🔊ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ ʏᴜᴋ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!
[𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐒𝐄𝐋𝐀𝐆𝐈 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]
✍️Bulrb:
Defdz, kependekan dari DefenderZen. Sekumpulan geng motor yang solidaritasnya tinggi,s elalu menjunjung norma-norma kesopanan, attitude serta peduli satu sama lain.
Dik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ga ada kata- kata hari ini. Adanya Zeline di hati, mwachh buat My Princess! 💋 "
-ARSEN
∆∆∆
Jessica masih menjulurkan tangannya, namun Rayya justru menatapnya heran.
"Dih, ga jelas lo! Ga penting banget ngeladenin orang kaya lo! Kemarin sahabat gue minta maaf tapi lo dengan songongnya pergi gitu aja. Udah, ayo Rayy, guys, kita pergi dari sini," ketus Maureen sambil memandang tajam Jessica, lantas ia menarik tangan Rayya untuk pergi menjauh.
"Temen gue ga level ya, kenalan sama lo, bitch!" sentak Elena sambil mendorong bahu Jessica.
Elena pergi sambil mengibaskan rambut, diikuti Zara yang tersenyum remeh serta Zeline dengan pandangan dinginnya.
"Heh lo-!" Alana dan Clara hendak mengejar, namun Jessica menahannya dengan gelengan dan tatapan yang tidak dapat dimengerti.
Jessica tersenyum devil. "They don't know who we are yet,"
"Rencana apa yang udah lo susun, Jessie?"
"I bakal ngebuat cewek so kecantikan itu hancur, because she dared to make my darling turn away,"khas dengan logat bulenya.
"Ga sekalian se geng gila-nya itu?" tanya Alena penuh kebencian.
"No, Alena. Urusan i sama Rayya, I don't give a f*ck sama temen- temen dia, kecuali mereka terus- terusan ikut campur, " tegas Jessica membuat kedua temannya bungkam.
Jessica tak selicik itu kepada semua orang. Dia memang bisa menjadi villain bagi siapapun, tapi hanya bagi orang yang berani mengusik kepemilikannya.
🌟🌟🌟
Setelah mereka berkutat dengan pelajaran di kelas, akhirnya waktu istirahat yang ditunggu- tunggu para murid datang juga.
Dengan langkah gontai, Rayya menginjakkan kakinya ke kantin. Entah mengapa bawaannya kesal terus, sepertinya gadis itu akan kedatangan tamu bulanannya.
"Zel, Rayy, Reen, mau pesen apa?" tanya Elena dan Zara bersamaan, mereka berdua yang biasa memesan.
Zeline mewakili, "Samain aja kaya biasanya,"
"Okei,"
Melihat Rayya yang sedang bertopang dagu sambil melamun, Zeline mencolek tipis lengan sahabatnya itu.
