"Jake apa bisa kita bertemu di hotel X? Aku akan kabur dari sini sekarang. Aku akan menunggu mu di sana, akan ku jelaskan semuanya. Kau percaya pada ku kan?"
🔞🔞🔞
Hati pria dengan marga Shim itu sebenarnya benar-benar hancur saat melihat kartu undangan Jay dan Heeseung. Namun dia harus mendengarkan penjelasan dari pria manis itu.
"Baiklah aku akan ke sana" ketika pria itu lalu dia langsung bergegas.
Jujur saja Jake sangat merindukan si manis itu, sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu.
"Apa anda Tuan Jake Shim?" Tanya resepsionis hotel itu saat Jake mendekat ke sana. Pria itu langsung mengangguk.
"Anda sudah di tunggu oleh Tuan Lee di kamar nomor 108 lantai 10" ujar wanita itu. Jake mengangguk lalu dia langsung berlari ke sana.
Entah kenapa tangan pria Shim itu menjadi gugup dan berkeringat sekarang. Saat dia berada di luar pintu kamar itu dia menjadi gugup.
Jake mengetuk pintu dua kali, lalu dia langsung membuka kamar itu. Di sana sangat gelap, kamar itu terlihat agak mewah. Dia berjalan ke dalam, mereka mengatakan Heeseung telah menunggu namun seperti tidak ada orang di sana.
"Heeseung" panggil Jake, pria itu masih ada di ruang tamu kamar itu.
"Aku rasa salah masuk kamar" gumam pria itu lalu dia memutuskan untuk keluar dari sana. Namun saat dia memegang kenop pintu, dia mendengar suara sesuatu yang aneh.
"Ahhh Ahh sudahhh" desahan itu dia Dengarkan dari arah dalam, pria itu memutuskan untuk berbalik dan memeriksanya.
Jake melotot saat melihat Heeseung sudah ada di bawah seseorang tanpa busana. Mereka tengah bercumbu di atas ranjang itu.
"Hee kau—" Jake mundur beberapa langkah. Pria yang berada berada di atas pria manis itu menoleh.
"Sudah ku bilang kan, kau terlalu tidak sabar" Pria itu melepaskan barangnya dari lubang Heeseung. Dan bangun dari sana sambil menaikkan resleting celananya.
"Aku akan keluar" ujar Jay sambil merapikan pakaiannya.
"Jake ini bukan" Heeseung baru sadar pria itu ada di sana, dia masih memegang kepalanya yang sangat pusing.
"Iya kenapa? Ini ternyata yang kau lakukan?" Pria itu mendekat ke arah Heeseung yang saat ini hanya ditutupi oleh selimut hotel itu.
"Tidak, dia yang—" tamparan itu mendarat di pipinya. Jake tidak percaya Heeseung melakukan itu.
"Tolong Jake, ini tidak seperti yang kau kira. Dia telah menyekapku, menyiksa ku. Lihatlah bekasnya" Heeseung membuka setelah selimut itu dan memperlihatkan tubuh bagian atasnya.
"Aku benar-benar bingung harus percaya pada mu atau tidak. Tapi mata ku melihat secara langsung kalian" Jake tidak bisa melanjutkan kata-katanya itu.
"Tolong percaya dengan ku" Heeseung memegang tangan pria itu, tapi Jake langsung menarik tangannya.
"Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang" pria itu lalu berusaha untuk pergi.
"Aku tidak ingin menikah dengan dia, dia tidak menikahiku tapi ingin menjadikan ku budak nya. Tolong aku" Heeseung kembali mengatakan itu sambil menangis.
"Aku pergi " kalimat itu terakhir pria itu ucapkan sebelum keluar dari sana. Dia melihat Jay saat itu tengah duduk di ruang tamu sambil merokok ria.
"Apa urusannya sudah selesai?" Tanya pria Park itu sambil tersenyum miring. Jake tak menjawab dia masih berjalan keluar.
"Kalau sudah aku akan menyelesaikan urusan ku dengannya" kata pria itu lalu bangkit dari sofa. Hal itu membuat Jake naik darah, lalu dia langsung menghampiri pria itu dan memukulinya.
"Apa kau yang lakukan padanya?" Teriak Jake sambil memukuli pria itu berkali-kali. Jay tak tinggal dia dia langsung membalas pukulan dari pria itu.
"Kau yang memulai, kau ingin menghancurkan aku bukan? Tapi aku tidak bisa membiarkan itu" Jay tertawa sambil mengatakan itu.
"Jadi aku akan menghancurkan mu dan dia menjadi milikku sekarang" Jay menunjuk ke arah Heeseung yang sudah memakai pakaian lengkap.
"Hee sayang, kau memilih aku atau dia?" Jau tiba-tiba menanyakan itu. Heeseung meneguk salivanya, dia menatap Jake yang masih tersungkur di sana.
"Heeseung" panggil pria dengan marga Shim itu.
Seketika air mata itu menetes, dia benar-benar dilema sekarang. Jika dia memilih Jake keluarganya yang akan menjadi taruhan, tapi jika dia memilih Jay sama saja dia akan hidup seperti di neraka.
"Maafkan aku Jake" Heeseung lalu berjalan ke arah pria Park itu. Seketika hati Jake terasa remuk mendengarkannya. Di sisi lain Jy merasa senang dengan berhasil membantai mental dari pria itu.
"Anak pintar" ujar Jay sambil memeluk pria manis itu. Heeseung menangis saat itu, dia sebenarnya tidak bisa meninggalkan pria yang sangat dia cintai itu.
Flasback~
Heeseung diseret oleh pria Park itu keluar rumah. Dia langsung memasukan Heeseung ke dalam mobilnya dengan paksa.
"Minum ini" Pria itu memberikan sebuah pil pada Heeseung
"Cepat!!" Teriak Jay lalu Heeseung langsung memasukan pil ke dalam mulutnya.
Di perjalanan Heeseung merasakan pusing dan agak panas. Hal itu sangat tidak nyaman menurutnya.
"Aku memesan kamar atas nama Lee Heeseung" Jay mengatakan itu pada sang resepsionis.
Saat diberikan kunci, pria Park itu mengatakan pada mereka jika ada pria dengan nama Jake Shim datang. Jay menyuruh mereka mengatakan jika Heeseung tengah menunggunya di dalam kamar.
Heeseung benar-benar kepanasan saat itu, saat Jay mendorongnya ke kasur pria itu menggeliat sambil memegang sesuatu yang menonjol di bagian bawahnya.
Jay tersenyum licik, dia lalu menyentuh bagian yang menonjol itu. Hal itu menimbulkan suara desahan di bibir pria itu.
"Kenapa sangat panas dan sesak" ujar Heeseung sambil menutup matanya.
"Di mana toilet, aku akan pergi sana" Pria manis itu berusaha untuk bangun, namun Jay kembali mendorongnya kembali ke ranjang.
"Ahhh sesak" rintih Heeseung, entah kenapa libidonya naik saat itu.
Jay duduk di samping Heeseung sambil memainkan ponselnya, dia tak peduli dengan pria itu.
Saat mendengar suara kenop pintu dibuka, Jay bergegas membuka semua pakaian Heeseung.
"Ahhh panas" desah pria manis itu. Jay lalu menyambar bibir pria itu dia melumatnya dengan kasar agar pria itu merasa tersiksa.
Tangan pria itu mengocok milik Heeseung membuat pria itu mendesah hebat. Tapi karena bibir mereka bertaut jadi tidak terlalu terdengar jelas.
Jay sebenarnya tidak ingin melakukannya, tapi mendengar suara desahan itu membuat libidonya menjadi ikut naik. Dia menurunkan resletingnya dan langsung memasukan miliknya ke anal milik Heeseung.
"Sangat longgar, sial" pria Park itu berdecih saat miliknya sudah masuk sempurna. Dia langsung menggoyangkan pinggangnya untuk menggempur lubang milik pria itu.
"Ahh sudahhh" desah Heeseung mencoba melepaskan dirinya dari pria itu, namun gagal.
TBC
"KU MENANGISS!!!! MEMBAYANGKANNNN!!!! BETAPA KEJAMNYA DIRIMU ATAS DIRIKUUUU!!!!!" -Heeseung
Hayolohhh jeyy, jakeyy bambinya engene nangis tuhhh. Tanggung jawab kalian, uwon ma niki tau emaknya nangis bisa abis dah lu berdua wkkk
Jangan lupa vote and comment yaa😊
See You~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/328344651-288-k654139.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me | Jayseung
RomansHeeseung melakukan pengkhianatan yang tak dapat diampuni oleh seorang Jay Park, membuatnya mendapatkan penyiksaan disetiap harinya "Tolong, ampunilah aku" -Heeseung Warning!!!! -Original Story by @Kangayou -This is a remade story -BXB -Mature Conten...