19. Perdebatan kecil

415 31 2
                                    















"Dek, makan malam!". Junkyu menimbulkan kepalanya dari balik pintu kamarnya.

Doyoung yang merasa terpanggil pun mengalihkan pandangnnya dari bukunya kearah pintu kamarnya. Ia melihat Junkyu sudah berdiri didepan pintu dengan pintu yang terbuka lebar. "Eum..Dobby nggak-"

"Sekarang! Nggak ada penolakan! Turun!" Junkyu melipatkan kedua tangannya didepan dada dengan pandangan datar.

"Tapi Dobby nggak mau!" Tegasnya kembali mengalihkan pandangan.

"Kim Doyoung!". Bentak Junkyu.

Doyoung terkejut karna suara Junkyu yang tiba-tiba sudah meninggi. Seingatnya ini pertama kalinya Junkyu membentaknya seperti itu. Bahkan Junkyu biasanya tidak pernah menggunakan nada tinggi jika berbicara maupun marah kepadanya.

Doyoung menyilangkan tangannya didada tidak peduli, "Apaan sih kak? Udah Dobby bilang nggak, ya nggak! Kok maksa sih?"

"Lo kenapa sih? bisa nggak sih, nurut kalau gw suruh makan? Ntar kalau lo sakit gimana?!" Rasanya Junkyu sudah lelah menghadapi sikap Doyoung yang seperti ini, ia tau bahwa Doyoung masih butuh waktu, tapi ia tidak ingin saudaranya itu sampai melewatkan jam makannya. Walaupun Doyoung yang sakit, dia juga bisa merasakannya. Ikatan yang ada pada mereka itu benar-benar kuat.

"Yaudah, yang bakalan sakit kan gw bukan lo?! Udah gw bilang nggak! Gw nggak lapar, napa lo maksa sih?!" Ucapnya masih tidak peduli, bahkan sekarang Doyoung sudah berpindah dari meja belajarnya ke kasurnya.

"Lo-" Baru saja Junkyu ingin membentak Doyoung lagi, tapi tiba-tiba saja suara lantang dari ayahnya membuat niatnya urung. Bahkan ucapannya saja sudah terpotong duluan olehnya.

Hanbin yang sejak tadi bisa mendengar suara keributan dari kedua putranya memutuskan untuk menyusulnya. Dan benar saja, Ia bisa melihat kedua putranya yang sedang berdebat itu, "KIM JUNKYU!! KIM DOYOUNG!!"

Bukan hanya Junkyu dan Doyoung saja yang terkejut mendengar teriakan Hanbin, bahkan Jisoo yang berada dibelakang Hanbin pun terkaget juga.

"D-daddy?"
"Dad?"
Kedua saudara itu mengalihkan pandangannya kearah sang kepada keluarga itu.

"Ngapain kalian? Kok ribut?" Hanbin memandangin Junkyu dan Doyoung secara bergantian.

Hanbin yang tidak mendapatkan jawaban dari putranya mengerutkan keningnya, "Kok diam? Daddy nanya kalian kenapa? Kok malah diam?".

"Kak? Dek? Kalian kenapa?" Karena kedua putranya tak kunjung membuka suara, Jisoo menghampiri mereka dan melemparkan pertanyaan yang sama dengan suaminya.

"Dobby tuh Mom! Ajun udah suruh makan malam malah bilang nggak lapar. Sok kuat amat, ntar kambuh baru tau rasa!" Junkyu membuang pandangannya dari saudaranya ke arah jendela.

"Kak... omongannya dijaga", ucap Hanbin.

"Apa? Ajun benar kan?" Junkyu yang merasa tak salah, hanya mengendikkan bahunya tak acuh.

"Tapi Dobby benaran nggak lapar Mom..", ucap Doyoung sambil menunduk dan memainkan ponsel yang berada ditangannya.

"Bohong!" Ujar Junkyu tiba-tiba.

"Kak..diam dulu", Jisoo berusaha menengahi perdebatan kedua putranya itu.

"Dobby, jawab jujur! Kamu sebenarnya mau menghindar dari Daddy kan?" Ucap Hanbin tiba-tiba dan membuat perhatian seluruh orang yang berada dikamar itu tertuju padanya. "Oke!, disini Daddy yang salah sama kalian, jadi Daddy benar-benar minta maaf sama kalian."

"Dad..bukan gitu, dobby-" Doyoung bangkit dari tempatnya berjalan ke arah sang ayah.

"Daddy tau kamu kecewa kan sama Daddy? Daddy juga kecewa sama diri daddy sendiri. Jadi tolong maafin Daddy karena udah nutupi semuanya dari kalian" Hanbin memegang kedua bahu putranya itu.

Is He My Brother??   || JunkyuDoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang