21. Peringatan untuk Red Wolf

56 7 9
                                    

"Kalian tau ga, dua hal paling baik dalam mencintai seseorang? Em, hidup bersamanya hingga tua, atau mengikhlaskan dia bersama yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian tau ga, dua hal paling baik dalam mencintai seseorang? Em, hidup bersamanya hingga tua, atau mengikhlaskan dia bersama yang lain. Tapi, kalo gue sih ga setuju sama yang kedua ya, haha!"

-ZARA

∆∆∆

"Yoooow guys, liat siapa yang dateng!" sorak Edgar, anggota inti Red Wolf.

Mereka yang sedang bersantai di depan teras markas langsung berdiri siaga, melihat markasnya di kepung lawan.

Jumlah mereka saat ini tak sebanding dengan Defdz, hanya secuil saja.

" Haha, berani juga kalian kesini," remeh Gavin dengan berdecih.

Bryan, anggota inti, beserta kurang lebih 150 anggota Defdz tengah mengepung Angelic Demon, markas besar Red Wolf.

Arsen membuang puntung rokoknya, kemudian diinjaknya sampai hancur. "Heh kutu babi! yang seharusnya ngomong gitu kita, masih berani kalian nongolin diri di depan kita setelah kalian ngebuat kesalahan besar?!"

Gavin semakin tersenyum remeh. " Cih, ngapain ga berani? Lo kira kita pengecut?"

"Kesalahan besar? Bacot! Ketua lo yang lemah anj*ng!" sambung Gavin sambil meludah ke arah kiri.

Aaron yang sejak tadi santai menyimak sambil berselonjor di atas motornya tiba- tiba berdiri dan menghampiri Gavin penuh emosi.

"Apa tadi lo bilang, Vin? Ulangi!" sentak Aaron marah, tangan kanannya mencengkeram kerah jaket Gavin kasar.

Gavin membalas tatapan mata Aaron tak kalah tajam diselingi seringaian. " Ketua lo. Le-mah!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Aaron lepas kendali, amarahnya tak bisa ia tahan dengan baik.

"RON! UDAH RON SABAR!" lerai Ryan dan Arsen, mereka berdua langsung menahan Aaron yang dikuasai emosi yang membabi buta.

Adapun Edgar dan Raga, mereka berdua melindungi Gavin yang diserang tanpa aba- aba oleh Aaron.

"Emosi lo masih belum stabil, bro!" ucap Gavin tertawa sambil menyeka darah di bibirnya.

Aaron kembali mendekat ke arah Gavin dengan tatapan penuh kebencian, ia mendorong Gavin keras hanya dengan telunjuknya.

"Gue ga segan- segan nyakitin lo lebih dari ini, Gavin Xavier Abimanyu," tegas Aaron dengan penekanan di setiap kata- katanya, setelah itu, ia menepuk pipi Gavin dua kali.

Gavin bertepuk tangan mengejek. " Woow, tepuk tangan dong guys buat kesolidan anak Defdz! Wkwkwk!"

Bryan berdiri dari motornya, berjalan menghampiri Gavin dengan aura yang sangat tidak bersahabat.

Amitié ÈternelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang