"Lo tau Dan?"
Kafka dan Zidan sekarang berada di kantin kelas dua belas, Shaka dan Aldo belum keluar dari kelas, padahal bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, karena mereka berdua sudah keluar, jadi mereka berdua memutuskan untuk ke kantin duluan, Shaka dan Aldo menyusul nanti.
"Apa?" Tanya Zidan, ia meletakkan ponsel nya di atas meja sebelah tangan kiri nya.
"Ternyata bener," ucap Kafka.
"Bener apa?" Zidan mengambil pesanan nya yang baru saja datang dari tangan Mbak Wati. "Makasih ya, Mbak," tutur nya seraya tersenyum ramah.
"Sama-sama atuh Den Zidan," setelah mengucapkan itu Mbak Wati kembali, untuk mengambil pesanan yang lain.
Kafka memperhatikan Mbak Wati, lalu beralih pada Zidan yang ada di depan, dengan nasi goreng di hadapan nya.
"Bulan, beneran suka sama lo," kata Kafka gamblang. "Lo gak percaya?"
Zidan menggeleng, mana mungkin ia percaya dengan gosip-gosip yang di sebarkan oleh Kafka. Ia lanjut kan memakan nasi goreng nya tanpa memperdulikan Kafka yang berupaya meyakinkan diri nya.
"Ck, masa gak percaya sih."
"No bukti, hoax nama nya."
"Apa perlu, si Bulan gua ajak kesini buat ngomong langsung di hadepan lo?"
Zidan kembali menggeleng, "emang lo berani manggil dia kesini? Mana mau dia kalo yang manggil dia itu lo," ucap Zidan masih fokus pada makanan nya. memang benar Bulan tak akan pernah mau jika Kafka yang memanggil nya, semenjak Kafka memanggil nya cewek aneh, ia tak pernah mau di suruh apapun oleh Kafka.
"Gampang sih, tinggal bilang. Lo di panggil Zidan, lo kan wakil nya. Gampang kan? Gue gak sebodoh itu bro."
"Ape nih ribut-ribut, gibahin siapa sih? Sampe heboh begitu," celetuk Shaka yang baru datang, dan langsung duduk di sebelah Zidan.
"Shakanjing, balikin pc gue woe."
Dari jauh Aldo berteriak kencang sembari berlari, ia menggeplak kepala Shaka setelah sampai di sana.
"Sakit ya anjing, lagian foto begituan di koleksi, gue buang lah, lo cowo apa cewe?" Ucap Shaka dengan pertanyaan di akhir kalimat nya.
"Beneran lo buang?" Tanya Aldo, ia sudah was-was, semoga saja Shaka hanya bercanda.
"Iya lah, mana mungkin gue bohong," Shaka berucap tenang.
"Lo buang di mana?"
"Di tong sampah lah."
"Gila lo anjing."
"Emang kenapa sih?" Tanya Zidan ikut menimbrung.
"Pc yang dari cewe gue di buang ama si cowo brengsek ini," ucap Aldo menunjuk-nunjuk Shaka dengan jari telunjuk nya, rasanya ia ingin menangis saja saat ini.
"Halah, foto begituan doang, alay lo," ujar Shaka.
"Lo tau harga nya berapa tuh per—PC? Empat ratus ribu ogeb, bayangin berapa banyak tuh tadi isi nya, lima puluh pics kalo gak salah, gue di pinjemin supaya gampang ngapalin nya, dan kata nya jangan sampai ilang, tapi malah lo buang, gue pen nangis aja rasa nya."
Shaka tercengang mendengar harga yang lumayan fantastis itu nilai nya, "Hah?! Beneran empat ratus ribu per—PC? Tadi isi nya lima puluh pics? Lima puluh kali empat ratus ribu, berapa Dan?"
"Lo nanya gue? Mana gue tau."
"Kan lo ketua kelas."
"Gak semua ketua kelas itu pinter ya anjing."
"Mampus lo Shak, cari sana, nanti di suruh ganti mampus lo," ucap Kafka menakut-nakuti.
"Ish, jangan gitu lah," kata Shaka, ia bangkit untuk mengambil dompet tempat PC tadi, sebenar nya ia tak membuang nya, ia menaruh nya di tas, tadi ia hanyalah menakut-nakuti Aldo saja.
Shaka meletak kan dompet yang berisi puluhan foto card itu di depan Aldo, lalu duduk di samping Kafka dengan santai.
"Lo di pinjemin sama siapa tadi? Sama cewe lo? Gak salah denger gue tadi?" Serentetan pertanyaan itu terlontar dari bibir Shaka.
"Eh? Beneran di pinjemin sama cewe lo, lo punya pacar Al?" Tentu saja Zidan shock mendengar nya, Aldo tak pernah sampai seperti ini saat mempunyai pacar, pacar nya yang hampir menyentuh angka 50 saja tak ia anggap pacar, baru kali ini ia mendengar Aldo menganggap seorang gadis sebagai pacar nya. "Pacar yang mana nih? Kan lo buaya," lanjut Zidan dengan nada yang meledek.
"Lo beneran jadi sama tuh cewe k-pop Al?" Tanya Kafka.
"Yoi, imut orang nya, gue suka, asik juga," ujar Aldo dengan senyum salah tingkah. "Semua cewe yang pacaran sama gue, gue putusin demi dia, gue juga suka korea karena dia suka."
Shaka bertepuk tangan bangga, "gila, baru kali ini Aldo mutusin semua cewe nya demi satu orang cewe yang gue gak tau itu siapa, cerita-cerita dong sat."
"Lo kenal sama pacar nya Aldo?" Tanya Zidan pada Kafka.
Kafka mengangguk menanggapi, "kenal lah, orang sepupu gue," ucap nya santai.
Hah? Shaka bertambah shock mendengar semua kenyataan ini, ia kira Aldo suka k-pop karena melihat sg Ayla, tapi ternyata? Aldo menyukai korea karena seseorang, dan itu bukan Ayla. Bucin sekali Aldo ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN
Teen FictionRembulan Azhara atau biasa di sebut dengan panggilan Bulan, gadis yang paling pendek di kelas Xll MIPA2, otak nya yang kadang lemot seperti jaringan 2g kadang juga lancar selancar aliran sungai yang mengikuti arus nya. Zidan Pradana si ketua kelas X...