatangan nya kemari.
"Pak ketua? Zidan maksud lo?"
"Iya lah, mang ketua kita sapa aja? Kan cuman Zidan," ucap Deni.
"Yaudah, gue ke perpus sekarang," Bulan bangkit dari tempat duduk nya.
"Beneran di suruh Zidan? Nanti bohong lagi lo," Ayla tak yakin dengan Deni, karena tak pernah-pernah nya Zidan menyuruh Bulan, meskipun Bulan itu wakil ketua kelas.
"Yaudah kalo gak percaya, tapi kalo nanti pak ketua marah gue gak ikutan loh ya."
"Udah lah Ay," lerai Bulan, karena melihat Ayla dan Deni yang sudah ingin adu mulut. "Kalo gitu gue ke perpus dulu ya, nyamperin calon pacar hahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN
Teen FictionRembulan Azhara atau biasa di sebut dengan panggilan Bulan, gadis yang paling pendek di kelas Xll MIPA2, otak nya yang kadang lemot seperti jaringan 2g kadang juga lancar selancar aliran sungai yang mengikuti arus nya. Zidan Pradana si ketua kelas X...