Suara rintihan air sangat jelas didengar oleh pria itu. Saat matanya terbuka, hanya sedikit cahaya yang dapat dia lihat di sana.
"Di mana aku?" Gumamnya saat melihat pemandangan itu. Pria itu merasakan sakit di bagian kedua tangannya, ternyata saat itu dia tengah diikat menggunakan sebuah tali.
"Lepaskan aku!!!" Teriak pria itu.
Kemudian terdengar langkah kaki yang berjalan ke arah dirinya. Senyuman miring itu tengah menyambut dirinya sekarang.
"Rupanya kau sudah sadar" ujar pria itu dengan sebuah cambuk di tangannya. Heeseung berusaha untuk memberontak.
"Lepaskan aku!" Teriak pria itu dengan lantang. Jay mendekat pada Heeseung, dia menatap pria itu dengan senyuman miring.
"Jika langsung di bunuh aku rasa tidak akan seru" ujar pria Park itu. Kemudian dia langsung melepaskan wig yang di pakai oleh pria manis itu.
"Seharusnya aku menyadarinya saat pertama kali bertemu, Hmmm kau membuatku mampir bangkrut" gumam pria itu sambil menjambak rambut Heeseung.
"Katakan apa yang harus aku lakukan untuk mu?" Tanya Jay pada pria itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Lepaskan aku" ujar Heeseung dengan nada memelas, dia benar-benar sangat ketakutan saat itu.
Plakk
Plakk
Plakk
Pria manis itu mendapatkan cambukan di tubuhnya. Hal itu membuat Heeseung meringis kesakitan.
"Hmm ayo menangis" ujar pria Park itu sambil memberikan beberapa cambukan lagi.
"Lepaskan aku!!" Teriak pria itu lagi. Namun Jay semakin gila, dia seperti menikmati hal itu.
"Aku bilang menangis!" Teriak pria Park itu sambil mencambuk Heeseung. Karena kesal pria itu tidak menurut, dia lalu membuka pakaian atas Heeseung.
"Pantas saja tidak menangis, kau belum memar" pria Bang itu meraba tubuh bagian atas milik si manis. Membuatnya menjadi meronta seketika. Setelah itu kembali dia mencambuk pria itu berkali-kali. Sampai Heeseung diam, sebenarnya dia sudah sangat kesakitan namun entah kenapa air mata itu tidak mau keluar.
"Hai! Kenapa kau sangat sulit di atur, aku menyuruh menangis bodoh" Jay mencengkram pipi pria itu.
"Dasar iblis" umpat Heeseung pada pria itu. Jay tersenyum miring, dia lalu menatap nipple milik Heeseung. Lalu dia menggigitnya tanpa ampun.
Heeseung meronta saat gigi pria itu menggigit nipple miliknya. Di sisi lain, salah satu tangan Jay meremas bagian bawah menonjol milik pria manis itu.
"Ahhh lepashhh" desah pria itu.
"Aku menyuruh mu menangis bukan mendesah" pria itu kemudian melepaskannya. Heeseung terengah-engah saat itu, dia benar-benar sangat lemas karena penyiksaan yang dilakukan oleh pria itu.
.
.Jake merasa cemas saat pesan yang dia kirimkan pada kekasihnya tak kunjung dibalas.
"Semoga tidak akan terjadi hal buruk" pria itu mengatakan itu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Tring
Akhirnya pesan miliknya di balas oleh Heeseung.
"Aku sedang sibuk, nanti aku akan mengirimkan sesuatu yang besar untuk mu"
Jake tersenyum mendengar itu, lalu dia mengetik sesuatu.
"Kau memang bisa diandalkan sayang" ketika Jake lalu dia mengirimkannya pada Heeseung.
Di sisi lain, Jay tersenyum miring membaca pesan dari Jake. Ternyata dia benar-benar masih bodoh seperti dulu.
"Tolong bawa makanan ke ruang bawah tanah" Jay mengatakan itu pada seorang pembantu yang bekerja di sana.
"Baik Tuan" jawab pria itu, jika dia berbicara banyak mungkin dia akan ditendang keluar dari rumah itu oleh Jay.
Saat pria Park itu tengah memainkan laptopnya di ruang tamu, bel pintu depan tiba-tiba berbunyi hal itu sangat membuatnya terusik.
"Cepat buka" ujar pria itu pada seorang pembantu yang lain.
Seorang pria dan wanita paruh baya masuk ke dalam sambil bergandengan tangan.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya pria Park itu dengan wajah sinisnya.
"Kami ingin mengunjungi putra kami" jawab wanita itu. Seketika senyuman mengejek keluar dari bibir Jay.
"Aku putra mu? Bukanlah putra mu sekarang ada di luar negeri?" Tanya pria itu.
"Jay tolong berbicara dengan sopan pada ibu mu" sang ayah Akhirnya membuka suara.
"Baiklah ayah ku sayang, jadi apa yang kalian inginkan?" Tanya Jay kembali duduk dengan menaikan salah satu kakinya ke atas paha.
Kedua orang itu duduk di sofa depan Jay berada.
"Ini yang kau inginkan kan?" Tanya sang ayah sambil memberikan sebuah berkas pada pria itu. Jay menaikan salah satu alisnya lalu mengambil berkas itu.
"Adik mu Jongseong, dia tidak ingin bertengkar karena harta dengan mu. Jadi dia memberikan semua bagian perusaaan miliknya untuk mu" jelas pria itu.
Jay tersenyum dia benar-benar puas mendengar itu.
"Nak apa kau bisa berubah?" Tanya wanita itu pada anak sulungnya itu. Jay merasa tidak senang mendengar kalimat itu.
"Aku harus berubah seperti apa lagi ibu?" Tanya pria itu.
"Seperti Jong...." kata-kata itu terpotong saat Jay melempar berkas itu pada mereka.
"Kau berani menyebutnya? Kenapa kalian selalu membandingkan aku dengannya? Sungguh memuakan. Sudahlah, aku tidak butuh ini. Kalian pergi dari sini" Pria itu mengusir kedua orang tuanya.
Ayah Jay bangun lalu dia menarik sang ibu pergi dari sana.
"Aku ingin mengobrol dengan anakku" ujar wanita itu sambil menangis saat ayah Jay menariknya keluar dari sana.
Dengan wajah gusarnya, Jay pergi ke ruang bawah tanah itu. Tanpa basa-basi dia langsung mengambil sebuah batang besi kecil dan mendekat menghampiri Heeseung.
"Hai! Bangun kau!" Panggil Jay pada pria itu yang masih memejamkan matanya.
"Aargghhh" Heeseung meringis saat batangan besi itu mengenai kulit tubuhnya. Jay benar-benar brutal, dia memukuli Heeseung berkali-kali.
"Aku akan membunuh mereka semua!" Teriak Jay sambil memukuli pria itu. Air mata Heeseung akhirnya lolos, jujur saja dia benar-benar kesakitan saat itu.
"Tolong ampunilah aku" pria itu meringis mengatakan itu. Jay akhirnya berhenti saat melihat Heeseung seperti itu.
"Tolong Tuan lepaskan aku" pria manis itu memohon pada Jay sambil menangis.
.
.
."Persyaratan apa ini?" Teriak pria itu saat membaca sebuah kontak investasi.
"Maaf Tuan Park, tapi ini salah satu syarat untuk bekerja sama dengan mereka" jelas sekretaris itu. Jay menarik napas panjang, jujur saja dia tak tahu harus bagaimana.
"Tuan Park, menurut saya kita akan untung besar saat menerima kerja sama ini" jelas pria itu. Apa yang dikatakan oleh pria itu memang benar. Ini adalah investasi terbesar yang pernah ditawarkan padanya.
"Tapi katakan aku harus menikah dengan siapa? Kenapa kontrak ini sangat konyol" ujar pria itu kesal.
"Apa anda tidak memiliki seseorang untuk dinikahi Tuan?" Tanya pria itu. Jay merenung, namun senyuman miring itu muncul di bibirnya.
"Tolong siapkan berkasnya, kita akan menerima kerja sama ini" ujar pria itu.
TBC
Double up, Kai isi Comeback~
Jangan lupa vote dan juga komen Yaa💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me | Jayseung
RomanceHeeseung melakukan pengkhianatan yang tak dapat diampuni oleh seorang Jay Park, membuatnya mendapatkan penyiksaan disetiap harinya "Tolong, ampunilah aku" -Heeseung Warning!!!! -Original Story by @Kangayou -This is a remade story -BXB -Mature Conten...