Bab 13

272 25 0
                                    

"Kal, hey," panggil sebuah suara rendah bersamaan dengan sentuhan lembut di tangan yang menarik Kalila dari alam bawah sadarnya.

Kalila mengerjapkan mata berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Hm? Sudah sampai?" tanyanya, menegakkan sandaran kursi yang tadi ia turunkan untuk dipakai tidur.

"Almost there. Dari sini kita akan naik kapal sekitar 30 menit untuk sampai ke pulaunya."

Kalila melirik jam di ponselnya. Perjalanan memakai mobil tadi membutuhkan waktu 3 jam lebih, persis dengan apa yang dikatakan Reagan bahwa mereka akan menempuh 4 jam perjalanan.

Kalila kemudian turun dari mobil dan berjalan mengikuti Reagan menuju dermaga.

"Kita akan naik ini," tutur Reagan menunjuk sebuah kapal—tidak, ini bukan kapal.

Kalila melirik Reagan tercengang sementara laki-laki itu tengah berbicara dengan santainya pada seseorang berseragam yang ia tebak merupakan sang nahkoda.

Kapal? Ini namanya Superyacht!

Pesawat Business Class dan sekarang Superyacht. Sebenarnya siapa orang yang berulang tahun ini?

Reagan hanya mengatakan bahwa sang pemilik pesta merupakan teman dekatnya dan Kalila pun tidak bertanya lebih jauh lagi. Tapi sekarang mau tidak mau ia dilanda rasa penasaran.

Kalila menerima uluran tangan Reagan yang membantunya menaiki kapal tersebut sementara koper dan tas mereka diurus oleh para kru.

"Reagan?" seorang laki-laki mengenakan chino shorts putih dipadu loose t-shirt biru tua menghampiri mereka di atas kapal bersama empat orang lain di belakangnya.

"Andrew? Hey, man!" sapa Reagan dengan senyum lebar. Kedua laki-laki itu berpelukan dan melakukan bro fist, diikuti satu per satu orang di belakang Andrew.

"Gue denger akhirnya lo stay di Indo?" tanya Andrew.

"Gila, terakhir ketemu kayaknya di LA ya kita waktu ultahnya Nathan?" kali ini laki-laki berambut cokelat, Gallen, yang berbicara.

"Biasa, man, most eligible bachelor in Sillicon Valley mana punya waktu main sama kita!" tukas Andrew membuat mereka semua tertawa.

Kalila melemparkan pandangan pada laut lepas di sampingnya, memberikan waktu bagi Reagan dan teman-temannya untuk berbincang melepas rindu.

Dari balik kacamata hitam yang dikenakannya, matahari terlihat masih cukup terik walaupun sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan berlabuh di singgasananya. Lautan yang terhampar luas di hadapan Kalila berwarna sangat jernih, hingga ia bisa melihat berbagai terumbu karang dan ikan-ikan yang tengah berenang di dalamnya.

Ini adalah pertama kalinya Kalila ke Sumbawa dan pemandangan ini mengingatkannya pada Lombok. Air jernih, flora dan fauna yang indah, persis seperti tempat dimana ia biasanya melakukan snorkeling bersama—

Tiba-tiba Kalila merasakan sesuatu menyentuh punggungnya. "Ah, right, kenalin ini Kalila," kata Reagan memperkenalkannya.

Kalila pun berkenalan satu per satu dengan keenam orang asing di hadapannya. Tiga orang—Andrew, Gallen dan Alice, merupakan teman akrab Reagan. Sedangkan dua wanita lainnya—Diandra dan Chia merupakan pasangan Andrew dan Gallen.

"Hai Kalila, gue Alice. Temennya Reagan dari bayi, unfortunately," sapa Alice yang langsung dibalas dengan protes Reagan.

Kalila terkekeh, membalas uluran tangan Alice. "Kalau gitu gue Kalila, temen barunya Reagan," balas Kalila yang disambut kekehan Alice dan yang lainnya.

"Tadi gue kira lo pacarnya," tukas Andrew terkekeh. "Reagan mana pernah bawa cewek ke pesta ginian."

Kalila yang mendengarnya hanya bisa tersenyum kikuk. Tidak mungkin kan ia membeberkan alasannya di sini adalah untuk membalas budi.

Setelah berbincang-bincang sebentar sembari menunggu beberapa tamu lagi naik ke kapal, akhirnya mereka berangkat menuju destinasi terakhir.

"Kamu masih ngantuk?" tanya Reagan memperhatikan wajah Kalila. Mereka duduk di lounge lantai teratas sehingga angin laut langsung menerpa wajahnya dan membuat Kalila sedikit terbuai.

"Di bawah ada spare room, kamu bisa tidur di sana. Biar nanti saya bangunkan kalau sudah sampai," tawar Reagan tapi Kalila menggeleng. Menukar pemandangan seindah ini dengan tidur 20 menit bukan hal yang setimpal.

"I'm good," jawab Kalila kembali menikmati pemandangan di hadapannya. Matahari sudah mulai menunjukkan semburat oranye yang memantul pada lautan layaknya cermin.

"Bakalan sempurna banget kalau ada lumba-lumba," gumam Kalila pada dirinya sendiri. Ia sedikit berharap dapat melihat lumba-lumba, tapi sepertinya mereka tidak berada di lokasi atau waktu yang tepat untuk itu.

20 menit kemudian, mereka sampai di pulau tujuan. Di pulau ini terdapat villa dengan kamar-kamar yang berbentuk cottage. Dari dermaga Kalila bisa melihat tempat yang akan menjadi lokasi utama diadakannya pesta nanti malam. Tidak jauh dari bibir pantai, lampu-lampu serta dekorasi pesta berjumbai diantara pepohonan dan tiang.

Seorang staff villa menghampiri Reagan dan Kalila yang baru turun dari kapal dan menanyakan nama mereka.

"Ah, tuan Reagan dan nona Kalila. Masing-masing mendapatkan satu kamar ya," kata staff tersebut membaca kertas di tangannya.

"Tapi mohon maaf, karena sepertinya nona Kalila melakukan request di last minute, kamarnya terpisah agak jauh," tambahnya.

Kalila mengatakan bahwa hal itu bukan masalah. Selama ia mendapatkan tempat tidur untuk nanti malam hal itu sudah lebih dari cukup.

"Baik, ini kunci untuk kamar nona Kalila dan ini untuk tuan Reagan. Untuk koper serta barang bawaan akan dibantu dibawakan oleh staff kami."

Setelah mengucapkan terimakasih, mereka berdua berjalan menuju kamar masing-masing. Reagan menyarankan Kalila untuk beristirahat sejenak sebelum acara dimulai nanti malam dan tentu saja langsung disetujui oleh Kalila.

Begitu sampai di depan unitnya, Kalila langsung mengagumi arsitektur fasadnya yang minimalis dengan sentuhan bohemian. Tentu desain interiornya pun tidak kalah bagus.

Cukup mengagumi kamarnya itu, Kalila menjatuhkan diri di atas ranjang. Perjalanan hari ini cukup panjang dan walaupun kendaraan yang ia naiki sejak pagi memberikan kenyamanan, Kalila tetap butuh mengisi ulang energinya untuk nanti malam.

Ia menyetel alarm satu setengah jam sebelum acara dimulai dan tak lama terlelap dalam tidurnya.

—————————

The Lost StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang