11.Selalu Saja Bertemu

82 12 11
                                    

"Jangan pernah sekali-sekali percaya sama ucapan manis cowok, ujungnya pasti bakal ketebak, karena itu semua cuma bullshit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah sekali-sekali percaya sama ucapan manis cowok, ujungnya pasti bakal ketebak, karena itu semua cuma bullshit."

-MAUREEN

∆∆∆

Hari ini adalah hari bahagia bagi Rayya, pasalnya gadis itu baru saja membeli beberapa jenis mainan di pasar malam, inner child nya terobati.

"Aaaaa gue mau beli pistol pistolan sama permen kapas bang!!"

Rayya menarik tangan abangnya yang sudah penuh dengan barang bawaan yang baru saja Rayya beli.

" Udah banyak nyet! Lu mau beli apalagi si ah. Nyesel gua ajak lu, melebihi Nevan sama Vanya lu ya... Bener-bener... "

Masih ingat dengan Reyvano David Algara? Kakak Rayya sekaligus anak tertua di keluarga Rayya.

Kepribadiannya yang ramah dan murah senyum membuatnya memiliki begitu banyak teman, belum lagi sifatnya yang sangat-sangat tengil dan kadang jahil. Jangan heran jika kadang Rayya seperti itu juga.

David panggilannya. Dibalik semua ke humorisannya, ia juga memiliki sifat tegas dan wibawa yang tak terbantahkan.

Oh iya, dia juga merupakan mahasiswa Harvard University. Satu fakultas dengan Aksara Zayn Elvano kakak Sean, bahkan mereka sekelas.

Omong-omong mengapa dia pulang ke Indonesia, jadwal liburanlah yang membuatnya pulang.

"Bodo ya bang, gue cuma mau beli dua jenis lagi masa ga lu bolehin?"

David menyerah, ia angkat tangan jika Rayya sudah mode bocil seperti ini. Lebih baik ia turuti daripada adik ajaibnya itu nangis sambil garuk-garuk aspal.

"Oke oke, lo beli , gua tunggu sini,"

"Okehhh."

David heran. Entah untuk apa Rayya membeli pistol-pistolan, memang ada-ada saja tingkahnya.

Ngomong-ngomong soal Nevan dan Vanya mengapa tidak ikut, itu karena mereka ada jadwal chek-up perawatan gigi mereka malam ini.

Jadi, David hanya mengajak Rayya yang tadinya sedang bengong dan mencabuti karpet bulu di ruang tamu.

"Udah kepala dua otewe dua puluh satu tahun, masih aja jomblo. Nasib nasib... Kan kalo ada ayang bisa ajak ayang."

"Ya itu karena abang pemilih," lontar Rayya yang baru saja datang membawa dua permen kapas besar dan pistol air mainan.

"Bukanya pemilih, tapi seleksi Ray..."

"Sama aja bang, padahal kalo lu mau pun, sepuluh cewek bisa aja lu gaet dalam sehari, lu nya aja terlalu pemilih. Masa iya, modelan kak Valerie lo tolak. "

Amitié ÈternelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang