έντεκα

1.7K 177 15
                                    




Oke, sepertinya setelah chap ini aku bakalan slow up karena mau nge stok draft dulu hehe....

Biar bisa up sekalian gitu.










Disarankan baca chap ini sambil dengerin lagu "  Arcade - Lauraence "










Happy reading.....

Hari sudah malam tapi semua bodyguard yang diperintahkan oleh Kim untuk mencari Macau belum juga memberikan kabar apapun.

Kim bahkan menyuruh para bodyguard nya itu untuk mencari Macau di seluruh penjuru Bangkok, Kinn dan Vegas juga ikut dalam pencarian ini. Mereka tiba sore hari tadi.

Vegas bergegas meminta Kinn untuk pulang saat tau kalau adiknya diculik dan belum ditemukan sampai saat ini.



_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_



Macau berjalan masuk ke dalam Mansion Theerapanyakul dengan sedikit sempoyongan, sesekali ia berpegangan pada dinding sebelum akhirnya mencapai pintu utama Mansion itu.

" KIMHAN..!!!! " teriak Macau.

Semua orang yang saat ini berada di ruang rapat pun terkejut saat mendengar suara teriakan Macau.

Kim langsung berlari menuju pintu utama dan benar saja disana ia melihat Macau yang keadaannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Ada memar disudut bibirnya, dan wajahnya dipenuhi dengan keringat seperti orang yang habis berlari, Macau menatap Kim dengan tatapan kosong.

Macau mulai berjalan mendekati Kim dengan masih sedikit goyah, saat ia hampir jatuh Kim dengan sigap menangkap tubuh mungil itu.

" Macau, kau baik-baik saja?, Bagaimana dengan bayi kita, dia juga baik-baik saja kan??. " Tanya Kim.

Macau terdiam sejenak lalu melepaskan dengan kasar pelukan Kim, ia menatap Kim dengan mata yang sudah penuh air mata, " bayi yang mana Kim?, Bayi siapa yang kau maksud? " Ucap Macau dengan suara yang sedikit serak.

" Kau masih berani menyebutnya bayi kita setelah membunuhnya? " Ucap Macau.

" Omong kosong apa ini Macau, mana mungkin Phi Kim melakukan itu, kau past- " ucap Porchay.

" Diam..!!, Kau tidak berhak ikut campur dalam masalah ini." Macau menatap tajam Porchay.

Porchay langsung terdiam saat Macau menatapnya dengan tajam seperti itu, ia baru pertama kali melihat Macau marah sampai seperti ini.

Macau menatap ke sekeliling, " ada apa ini Kim?, Kenapa tidak ada pesta atau perayaan disini?, Bukankah kau harus merayakan keberhasilan mu ini?."

" Bukankah dengan begini kau bisa dengan leluasa menikahi kekasihmu itu." Macau menunjuk Porchay.

" Bukankah kau sudah menunggu saat-saat ini,  'dimana Macau datang dan mengucapkan selamat untuk mu karena sudah bisa menikahi kekasihmu itu karena bayinya sudah tiada '..!!! " Air mata Macau mengalir saat ia mengatakan kalau anaknya sudah tiada.

Sedangkan Kim, ia hanya diam tanpa ada niatan untuk membalas semua ucapan Macau.

" Selamat...!! selamat Kim itu sudah terjadi. "

Macau mencoba untuk menghentikan air matanya, " kau luar biasa Kim, kau pernah mengatakan kalau kau akan selalu melindungi ku dan anakku, " Macau mencengkeram kerah kemeja yang dipakai oleh Kim.

" Lalu kenapa Kim, KENAPA KAU MEMBUNUH BAYI KU..?!!! "

" KENAPA KAU MENGIRIM KU KE PUSAT ABORSI SECARA PAKSA KIMHAN, KENAPA..?!!!! "

Regret  { KimMacau }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang